2. Lapangan Bola

84 15 1
                                    

Ini chapter flashback, ya. Happy reading!

Roseannne mendecak kesal melihat gebetannya, Ezra yang sedang mengantri membeli tiket. Matanya menyorot sinis menampakkan kekesalannya kemudia ia memukul pelan dasbor mobil Ezra.

Ezra kemudian datang ke dalam mobil.

"Roseanne, ini gue udah dapet tiketnya. Yuk, masuk! Udah mau mulai, sih tapi gue mau ketemu coachnya dulu." Kata Ezra

"Gue ikut!" Roseanne buru-buru mengikuti Ezra.

Seharusnya hari ini jadi hari paling membahagiakan buat Roseanne. Rose dan Ezra sudah pdkt selama 4 bulan. Malam ini, Ezra mengajak Roseanne makan malam bersama. Namun, ternyata restoran yang dituju penuh dan tidak ada waiting list. Bisa kalian bayangkan Roseanne sudah berdandan secantik apa? Akhirnya, Ezra mengganti rencana menjadi menonton pertandingan sepak bola antara klub bola kenamaan Kota Jakarta, Persija dan klub bola kenamaan Kota tetangga.

Roseanne sudah menolak dan meminta diantarkan pulang saja tapi Ezra bilang ingin menghabiskan waktu dengan Roseanne.

"Hei, Bang Andi! Apa kabar? Makin keren aja, nih!" sapa Ezra setelah mereka sampai di ruang tunggu pemain.

Coach Andi melirik ke arah Roseanne yang berada di samping Ezra, "wih, siapa, nih? Bini?" tanya Coach Andi.

"Bini pala lu gua gilas!" batin Roseanne kesal dalam hati.

"Hahaha...bukan. Doain aja, Bang!" sahut Ezra.

Roseanne hanya memutarkan kedua bola matanya.

"Kok ngaret, Bang? Harusnya tiup peluit lima belas menit yang lalu, kan? Itu pemain udah pada lesu aja." tanya Ezra.

"Iya, Zra. Cuma ini, loh, gak ada tim medis di tim gue. Ntar kalo ada apa-apa gimana." jawab Coach Andi.

"Medis? Wah, kebetulan banget, nih Bang! Nih Roseanne dokter, nih. Bisalah, ya?" cerocos Ezra.

Roseanne terperajat dengan ucapan Ezra.

"Beneran? Boleh banget. Mau, ya bantuin tim kita? Nanti dikasih honor, kok!" pinta Coach Andi.

"Saya masih koas, belum resmi dokter." jawab Roseanne.

"Tolongin, deh, ya Roseanne. Kasian itu tim mau tanding." Ezra memelas.

Sebenarnya Roseanne mau-mau saja disuruh menjadi tim medis tapi ada satu masalah yang mengganggunya dan ia masih berpikir mencari jalan keluarnya.

"Hhh..iya. Yaudah saya bantuin."

"Yaudah, yuk langsung aja keluar. Tas P3Knya udah ada di sana." ajak Coach Andi.

"Lo kemana?" tanya Roseanne ke Ezra.

"Gue di tribun, ya. Gue, kan udah beli tiket. Sayang, mubazir." jawab Ezra sambil melambaikan tiketnya.

"Bang, gue titip Roseanne, ya. Jangan diapa-apain!" kata Ezra.

"Woy siapa juga yang mau diapa-apain?" Roseanne mengamuk.

"Dah sana! Hus! Hus! Ntar lo masuk TV, Roseanne!!" usir Ezra.

"Mari, Mbak Roseanne." kata Coach Andi.

Roseanne mengikuti arah jalan Coach Andi. Coach Andi bertubuh gempal dan sepertinya berusia 40-an.

Roseann sampai di tempat tunggu pemain cadangan yang biasa terletak di pinggir lapangan bola. Roseanne mendecak kagum, betapa luasnya lapangan bola.

"Mas Geo, minta wasit mulai aja. Ini medisnya udah ada." kata Coach Andi ke seseorang yang sedang sibuk memainkan handphonenya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

White HorseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang