Suara gemuruh petir terdengar saling bersautan, awan gelap di malam hari tampak semakin terlihat jelas. Kilatan dari petir tergambar jelas di atas langit hitam hingga membentuk ukiran yang indah, namun suaranya sangat dibenci oleh banyak orang.
Ketika gemuruh itu muncul kembali bersama dengan kilatan, suara tangis dari anak bayi terdengar. Suaranya seketika menggema hingga ke seluruh ruangan, membuat benda-benda yang ada di salah satu ruangan rumah sakit itu bergetar.
Seorang wanita yang menggendong anak bayi itu melihat sekitarnya dengan wajah panik. Dengan cepat, ia segera menepuk-nepuk bayi itu sambil mengatakan kata agar bayi itu terdiam.
"Diamlah, sayang," ucapnya penuh kelembutan.
Alih-alih terdiam, tangisan bayi itu semakin keras, bahkan hingga mata sebelah kirinya memancarkan kilatan warna hijau. Sang ibu yang menyadari itu semakin khawatir, benda-benda di sekitarnya semakin bergerak tak beraturan.
"Tunggu apa lagi? Cepat letakkan!"
Suara ketus itu membuat wanita itu menoleh, lalu menggeleng dengan raut wajah memohon. Dia tertegun begitu melihat pria yang sebelumnya berdiri dekat jendela menghampirinya dengan amarah. Bersamaan dengan itu, gemuruh serta kilatan muncul kembali, membuat anak bayi kembali menangis hingga membuat barang-barang yang ada terjatuh dan akhirnya pecah.
"Letakkan, Varnez!!!"
Mendengar seruan itu, Varnez semakin mendekap bayi itu erat. Ia menggeleng kuat. "Dia tidak bersalah, bayi ini tidak bersalah!"
Merasa jengkel, lantas pria itu mengambil paksa makhluk kecil itu. Varnez berusaha memberontak dan mempertahan bayinya, namun usahanya tetap sia-sia karena tenaga pria yang merupakan suaminya itu lebih kuat. Jelas, pria itu adalah bagian dari Darkwinx, sedangkan Varnez hanya seorang wanita Skywinx yang tubuhnya masih dalam pemulihan.
Clarix memandang bayi itu sebentar. Kali ini, tangisan bayi itu reda kala mata mereka bertemu. Kilatan hijau dari mata sebelah kiri anak itu kembali muncul. Varnez menyadari hal itu, dia terlihat terkejut, berniat mengambil kembali bayinya. Namun ia kalah cepat, Clarix lebih dulu menghilang dari pandangannya. Entah ke mana, yang pasti Clarix bertujuan untuk meletakkan bayinya di suatu tempat.
Varnez mencengkeram kuat rambutnya sambil menggeleng. "Tidak, bayiku, kau tidak bisa mengambilnya!!!" teriaknya.
Hati Varnez merasa sesak, tapi juga merasa khawatir. Tak lama, Clarix kembali muncul di hadapannya, dia langsung menarik tangan Varnez menuju jendela secara kasar.
"Ke mana kau meletakkannya?!"
Clarix diam, ia tetap mencengkram kuat lengan Varnez. Tidak menjawab pertanyaan Varnez adalah keputusan yang bagus menurutnya untuk tidak mengundang pertanyaan lain. Kini mereka berdiri berhadapan, mata Clarix menatap tajam Varnez yang kini sembab.
Clarix memegang kedua bahu Varnez, dia menatap Varnez lekat.
"Dengarkan aku, kau cepat kembali ke Hopewinx, dan aku akan ke kastil Darkwinx. Aku akan menemuimu tiga hari lagi, mengerti?" tekannya sambil mengusap bulir-bulir air mata sang istri.
Varnez sejenak terdiam, air matanya terus mengalir. Dadanya begitu sesak. Namun pada akhirnya, ia mengangguk.
"Apa dia aman?" lirih Varnez.
Lagi, sejujurnya Clarix muak mendengar ke khawatiran Varnez, tapi mau bagaimana lagi, ini rasa khawatir murni dari sosok yang melahirkan anak itu. Clarix menarik napasnya, lalu mengangguk.
"Kau tenang saja, dia aman."
Jawaban itu membuat Varnez sedikit lega, tapi tetap saja, pikirannya masih tertuju pada anak itu. Ramalan sialan! Jika saja tidak ada ramalan itu, mungkin ia tak perlu mengorbankan anaknya.
Varnez tertegun, dia melangkah maju mendekati jendela. Sejenak matanya memandangi langit yang gelap yang dipenuhi gemuruh petir itu, sampai akhirnya ia memejamkan matanya. Wanita itu perlahan berubah menjadi butiran-butiran putih yang berkilauan menuju langit. Varnez telah pergi, ia menuruti apa yang Clarix perintah.
Setelah meratapi istrinya pergi, Clarix menyempatkan waktu untuk menoleh ke belakang. Bohong jika ia tidak khawatir pada bayi laki-lakinya itu, mana ada seorang ayah yang tega meninggalkan anaknya sendirian di sebuah ruangan dalam keadaan tersenyum.
Kini, giliran Clarix yang berubah menjadi sekumpulan butiran hitam yang berkilauan menuju langit. Namun sebelum itu, ia sempat mengucapkan sesuatu. Suatu kalimat berupa harapan.
*****
Halo, aku ucapkan selamat datang di lapak SAKARA. Well, sebenernya mau up lapak ini setelah Moonglade dan BBTG tamat, tapi akhirnya aku memutuskan untuk update sekarang.
Kali ini aku pakai visual Beomgyu, but if you want to change it, it's okay. Imajinasiin visualnya sesuai imajinasi kalian aja^^
Jangan lupa tinggalkan jejak ya, kawand. Jujur, vote sama komen kalian sangat mood banget!
*Gif's from pinterest
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKARA
FantasyPercaya akan mitologi? Sebagian besar orang mungkin tidak percaya, tapi sebagian kecilnya percaya. Apa taruhanmu jika mitologi yang diceritakan itu memang ada? Berani mempertaruhkan nyawamu? Tenang saja, dia tidak akan menerkammu. Perkenalkan, dia...