"Rhea Ananta Pratama"
"Saya Pak!"
"Maju ke depan" Rhea berjalan menghampiri sang guru ekonomi baru nya.
"Cantik" bisik guru itu kepada Rhea
"Terimakasih Pak"
"Katanya guru-guru disini kamu itu anak rajin. Anak pinter. Bintang nya sekolah. Bener?"
"Iya tuh Pak, the best nya sekolah Rhea itu. Udah cantik, pinter lagi.. primadona nya SMA dia" Kata Vina. Rhea hanya tersenyum
"Kurang tau kalo itu saya Pak. Itu hanya pendapat guru-guru disini. Tidak tau kalo pendapat bapak" ucap Rhea santai tapi sopan
"Saya percaya sama semua itu" katanya hampir tak terdengar.
"Ehmm silahkan duduk kembali. Terimakasih Anant-?"
"Rhea saja Pak"
"Tapi saya lebih suka nama Ananta gimana dong?" Kata Pak Ilman manja
"Baiklah, tidak apa-apa jika bapak ingin memanggil saya demikian" kata Rhea sambil tersenyum. Pak Ilman membalas senyuman Rhea
"Manis"
Itu lah kata yang ada di benak Pak Ilman.
Rhea kembali duduk di meja nya. Pak Ilman pun ikutan duduk di bangku guru. Tempat duduk mereka bersebrangan karena memang Rhea duduk tepat di depan guru. Sehingga Pak Ilman bisa sering menatap wajah cantik Rhea.
Pelajaran ekonomi pun dimulai..
Rhea mengikuti pelajaran Pak Ilman dengan antusias. Apalagi dia sudah paham betul dengan semua materi² yang Pak Ilman jelaskan. Karena sebelum nya Arvan, kakak Rhea sudah mengajarkan semua nya. Perlu diketahui, bahwa Arvan adalah sarjana ekonomi. Dia sangat pandai dalam hal perekonomian. Maka dari itu, ia di percaya papa nya untuk memegang salah satu cabang perusahaan keluarga Pratama. Sedangkan Rhea, dia sangat pandai dalam matematika dan IPA, papa nya memberikan 2 pilihan untuk Rhea. Rhea melanjutkan study kedokteran setelah lulus SMA atau mengikuti jejak kakak nya memimpin salah satu cabang perusahaan keluarga Pratama. Ya, Keluarga Rhea adalah keluarga kaya. Perusahaan yang dipimpin oleh papa nya sangat besar dan memiliki beberapa cabang di kota-kota sekitarnya. Papa Rhea merupakan pewaris tunggal. Ia anak satu-satunya Ilham Pratama, kakek Rhea.
"Ananta, silahkan kamu kerjakan soal ini" tunjuk Pak Ilman.
"Baik Pak" Rhea maju ke depan dan mengerjakan semua soal dengan baik. Pak Ilman kagum dengan jawaban Rhea. Baru saja materi ini ia sampaikan, Rhea sudah menguasai nya. Saat Rhea hendak kembali ke tempat duduk nya Pak Ilman mencegahnya
"Ehmm.. Ananta sekalian kamu jelaskan semua jawaban kamu agar teman-teman kamu mengerti" Rhea hanya tersenyum. Lalu menjelaskan dengan detail semua jawaban nya.
"Baik, sampai disini apakah ada yang kurang faham?"ucap Rhea setelah menjelaskan materi itu.
"Jika diam maka saya anggap mengerti semua" kata Pak Ilman. Lalu ia menghampiri Rhea.
"Silahkan duduk kembali Ananta. Terimakasih" Rhea kembali duduk.
"Terimakasih untuk jawaban dan penjelasan nya Ananta, jawaban dan penjelasan kamu tadi sangat bagus, kamu tidak pantas jadi murid, tapi pantasnya jadi guru" kata Pak Ilman sembari tersenyum. Rhea tersenyum
"Ciee baru juga masuk ngajar di kelas ini, udah Deket aja sama kamu Rhe" kata Fani, teman sebangku Rhea.
"Apaan sih" ucap Rhea
"Baiklah jam pelajaran ekonomi masih tinggal 10 menit lagi, tapi materi sudah kalian fahami, maka kalian boleh beristirahat lebih dulu daripada kelas lain"ucap Pak Ilman. Semua siswa bersorak gembira. Mereka keluar berhamburan menuju kantin.
