Part 1

4 0 0
                                    

kring kring kring !!!!
Jam sudah menunjukkan pukul 1petang , tepatnya waktu pulang sekolah . Murid - murid mulai bergegas keluar dari kelas masing masing termasuklah Elivia. Elivia seorang gadis yang pendiam , sopan santun , lemah lembut , dan sangat menjaga batas antara lelaki . Hampir sejam Elivia menunggu ayahnya jemput tapi masih tidak nampak batang hidung . Elivia seorang anak yang memahami pekerjaan ayahnya yang merupakan tukang bakso , dia tidak marah bahkan mengkhuatiri takut apa apa yang menimpa Ayahnya . Ibu Elivia meninggal ketika melahirkannya . Pak Syam sebagai seorang ayah harus menanggung jawatan sebagai seorang ayah dan seorang ibu juga untuk Elivia . Berasa sudah lama menunggu ,Elivia menelefon ayahnya menggunakan telefon awam berhampiran dengan pagar sekolah "abah di mana , masih jualan? aku pulang sendiri aja ya bah" kata Elivia . "maafkan abah yaa cantik, abah masih jualan , kamu gak papa pulang sendiri? kan lumayan jauh dari sekolah ke rumah" balas Pak Syam dengan nada menguatiri anaknya . Pak Syam selalunya meminjam Motorsikal temenya untuk mengemput Elivia pulang . Belum sempat Elivia membalas tiba tiba telefon awam yang dipegang Elivia dirampas oleh seseorang . Elivia tercenggang melihat lelaki disebelahnya dan lebih kagetnya lelaki itu ialah Rio . Ia Dia Muhammad Rio Qaiser . Rio merupakan pelajar yang paling famous di sekolah , bagi Elivia Rio itu hanya playboy yang suka berfoya foya dengan perempuan dan Elivia tidak suka lelaki seperti itu . "Pak , ini aku Rio temen sekolahnya Elivia , bapak jangan khuatir . aku akan tolong nganter Elivka ke rumah .... Oh ya pak sama sama" dengan muka yang tidak bersalah dia ngobrol sama Pak Syam , Setelah selesai Rio meletakkan phone ditempatnya . Rupa rupanya Rio sudah mengawasi gerakan Elivia setengah jam yang lalu dan dia curi curi dengar ngobrolan Elivia sama bapaknya . Dia ingin tahu siapa gadis yang bernama Elivia kerana Elivia juga sering menjadi omolan omolan orang kerana sifat solehahnya .

Suasana tiba tiba menjadi redup , sunyi sepi . tidak ada kenderaan yang lalu dan tidak ada orang disitu melainkan mereka berdua . Elivia mulai menjarakkan diri dari Rio dan mulai berfikir aneh aneh , "Aduhhh kalo dia ngapain aku gimana?mau lari apa gimana nih !! mau lari juga susah kan pake rok" ngomong elivia di dalam hati . Rio mulai bicara setelah merasa agak tidak nyaman ,"Ayo pulang rumah kamu dimana?" . "hah apaan? ngak ngakk saya pulang sendiri aja" balas Elivia tanpa memandang Rio . "Heh ngomong sama orang ya sopan dikit bisa ngak? liat mata aku kalau ngobrol" balas rio dengan nada yang agak tinggi . "maaf kalau menurut kamu kurang sopan, tapi saya diajarin sama ayah saya untuk menjaga batas dengan lelaki , saya pamit dulu" balas Elivia lagi .

Tiba tiba ada angkot yang lewat , dengan cepat Elivia memberhentikannya . Rio yang baru tersadar dari kata kata elivia tadi langsung mengikuti angkot tersebut . Elivia meminta dihanterin ke tempat ayahnya jualan bakso . Dia tidak terus pulang ke rumah kerana mau menolong ayahnya , walaupun dia capek tapi dia tetap mendahulukan Ayahnya . Pak Syam udah beberapa kali menegur Elivia supaya mendahulukan diri sendiri tetapi Elivia hanya tersenyum . Baginya Ayah adalah segalanya , tidak bisa digantikan .

Rio yang dari tadi menunggu peluang untuk ngobrol sama ayahnya elivia mulai ngobrol setelah Elivia pamit ke mushola untuk solat zohor . "Permisi pak , maaf saya Rio yang tadi kita ngobrol di telefon .... emm maaf yaa pak kerna ngak nganterin elivia pulang , dia gak mau pak tiba tiba aja dia naik grab" Kata rio .
Pak Syam tertawa kecil kerana dia tahu puteri tunggalnya itu tidak akan mau dihanterin oleh mana mana lelaki kecuali kang angkot . "iya gak papaa , sy udah tau perangai anak perempuan sy" balas pak syam

Badboy bertemu Ukhty syar'iTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang