Never Ended Feeling

904 130 46
                                    

Still, in collaboration with @JiiKeiha

.
.
.

Sepasang kaki bersepatu hitam mendarat tepat di atas sebuah dahan pohon yang tinggi.

Lompatannya yang kesekian setelah cukup lama ia memotong jarak antara dirinya dan sebuah gerbang desa yang amat dikenalnya.

Angin desa itu bahkan berbaik hati menyapanya lewat daun-daun kering yang berhamburan di depan matanya.

Seperti de ja vu.

Sudah berapa lama kah kiranya?

Sasuke meraba dada kirinya. Dari balik jubah hitamnya Sasuke masih bisa merasakan gelenyar nyeri yang perlahan menjalar.

Sial!

Sasuke memaki dirinya sendiri atas ketidakberdayaannya mengendalikan hati. Tak peduli sudah berapa lama waktu berlalu, perasaannya ternyata masih saja bermuara pada sosok yang sama.

Omong kosong segala kata-kata yang ia dawamkan sepanjang jalan ketika kepergiannya.

Bahwa ia bisa bahagia hanya dengan mengetahui ada seseorang yang berdiri disamping gadis yang dicintainya.

Seringai sumir muncul dari wajahnya yang kini menunduk menekuri permukaan tanah yang tak yakin ia ingin menginjakkan kaki, Sasuke akhirnya memutuskan untuk tetap di tempat.

Ia hanya perlu mengubah posisinya dengan mendudukkan diri pada lengan si pohon gingko tua.

Memerhatikan sebuah bangunan cukup besar yang terletak tak cukup jauh dari tempatnya. Sasuke memejam, merasakan kehangatan dari bangunan yang sejak tadi ia perhatikan.

Ketika irish kelamnya terlihat, Sasuke mendecih, merutuki nasib yang menurutnya menyedihkan. Ia benci pada kesialannya sebagai seorang Uchiha, benci mengakui bahwa dalam penderitaannya yang panjang dan melelahkan, ia masih saja merasa tak punya tempat nyamannya untuk pulang, benci mengakui bahwa bangunan bertingkat dua itu benar-benar ia inginkan untuk bisa ia sebut sebagai rumah.

Rumahnya, bukan rumah sahabatnya, Uzumaki Naruto.

Namun detik berikutnya kebencian itu luntur tatkala Sasuke merasa hatinya menghangat kala telinganya mengenali suara lembut yang masih tetap lembut meski sedang marah sekalipun, tanpa sadar Sasuke tersenyum tipis, sangat tipis hingga malaikat pun tak menyadari senyumannya.

Entah apa yang membuatnya memutuskan untuk meninggalkan dahan pohon, dan berdiri di depan pintu besar bercat coklat kombinasi dan mengetuknya pelan.

"Jadi akhirnya kau memutuskan untuk pulang!"

Sasuke dengan sigap langsung menangkap pukulan anak kecil yang tertuju tepat di depannya.

Anak itu mengeram marah.

Sasuke merasa familier dengan rupa si anak.

"Boruto-kun!"

Sasuke melihat wanita itu berlari tergopoh mengejar si anak sampai ke depan pintu, dan detik berikutnya ia melihat tubuh si wanita mendadak bagai manekin, kaku.

Terbata suara lembut itu menyapa telinganya lagi.

"A-apakah itu benar kamu, Sasuke-kun?"

Dada Sasuke bergemuruh, meski begitu gen Uchiha-nya takkan membiarkan sosok Sasuke yang sedang salah tingkah terlihat.

"Apa Naruto ada di sini?"

Pertanyaan bodoh! Tentu saja, ia tahu di mana Naruto berada. Tidak sulit bagi seorang ninja sensori sepertinya mendeteksi keberadaan siapa saja, apalagi sahabatnya sendiri.

Sasuke hanya ingin saat ia kembali, wanita di depannya lah yang pertama kali ia lihat. Itu saja.

"Argh!"

Sasuke melepas cengkraman tangannya pada tangan Boruto yang berontak seraya memandanginya lekat.

"Ah, aku rasa Naruto-kun masih di hokage tower."

"Hn."

Wanita itu baik-baik saja, Sasuke bisa melihatnya.

Sebut saja ia jahat, karena ia benci untuk menghadapi kenyataan jika wanita itu, Hinata-nya baik-baik saja dalam menjalani pernikahan bersama sahabatnya.

Sasuke menertawai dirinya dalam hati.

Hinata-nya, huh?

"Sasuke-kun?"

Suara Hinata saat memanggilnya terdengar bagai dinamika pianissimo dikedua telinga Sasuke, efeknya luar biasa, tak tertahankan hingga membuat rasa rindu yang selama ini ia tahan hampir membuncah keluar. Oleh karenanya, Sasuke memutuskan berbalik pergi sebelum ia bertindak bodoh untuk memeluk wanita yang masih saja terlihat sama, bahkan mungkin lebih muda karena potongan rambut pendeknya.

"Aku harus menghajar pria tua itu!"

Langkah Sasuke tertahan.

"Boruto, tunggu!"

Dengan sigap ia menangkap Boruto, memegang ujung kerah pakaian yang anak itu kenakan.

"Sebaiknya kau dengarkan Haha-ue mu."

"Argh... lepaskan aku!"

"Beliau memintamu menunggu, bukan?"

"Cih! Urus saja urusanmu sendiri."

Boruto berontak berusaha melepaskan diri dari Sasuke. Hinata mendekati keduanya, membelai sayang puncak kepala Boruto yang tertutup rambut serupa ayahnya. Kalimat nasihat mulai mengalir lembut dari mulut Hinata.

Sasuke melihat Boruto menunduk.

Jarak ketiganya begitu dekat, bahkan jika ada orang yang melihat pasti akan menyangka mereka adalah pasangan yang sedang menasehati anak mereka.

Angin dingin yang menerpa wajah Sasuke seperti menampar hingga akhirnya membuat pria itu tersadar. Sasuke mundur selangkah, dua langkah dan memutuskan berbalik pergi tanpa sepatah kata.

'Selamat tinggal Hinata,' bisiknya dalam dada.

Atensi Hinata teralihkan saat lagi-lagi ia merasa seperti mendengar suara lirih menyebut namanya. Namun saat itu yang Hinata lihat hanya punggung Sasuke yang berjalan semakin menjauh, dan hilang saat keluar dari pagar rumahnya.

"Sasuke-kun."

Hampa itu datang lagi.

Hampa yang ia rasakan pertama kali sesaat sebelum upacara pernikahannya. Hinata membasahi tenggorokannya, mencoba untuk mengenyahkan perasaan yang membuat hatinya merasa tidak nyaman.

"Kita masuk, Boruto-kun."

Boruto akhirnya mengangguk patuh pada ibunya.

...

Sasuke tak pergi, belum. Ia memilih menyandarkan punggung di dinding pagar tinggi menjulang yang membatasi rumah itu dari dunia luar. Kedua matanya terpejam erat. Dari sana ia masih bisa merasakan keberadaan Hinata, tak apa, ini sangat cukup untuk mengikis rindunya.

'Sasuke-kun.'

Lembut suara itu masih terngiang. Suara yang mampu mengisi kekosongan hati Sasuke.

Bertahun lamanya Sasuke menyadari jika kerinduan yang selama ini ia bawa belum sepenuhnya menghilang, kerinduan itu kembali menghadirkan perasaan lain yang sempat ia pendam, namun pertemuan singkat tadi membuatnya paham, jika hatinya masih saja tertawan.

"Hinata."

Fin

Btw... Happy birthday my dearest chara... Sasuke-kun 💝

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Silent FarewellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang