Serendipity

36 11 0
                                        

Alat mirip laptop di bawah telapak tangan Bella mendesis halus, monitornya menyala dan mulai menunjukkan garis-garis struktur saat Bella mulai menggunakan otaknya. Alat tersebut memberikan Bella stiker pendeteksi sidik jari di setiap jarinya, menjaga agar tetap terhubung dengan alat utama. Garis-garis yang sama persis juga berada pada komputer sang kakak.

“Mari kita mulai, pertanyaan ini mungkin sudah sangat biasa. Tapi bagaimana awal dari pertemuan kalian?”

“Hanya ketidaksengajaan yang menyenangkan,” jawab Bella sebelum memorinya pergi lebih jauh.

***

Hujan sudah berhenti semenjak beberapa menit yang lalu, langit sudah mulai kembali cerah, jalanan basah dan genangan ada dimana-mana.

Bella berjalan menikmati suasana setelah hujan, berniat mampir ke kafetaria yang tidak jauh dari rumahnya. Mengerjakan tugasnya sendirian, memesan beberapa makanan sembari menikmati suasana setelah hujan sepertinya ide bagus untuk menghabiskan sisa sorenya.

Tapi untuk hari ini, mungkin keberuntungan sedang tidak berpihak pada Bella. Jauh dari ekspektasi, ia malah bertemu sahabat cerewetnya. Sebenarnya tidak ada masalah, hanya saja yang Bella butuhkan saat ini adalah fokus dan ketenangan, yang pasti sahabatnya ini tidak masuk ke dalam daftarnya.

Bella tetap mencoba fokus dan sibuk dengan dirinya sendiri di depan laptop, mengabaikan Megan yang terus bercerita tanpa henti. Sampai Bella mendadak terdiam karena satu cerita yang berhasil menarik perhatian, memecahkan seluruh dinding fokusnya.

Wait, Siapa yang ada di cerita lo barusan?” pertanyaan tak sabaran sangat tercetak jelas di wajah Bella.

“Siapa? Tetangga baru yang keren, tukang bakso, kucing-“

“Yang pertama, siapa namanya?”

“Oh bagian itu, Garriel Kendrick. Kenapa?” tanya Megan hati-hati, lebih tepatnya menimbang-nimbang apa yang sedang Bella pikirkan.

“Gaada sih, familier aja sama namanya. Kayanya gak asing di telinga gue, walaupun gue sendiri belum pernah ketemu dia.”

Tak lama Megan menyenggol bahunya dengan heboh meski tak mengeluarkan suara, Bella yang merasa terganggu akhirnya menatap sinis ke arah sahabatnya ini.

“Kayanya lo bakal ketemu dia sekarang, Bella. Dia disini! Oh God! Bisa-bisanya dia masih ganteng padahal cuma pake baju biasa?” cerocos Megan tak berhenti terpesona dengan lelaki di seberang yang sedang duduk bersama beberapa temannya. Terlihat hanya memakai kaos cokelat berlengan pendek yang dipadukan dengan celana hitam di atas lutut.

“Yang mana maksud lo? Yang di tengah, duduk di samping jendela, atau yang lag-“

“Di samping jendela! Mata lo rabun buat liat cowo ganteng?” potong Megan tak kalah sinis dengan Bella tadi, ia harus bisa membuat Bella dapat kembali mengenali pria tampan selain 7 pria korea itu.

Bella tidak munafik, ia menikmati pemandangan itu.

Bagaimana Garriel menyeruput minuman pesanannya, bagaimana pria itu beberapa kali menyibak rambutnya yang berwarna cokelat keemasan, dan bagaimana cara pria itu tertawa bersama teman-temannya. Hingga tanpa sadar, Bella tak mau mengalihkan perhatiannya dari meja itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hold My UmbrellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang