3 ; holding on; overcome it with you

2.9K 350 47
                                    

Selain beban tanggung jawabnya selaku Alpha, Jake juga tersiksa karena rut.

Rut tidak biasanya menyakitkan bagi seorang Alpha, mungkin hanya terasa tidak nyaman dan membuat orang yang mengalaminya terpaksa dikurung dalam kamar mereka sendiri selama lima hari sebagai bentuk antisipasi dari nafsu mereka yang bergejolak. Seharusnya begitu.

Akan tetapi, mengingat Jake adalah seorang Alpha pekerja keras yang menghabiskan hampir lima belas jam dalam sehari hanya untuk melatih fisik dan taktiknya, tubuhnya beradaptasi dengan buruk. Jikalau Alpha lain hanya menginginkan untuk dipuaskan seluruh napsunya dan beristirahat penuh, Jake harus melalui malam panas penuh hasrat sekaligus merasakan seluruh otot dan tulangnya seakan dibakar oleh api--pedih dan tidak ada yang bisa mendinginkannya sampai pagi menjelang.

Hal menyiksa itu semakin terasa seperti kutukan ketika dia mulai mengenal harum Heeseung dalam memori alam bawah sadarnya.

Di tengah rut-nya yang panjang ini, Jake meringkuk di dalam kamarnya. Malu mengakui, tetapi dia harus mencari cara untuk melampiaskan hawa napsunya saat ini. Telah diberikan larangan untuknya menelan obat penekan rut karena itu dapat merusak siklus tubuhnya--yang telah dibina sesempurna mungkin hingga bisa jadi pemimpin hebat di masa depan.

Peluhnya banjir sedari pikirannya mengawang ke harum stroberi yang secara samar tercium. Ingatan sialan. Jake mendengus samar di tengah-tengah rasa sakitnya--berperang melawan hasrat minta dipuaskan khas Alpha-nya yang sedari kemarin memaksa agar ia mendobrak pintu kamarnya sendiri begitu ingatan tentang feromon stroberi yang secara spesifik berasal dari seorang Omega terendus di hidungnya.

Endusan semu, tidak ada apa-apa yang tercium pada kenyataannya. Tidak ada Heeseung. Heeseung sudah kembali ke pack-nya sebulan lalu; banyak drama terjadi yang berujung dengan pakta tertulis mengenai Omega tangguh tersebut. Orang tuanya mengurungnya di loteng rumah, rut-nya yang kali ini lebih parah daripada yang sebelumnya.

Jake baru akan memaksakan dirinya untuk memejamkan mata--benar-benar merasakan kewalahan dengan dirinya sendiri sehingga solusi terbaik adalah tertidur sepanjang waktu--ketika ia bisa merasakan ada seseorang melangkah ke arah kamarnya.

Kepala Jake pusing seakan dipenuhi berkabut, inderanya tidak setajam biasanya dan ia merasa pusing. Suara langkah itu semakin terdengar, kemungkinan besar suara itu ditimbulkan oleh ibunya yang hendak menaruh camilan makan malam di depan pintu kamarnya atau ayahnya yang berusaha berkomunikasi dengannya dalam pembicaraan antar Alpha.

"J-Jake?"

Aroma stroberi. Seluruh rambut halus di tubuh Jake langsung tegak berdiri.

"Heeseung?!"

Tidak ada jawaban. Di tengah keheningan yang terasa mencekam, Jake bisa mendengar bunyi 'klik' pelan dari pintu kamarnya.

Terbuka. Pintu kamarnya dibuka.

Di luar kesadaran Jake, insting Alpha yang tengah rut langsung mengambil alih dirinya--terlebih ketika harum stroberi itu semakin menyeruak masuk ke indera penciumannya.

.

.

.

Jake mengelus dengan lembut surai gelap yang tengah bersandar di bawah dagunya.

"Jika dipikir-pikir lagi, apa yang kau lakukan malam itu sangatlah nekat." Jake membuka suara. Suhu malam ini tidak sehangat kemarin, tanda bahwa musim gugur semakin dekat dalam genggaman. "Menyerahkan diri ke seorang Alpha yang tengah rut? Not a smart move."

Ada suara rengutan terdengar. Rengutan protes yang tidak terima atas pernyataan Jake.

"Sudah bagus aku datang menghampirimu malam itu setelah mendengar dari Jungwon dan teman terdekatmu, Sunghoon, bahwa rut-mu selalu membahayakan seisi pack." Nada sedikit arogan bisa Jake dengar. "Bisakah kau menahan diri? Semua Alpha lebih memilih menggunakan kemaluan mereka untuk berpikir!"

no breathing ; jakeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang