06

10.1K 976 277
                                    

Park Jihye duduk di atas ranjang. Mengenakan kemeja kebesaran milik Jungkook yang terlipat rapi di dalam lemari pakaiannya.

Sudah selama satu minggu ini ia dan Jungkook tidak bertemu karena pria itu liburan bersama istri dan anaknya di luar negeri.

Sebenarnya, ini bisa menjadi keberuntungan bagi Jihye sebab ia tak perlu membuka lebar pahanya, atau menangis dalam diam karena terlalu mencintai pria itu tapi tak bisa dimiliki.

Jihye tahu semuanya salah. Akan tetapi, Jungkook pun tidak akan membiarkannya pergi kecuali pria itu telah bosan dengan Jihye.

Lagipula, Jihye telah jatuh cinta. Jatuh cinta pada orang yang salah.

Selama ditinggal oleh Jungkook, Jihye tentu tidak dapat berkeliaran dengan bebas. Ada Namjoon yang selalu mengawasinya dan mengantar ke mana pun Jihye pergi.

Namun, bukan hanya Namjoon. Ada pula Kim Taehyung yang baik yang selalu menemani Jihye agar gadis itu tidak bosan.

"Ada apa, Sweety?"

Jihye mengerjapkan matanya. Keduanya duduk di sofa ruang tengah apartemen. Menyantap ramen yang Kim Taehyung buat sembari menonton televisi.

"Ahjussi jadi membantuku?"

Taehyung mengernyit bingung. "Membantu? Membantu apa?" tanyanya.

Mengembuskan napas dalam, Jihye kemudian menelan saliva berat. "Lepas dari Jungkook Oppa," jawab Jihye.

Taehyung mendengus. "Berhenti memanggilnya dengan tambahan 'oppa'. Dia sudah tua! Dia hampir seumuranku! Kenapa kau tidak memanggilku 'oppa' juga?!"

Jihye lekas menunjukkan cengirannya. "Karena Ahjussi mukanya lebih tua daripada Jungkook Oppa." Taehyung memutar bola matanya. "Bagaimana?" Ahjussi mau membantuku?"

"Tergantung."

Jihye kini yang mengernyit. Wajah lucunya membuat Taehyung tertegun dan buru-buru membuang pandangan ke arah lain.

"Tergantung?" tanya Jihye. "Ahjussi minta bayaran? Uang yang Jungkook Oppa transfer ke rekeningku akan aku belikan rumah baru. Kalau begitu, tidak jadi saja, deh."

Berdecak jengkel, Taehyung kemudian menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan membantumu, Anak Nakal. Tapi ada satu syarat."

"Apa itu?!" tanya Jihye penasaran.

"Cium pipiku." Taehyung menepuk pipinya sendiri.

Sementara itu, Jihye menatap Taehyung dengan ragu. Tapi Jihye juga ingin mencoba lepas dari Jungkook agar ia tidak terus-menerus sakit hati dan merasa bersalah kepada istri serta anak Jungkook.

Dengan perlahan, Jihye mengecup pipi Taehyung. Semuanya terjadi begitu cepat hingga Jihye membelalakkan mata dan memegangi bibirnya.

Taehyung mendadak menoleh sehingga bibir mereka saling mengecup. "A-Ahjussi ..."

"Ayo, aku keluarkan kau dari sini sekarang juga," ucap Taehyung.

Tangan Taehyung meraih pergelangan tangan Jihye. Membawa gadis itu untuk segera pergi dari apartemen dan membebaskan Jihye.

Namun, saat mereka berbalik, Jeon Jungkook rupanya sudah berdiri di sana dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

"Kau kupecat, Kim." Jihye terkejut mendengarnya—juga takut dengan Jungkook yang tiba-tiba muncul tanpa suara.

Sementara Taehyung terlihat biasa saja ketika Jungkook memecatnya.

"Baiklah," katanya. "Aku pergi." Taehyung berjalan dengan sangat santai melewati Jungkook.

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang