01. The Nerd With Glasses

216 47 20
                                    

This story just a fiction
.
.
*read until end to more info 'bout another book in this account
.
.
Happy reading~
.
.

Aku Yuuki. Nama itu memiliki arti keberanian. Berharap aku menjadi orang yang pemberani, mungkin itulah yang dipikirkan oleh orang yang memberikan nama ini. Dan seperti harapannya aku tumbuh menjadi orang yang seperti itu.

Saat ini aku adalah pemimpin dari gangster jalanan. Seluruh gangster di wilayah ini adalah anak buahku. Mungkin kami terlihat seperti Yakuza? Tapi aku tidak mau mengatakannya begitu. Jangan samakan kelompokku dengan orang-orang bejat itu. Yakuza adalah musuh utama kami. Mereka memanggilku 'Yang Tak Terlihat' Bos Yuu.

"Yuu! Ayo berpencar!" Seorang pria tampan yang memiliki suara lembut. Kadang suaranya itu tidak seirama dengan badannya yang berbentuk. Cih, badannya yang bagus itu sungguh membuatku iri. Yoon Jaehyuk.

"Oke! Jae kau pergilah ke kanan, Damie kau ke kiri, mengerti?!"

"Ya!" Kedua orang itu langsung berpencar sesuai perintahku. Aku berhenti berlari dan berbalik menatap segerombol pria dengan pakaian serba hitam yang sedari tadi terus mengejar kami.

Aku mengangkat kedua tanganku ke atas kepala dan membentuk sepasang tanduk. Aku menjulurkan lidah mengejek mereka.

"Cih, bocah itu mengejek kita?!" Umpat salah seorang dari mereka. "Tangkap dia!"

"Ketua, bagaimana dengan temannya yang berpencar?"

"Bodoh! Biarkan saja mereka dan fokus mengejar anak itu. Dia bos nya."

Aku tersenyum puas ketika menyadari perhatian mereka sudah teralihkan padaku. Ya ini baik, setidaknya Jaehyuk dan Yedam berhasil kembali ke markas sekarang. Aku lari lagi. Permainan kucing mengejar tikus ini baru saja dimulai.

Mereka tidak akan pernah bisa menangkap ku. Aku bisa mengatakan itu dengan lantang karena memang di sini adalah wilayahku. Aku yang paling tau bentuk dan tata letak wilayah ini dan aku tau semua jalan tikus yang bisa di lalui untuk menghindari para kucing Yakuza itu. Seharusnya begitu, tapi ...

Brak!

"Aw!" Itu sakit ketika pantatku mencium batu jalan. Di depanku seorang anak sekolahan (?) merintih dengan gaya yang sama. Anak itu menggerutu ketika melihat plastik yang dia bawa.

Mengapa ada seseorang di jalan ini? Seharusnya jalan ini hanya diketahui oleh aku dan teman-temanku.

'Yah itu bukan urusanku juga, aku harus segera pergi dari sini.'

Aku hendak kembali berlari ketika anak itu menahan lenganku. "Kau harus bertanggung jawab!" Aku memasang wajah 'apa katamu?'ku, namun anak itu tidak bereaksi.

Hei seharusnya kau takut!

"Aku tidak ada urusan denganmu!" Aku harus buru-buru sebelum para pengejar itu datang. Mereka bisa melihatku jika aku tidak segera bersembunyi.

Aku menarik tanganku yang dipegang anak itu. Tidak ada gunanya menanggapi anak culun seperti dia. Lihatlah kacamata bulat besarnya itu. "Bersekolah lah dengan baik dan jangan mengecewakan orang tuamu, nak." Yah, sedikit kalimat bijak akan terdengar bagus bukan?

"Orang tuaku akan kecewa," aku berbalik saat mendengarnya. Apa yang anak ini bicarakan. "Kue ini, aku membelinya untuk ibuku yang sedang sakit."

Hah? Kue?

Aku melirik kantong yang ia bawa. Jangan katakan padaku?! Sial!

"Sekarang hancur dan ibu pasti akan kecewa." Anak ini, apa-apaan dengan wajahnya itu? Itu seperti dia mengatakan 'Kueku hancur dan ini semua salahmu. Ibuku akan kecewa padaku karenamu.'

Bos Gang & Anak YakuzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang