Keyla duduk sendiri di sebuah bangku beton. Melamun kosong. Sampai... jebrukkk!!! Sebuah bola basket menghantam tepat di kepalanya. Dan sukses dia terjengkang kebelakang.
"Sialan!!! Kampret!!! Siapa sih yang kurang ajar?!!" Teriak Keyla membahana. Dia terburu bangun mengabaikan kepala dan punggungnya yang mendadak nyut-nyutan.
Mengedarkan pandangannya. Kepalanya bergerak rapi menyisir lapangan multi guna di hadapannya. Persis seperti antena pesawat alien, di tipi-tipi. Mana ada alien kan???
Lapangan itu senyap seketika. Semua, -sekitar 8 sampai 10 orang- mata lelaki di tengah lapangan memandang ngeri padanya.
"Siapa yang lemparin gue ni bola?!!!!" Jerit Keyla dari tepi lapangan. Menggelegar membahana menarik perhatian setiap mahasiswa yang melintas. Dan itu tidak sedikit. Tentu saja dia jadi tontonan seolah dia penyanyi opera dadakan.
Lelaki di tengah lapangan sana sontak membelah, seperti Moses membelah lautan. Dan menyisakan seorang lelaki saja. Dia membeku menyamping.
Keyla berjalan seperti algojo. Sama sekali tidak ada feminimnya. Rupanya cantik nan menggemaskan, style gayanga kekinian. Celana jeans cokelat di atas lutut dengan kaos polo pink dan dia mengenakan sweater belahan dada rendah berwarna cream. Rambut hitam yang panjangnya sedikit melewati bahunya itu melambai-lambai karena gerakan jalannya.
Para lelaki tercekat menatap Keyla yang semakin mendekat membawa bola basket diapit antara lengan kecilnya dan pinggangnya yang mini itu.
"DEVIAN!!! MAMPUS LO!!!" setelah dalam jarak dekat, tidak ada setengah meter, Keyla melempar bola basket sekuat tenaganya dan mengenai lengan atas seorang lelaki yang membeku itu. Keyla masih tidak terima, dia melayangkan tendangan di bokong lelaki itu dengan kaki pendeknya sekuat tenaga pula. Untung saja dia hanya memakai sepatu sneakers, kalau sepatu boots aparat, pastilah sudah penyok itu pantat lelaki yang ditengarai dengan nama Devian itu.
"Mampus lo Dev, gue nggak ikutan ya.." seorang mendesis. Kemudian ngibrit kabur, tentu saja di amini semuanya dan melakukan hal yang sama.
Keyla menatapi mereka jengkel.
"Sialan lo Dev!!" Maki Keyla.
"Sorry Key, nggak sengaja.." ucap Devian sambil mengusap lengan dan bokongnya berbarengan dengan satu masing-masing tangannya. Lumayan nyeri juga sentilan ni bocil. Batinnya.
"Kampret lo!! Nggak sengaja lo bilang?!! Mata lo dimana?!!" Maki Keyla masih kesal.
Kalau baru lihat satu kali, Keyla mungkin keterlaluan. Ya namanya juga nggak sengaja, tapi kalau sudah sering lihat, apalagi hampir selalu sekelas saat kuliah pasti ngerti. Nanti lah kalian bakal ngerti.
Devian masih mengusapi pantatnya, sedangkan Keyla masih meracau kesal.
Lapangan panas banget dan mereka berdua betah saja di sana. Sampai seorang gadis manis berteriak pada Keyla.
"KEY!! NGAPAIN LO DI SANA?!! LO DICARIIN DOSEN, BEGO!!" Terdengar kesal pula suaranya.
Keyla langsung menoleh. "Ya ampun!! Mampus! Gue lupa! Gara-gara Devian begoooo!!!" Keyla setengah berlari ke tepi lapangan. Masih mengabaikan nyeri di kepalanya dan di punggungnya. Mungkin masih lupa.
"Selamet.. selamet gue.." desis Devian.
Keyla berhenti. Lalu berbalik dan mengacungkan jari telunjuknya. "Lo gak bakal selamet kali ini Dev!!" Seru Keyla. Lalu kembali berlari menghampiri Nikita, teman seperjuangannya. Yang meneriakinya tadi.
~~^^~~
Okay, segini dulu ya kenalannya. Jangan lupa di simpen di Librarynya sing-masing biar gak ketinggalan kesialan Keyla. Eh maaph, keseruan..😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me Your Husband (End)
General FictionTentang Keyla yang merasa hidupnya sempurna meski sederhana. Dia selalu penuh syukur walau tidak selalu kecukupan. Tapi saat sebuah bencana menghampirinya seorang diri, dia harus menyelamatkan dirinya. Sebuah tawaran kehidupan pada nyawanya yang ber...