"Rhea, Ayo cepetan!" Ucap Intan pelan karena masih ada Pak Ilman di depan Rhea.
"Bentar, Ntan. Aku masih ngerapihin buku-buku ku"
"Ananta..."panggil pak Ilman. Rhea mendongakkan kepala nya.
"Iya, Pak. Ada apa?"
"Tolong bawakan buku ini ke ruangan saya"
"Sama Intan ya Pak. Ntan ayo" ajak Rhea
"Saya minta kamu yang bawakan bukan Intan!"tegas Pak Ilman
"Baiklah" ucap Rhea pasrah
"Ntan, maaf ya, aku naruh buku-buku ini ke ruangan nya Pak Ilman dulu ya"
"Gpp, aku tunggu disini ya Rhe" Rhea mengangguk.
"Ananta cepetan!" Rhea bergegas menyusul Pak Ilman.
"Anantaa.."
"Iya, Pak?"
"Senang saya bisa ketemu sama kamu"
"Kenapa Pak?"
"Kamu baik, cantik, pandai. Saya sangat kagum melihat mu. Tapi satu hal yang sangat disayangkan"
"Apa itu Pak?"
"Kamu sudah ad-"
"Pak Ilmannn!!"panggil Pak kepala sekolah
"Iya pak?"
"Kita temui kepala sekolah dulu ya" kata Pak Ilman pada Rhea. Pak Ilman berjalan menuju kepala sekolah. Rhea mengikuti nya.
"Rere, apakah kamu tidak beristirahat seperti teman-teman mu yang lain?"tanya kepala sekolah kepada Rhea. Pak Ilman yang mendengar panggilan 'Rere' dari kepala sekolah untuk Rhea pun menjadi terkejut
"Iya, Pak. Ini saya masih harus ikut Pak Ilman ke ruangan nya untuk menaruh buku-buku ini" kata Rhea sambil tersenyum.
"Oh, gitu. Baiklah"
"Pak Ilman, bagaimana hari pertama ngajar nya? Apakah Pak Ilman suka dengan siswa-siswi disini?"
"Sangat suka Pak! Apalagi dengan Ananta. Dia sangat pandai! Baru saja saya menerangkan materi, dia langsung paham dan mengerjakan semua soal dengan sangat baik!"
"Benarkah? Keponakan saya yang satu ini memang pandai, Pak. Karena itu lah dia menjadi bintang sekolah kita. Iya kan, Re" Rhea tersenyum. Sementara Pak Ilman terkejut dengan sebutan 'keponakan' dari Pak Surya.
"Ananta keponakan nya Pak Surya? Pantesan tadi Pak Surya manggil Ananta Rere, bukan Rhea"batin Pak Ilman.
"Ananta keponakan nya Pak Surya?"tanya Pak Ilman
"Ayah Rere adalah sahabat baik saya, saya sudah menganggap beliau saudara saya sendiri. Maka dari itu, Rere juga saya anggap keponakan saya sendiri. Iya kan, Re"
"Ehmm iya"
"Oh begitu, baiklah Pak, saya mau permisi ke ruangan saya dulu. Kasihan Ananta bawa buku-buku ini lama-lama"
"Sebentar Re, om titip ini ya buat papa kamu" Pak Surya memberikan sebuah bingkisan kecil dan amplop coklat kepada Rhea. Memang awalnya Pak Surya ingin mendatangi kelas Rhea tapi saat melihat Pak Ilman dengan Rhea jadi ia memanggil pak Ilman dan memberikan bingkisan itu kepada Rhea saat itu.
"Ehmm, kenapa tidak langsung diberikan ke papa saja Pak?"
"Om nggk sempat Re. Om Banyak urusan. Nanti begitu urusan Om sudah selesai Om akan lebih sering kerumah mu lagi untuk menemui papa mu. Sekarang Om titip in kamu dulu ya, Rere cantik"
"Baik, Pak. Nanti Rere berikan ini ke papa" Pak Surya tersenyum
"Ayo An, permisi Pak" pamit Pak Ilman
"Iya.. iya, silahkan" Rhea menyalimi tangan Pak Surya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Love
Teen FictionSeorang remaja SMA yang memiliki sifat pendiam membuat semua cowok di sekolah nya berlomba-lomba untuk mendekati nya. namun, sejak ia naik ke kelas 11, kelas dimana ia bertemu dengan seorang pria paruh baya yang tak lain adalah guru ekonomi nya yang...