; prolog

41 5 1
                                    


Di salah satu ruangan vip rumah sakit, seorang pria paruh baya sibuk membungkuk dan meminta maaf pada seorang wanita yang sedari tadi hanya bisa menangis.

Tak lupa buah tangan serta buket bunga untuk memberi kesan baik pada salah satu korban kekesalan putri nya hari ini.

Ya, gadis yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit itu adalah gadis SMA yang jadi sasaran Zilea saat gadis itu sedang kesal. Berakhir babak belur, dan masuk rumah sakit.

"Sekali lagi saya meminta maaf sebesar-besarnya atas nama putriku, dia sedang dalam keadaan mood yang tidak baik dan hilang kendali."

"Sekali lagi, mohon di maklumkan."

Setelahnya, Papa Suho kembali berdiri tegak. Biaya rumah sakit serta kerugian sudah dia bayar, juga sudah meminta maaf.

Sekarang saat nya dia pergi untuk menemui putri nya.

"Kalau begitu saya permisi, hubungi saya kapanpun jika anda mau. Saya dengan senang hati akan meluangkan waktu saya untuk anda. Sekali lagi saya mohon maaf atas nama putriku sebesar-besarnya."

Lelaki paruh baya itu berbalik, dan menatap beberapa bodyguard nya yang selalu ada bersama nya kapanpun.

"Kamu urus ini, saya akan pulang sebentar."

"Baik, pak."

Sementara si tersangka alias Zilea sendiri, dia sedang duduk diam di dalam mobil menunggui Ayahnya yang sedang menjenguk si korban.

Sudah sekitar 15 menit dan ayahnya belum juga kembali, dan tentu saja dia merasa sangat bosan.

"Pak supir."

"Ya, non."

"Masih lama?"

"Sebentar lagi, tolong non Zilea jangan pergi dulu nanti saya yang kena omel."

Gadis itu sedikit menggeram kesal, dan saat hendak membuka pintu mobil tsb, pintu nya sudah lebih dulu di buka dari luar sana.

"Mau kemana kamu?"

Ayahnya kembali, dan tanpa ada rasa takut sedikitpun Zilea menatap mata ayahnya sembari menghela nafas kesal tanpa di ketahui siapapun.

"Gabut, mau beli minum."

"Masih mau minum??? Kembali masuk, dan kita segera pulang!"

"..."

"Masuk, Zilea!!"

Final, akhirnya Zilea menuruti apa yang dikatakan oleh ayahnya untuk pulang bersamanya sore hari ini.

Sepanjang perjalanan pulang tak ada yang membuka suara, Zilea sibuk memandang keluar jendela, sementara ayahnya sibuk dengan pekerjaannya melalui tab.

Sampai rumah pun tetap sama, hanya diam.

Dan saat Zilea hendak naik ke kamarnya yang ada di lantai atas, Ayahnya barulah memanggil.

"Zilea."

Zilea berbalik, seperti biasa dengan tampang yang datar tak memiliki ekspresi apapun dia menatap balik ayahnya.

"Bisa tidak jadi anak Papah yang baik?"

"Papah ingin kamu jadi putri papah yang baik hati seperti princess yang sering kamu idam-idamkan semasa kamu kecil."

"Jadi Papah nyalahin Zilea?"

Ayahnya menatap nyalang Zilea dan menghampiri lebih dekat anak itu, menatap lekat rambut Zilea dan membuka sisi bagian dalamnya.

"Cat kembali rambutmu seperti semula, besok sekolah dan Papah gak mau dengar kamu bikin masalah lagi."

"Ya,"

"Kalau kamu gini terus, mau gak mau Papa akan kirim bodyguard buat awasin kamu dimana pun dan kapan pun biar gak bikin ulah terus!"

"Kamu ini perempuan sadar gak sih Zilea???!"

"Kenapa? Papah malu punya putri yang gak berguna kaya gue?"

"Harus nya gue dulu gak pernah lahir aja gak sih?—Eh, udah terlanjur dibuat kah?"

"ZILEA!"


"Ya?"

Tring tring tring ~

Tring tring tring ~

Tring tring tring ~

Bunyi nya makin terasa, saat Suho terus membiarkan nya. Dan tak butuh berlama-lama lagi, akhirnya pria yang disebut ayah kandung dari gadis itu berlalu pergi untuk mengangkat panggilan tsb.

.
.
.

  Zilea Kim adalah putri sulung keluarga Kim yang sangat susah sekali di atur, dia memiliki tampang yang sangat datar dan attitude yang buruk.

Bukan tanpa sebab, gadis itu sudah tak memiliki ibu terlebih lagi ayahnya yang sangat sibuk dengan pekerjaannya membuatnya menjadi gadis yang sangat susah sekali di atur.

Dia juga memiliki satu adik, 4 tahun, dan karena kehadiran adik kecil nya itu ibunya pergi meninggalkan Zilea selama-lamanya.

Maka dari itu, Zilea begitu membenci adiknya tanpa alasan apapun.

Dia juga sering membuat masalah, semua orang membenci nya. Bahkan hanya dengan melihat wajah nya saja orang sudah membenci tampang datar dari gadis itu.

Terakhir kali tersenyum? Seperti nya sudah lama sekali.

Jika kalian bertanya apa peran Jay disini, dia adalah teman sedari kecilnya Zilea, tau gimana nya Zilea, dan orang yang tak pernah capek untuk terus mengingatkan Zilea buat senyum.

Tapi sendiri nya juga punya tampang misterius gak jauh beda sama Zilea nya sendiri. Haha jay




___________________________________

Oke sekian, semoga suka dan jangan lupa vote dan komen nya! Thank you 💙

Not Bad ; Jay ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang