s a t u

15 4 0
                                    

Tin Tin! TIIIIIIIINNNN

Seorang pria berseragam sekolah dengan tidak sabaran membunyikan klakson motornya sendiri sedari tadi.

Dia sudah menunggu dari sekitar 10 menit yang lalu. Tak lama, si oknum yang di duga gadis yang pria itu tunggu pun datang menghampiri dengan sepotong roti yang ada di mulutnya.

"Cepetan, Zi!"

"Bentar, lagi sarapan."

"Astaga, Zilea! Jangan sering begadang kenapa? Kan guenya juga ikutan kena! Udah telat banget ini pasti, ayo naik."

"Bolos?"

Jay yang hampir memukul kepala gadis itu ia tahan, sadar karna itu Zilea.

Gadis itu pasti akan membalas jika dia memukulnya.

"Ayo cepetan naik, jadi anak baik ya?? Jangan bolos-bolos? Biar makin disayang gue." Yang akhirnya, Jay mengusap pelan kepala gadis itu----Yang membuat Zilea menatap mata lelaki bermarga Park di depannya selama beberapa detik.

"Zil, senyum."

Jay memperagakan bagaimana caranya tersenyum, namun Zilea masih tetap menatapnya dengan datar.

"Yaudahlah naik, ayo cepet berangkat nanti telat."

Zilea naik, tanpa bantuannya sama sekali. Sementara Jay sibuk menatap anak kecil yang ada di belakangnya melalui kaca spion-- lalu menoleh sepenuhnya.

"Monic udah umur berapa sih? Belum di sekolahin juga?"

"Udah gak usah di tatap, nanti malah minta ikut kita ke sekolah."

Jay menatap Zilea sebentar, sebelum dirinya fokus ke motor dan menjalankannya.

💤

Sesampainya, di sekolahan sudah cukup ramai. Semua orang bersiap-siap akan melaksanakan upacara bersama.

Jadi ini tuh upacara pertama semester baru setelah kenaikan kelas, jadi ini upacara pertama kalinya untuk Juan sebagai murid ajaran baru di Hybe Highschool.

Dia bergabung bersama teman-temannya menuju barisan untuk upacara bersama.

"Wah, sekolahannya beneran luas banget ya? Gak nyesel sekolah disini."

"Dasi lo tuh mencong."

"Ah iya makasih." Juan berhenti sejenak untuk membenarkan dasi, tanpa sadar dia telah tertinggal oleh beberapa orang di grombolan nya.

Dan itu membuatnya sedikit linglung, menoleh kesana dan kemari mencari teman-temannya.

"Jangan sentuh tas gua!!!" Juan langsung menoleh, seorang gadis sedang meneriaki guru. Woah

"Tasnya titipin ke ibu aja, kamu langsung ke barisan."

Plakk

"Diam gua bilang diam."

Zilea bahkan menampik keras tangan sang guru saat guru itu hendak meraih tas selempang nya, segitu marah kah barangnya di sentuh?

Tentu saja ini pasti akan jadi masalah besar, Juan hanya bisa menatap kekacauan itu dengan kekaguman.

Lalu tak lama, seorang laki-laki yang di duga bernama Jay menyeret Zilea dan membawanya pergi.

Benar-benar adegan yang dramatis, "woahh tadi siapa?? Keren banget woah."

"Keren Lo bilang? Pacarin sana kalo berani."

"Beneran boleh?" Juan menoleh dan menatap orang di sebelahnya dengan mata berbinar.

"Sinting, yang benar aja? Tapi sana deh terserah Lo aja. Kalo nyawa Lo gak selamat gue gak mau tanggung jawab bye."

"Eh ehh yang tadi nama nya siapa??? Kakak senior kah?? Jawab dulu jangan pergi hey!"

💤

Sepanjang upacara, Juan terus memperhatikan ke barisan kakak kelas, namun tak menemukan apa-apa.

Menanyakan kepada teman sekelasnya pun percuma, tak ada yang menjawab.

Sampai dia nekat keliling dan bertanya kepada kelas senior siapa nama gadis itu namun dia malah di perbudak di suruh ini itu dulu baru katanya mau di kasih tau.

Namanya juga Juan, baru lulus SMP mau aja di suruh- suruh.

Sampai pada akhirnya dia hendak ke kamar mandi dan menemukan nya.

"Mbak mbak, Mbak Zileaaaa!!!"

"Mbak Zilea kan bener???"

"Mbak Zilea kenalin aku Juan! Mungkin mbak gak kenal, tapi ayo kita kenalan!"


Juan menyodorkan tangannya antusias, sementara Zilea hanya menatap nya datar tanpa ekspresi.

Beberapa menit tak ada jabatan, Juan tak putus asa. Dia mengeluarkan ponselnya dan disodorkan nya pada gadis itu.

"Mbak Zilea! Aku suka mbak Zilea!! Mbak Zilea keren! Boleh minta nomornya tidak?"

"Lo siapa?"

"Aku Juan mbak! Kelas 10." Anak itu kembali menyodorkan tangannya, tapi respon Zilea tetap sama.

Tangan Juan tak di balas jabat oleh gadis itu, sampai ada seorang gadis baru saja keluar dari toilet dan membantu Zilea untuk lari dari cengkeraman Juan.

Dia Lyla, kekasih Jay. Cuma Lyla satu-satunya gadis yang ramah terhadap Zilea ketika semua orang membencinya.

"Apa? Kenapa liatin gue?" Tanya Juan ngegass saat dirinya mendapat tatapan aneh dari Lyla.

"Zizi mau ke toilet kan? Di dalem udah kosong, udah gak ngantri lagi."

"Kan gue belum selesai ngomong sama mbak Zilea!"

"Diem deh lo bocil."

"Gue bukan bocil!" Saat menoleh, Zilea sudah benar-benar masuk kedalam toilet.

Dia ditinggalkan berdua bersama Lyla, hanya berdua. Dan itu membuatnya sangat kesal.

"Ish! Ganggu aja, belum juga dapet. Dasar kakak kelas tidak tau situasi!"

"Heh! Nama gue bukan kakak kelas, nama gue Lyla! L y l a! Lyla!!!"

"Bodo amat."








.

.

.

To be continued , maaf pendek💙

Yang Jungwon as Juan Xavier Pradipta

Yang Jungwon as Juan Xavier Pradipta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Not Bad ; Jay ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang