DIARY 1

4 2 0
                                    


Ku temukan seseorang yang akan ku kisahkan di halaman pertama dan mungkin seterusnya di catatan cintaku ini.

Si permen karet.

Aku tak tau siapa dia, yang aku tau Dia seorang lelaki yang berdiri disampingku saat upacara penutupan MOS berlangsung. Awalnya, kami saling diam sampai kemudian Ia menawariku sebungkus permen karet berwarna ungu.

Dadaku berdesir hebat saat dia tersenyum seraya menyodarkan permen karet itu kemudian berkata, "bosenkan? nih buat lu."

Sejak saat itu, ku putuskan untuk menuliskannya dicatatanku halaman pertama.

Tertanda
Tavisha Gavaputri

Tavisha tersenyum seraya membaca ulang tulisannya, membayangkan paras lelaki itu yang tergolong tampan nan manis. Ia tutup buku catatan bertuliskan 'DIARY CINTA SMA' berwarna biru muda itu kemudian berjalan ke tempat tidur untuk menjalankan misi berselancar di bunga tidur.

Pagi ini Tavisha berangkat sekolah dengan menunggang sepeda goes barunya bersama sang teman bernama Cahaya. Ini kali pertama bagi seorang Tavisha berangkat ke sekolah dengan menunggang sepeda karena memang jarak sekolah SMA nya tak terlalu jauh, berbeda saat dia SMP yang harus menaiki bus.

Lima belas menit waktu yang ditempuhnya. Melelahkan, sangat! Bagi seorang yang jarang berolahraga seperti Tavisha pasti akan sangat melelahkan, terbukti kini Tavisha yang sangat kehausan dan kepanasan, sialnya lagi Ia lupa membawa air minum. Kemudian, ia bersama Cahaya memutuskan untuk membeli minum ke kantin.

Ada seorang lelaki di sana sedang memakan nasi goreng menghentikan kunyahannya saat Tavisha dan Cahaya datang. Lelaki itu nampak bahagia dengan sudut bibir yang terangakat membentuk senyum menawan saat melihat Tavisha dan Cahaya datang.

"Hai," sapa lelaki itu seraya melambaikan tangan.

Tavisha yang tersadar bahwa lelaki itu menyapanya seketika menghentikan langkahnya dan balas tersenyum canggung. Lelaki itu, lelaki yang telah memporak-porandakan hatinya sedari upacara penutupan MOS kemarin, Si permen karet, ya itu dia.

Tak tahu harus merespon seperti apa lagi, akhirnya Tavisha putuskan untuk langsung berjalan menuju salah satu warung yang menjuaal air minum. Kemudian, Ia berjalan cepat menuju kelas disusul Cahaya yang terheran-heran dengan sikap Kaira.

"Visha, cepet amat jalannya, tadi ngeluh pegel-pegel sekarang jalannya cepet banget," ucap Cahaya saat mereka telah sampai koridor kelas sepuluh Ipa.

"Udah ngga pegel," timpal Tavisha sekenanya. Ia sedang mengoptimalkan detak jantungnya. Ia tidak percaya bahwa lelaki itu masih mengingatnya tapi kenyataanya memang lelaki itu masih mengingatnya, ingin sekali Ia bertieriak tapi jika itu terjadi pasti akan sangat memalukan.

⁽⁽ଘ( ˊᵕˋ )ଓ⁾⁾

Hi, friends
Thank you for reading my story.
Tolong beri saya banyak cinta dan semangat, agar terus bisa berkembang.

Xoxo( ˘ ³˘)♥

DIARY SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang