Aku tidak pernah membayangkan akan bertemu dengan seorang lelaki yang bisa membuatku sangat nyaman sampai bertahan lama di dekatnya. Pertemuan yang sepertinya memang sudah takdir akhirnya, membuat adrenalin ku teruji. Awalnya terasa berat, tapi semakin lama aku malah menikmatinya. Kuharap kebersamaan ini tidak akan berlangsung singkat karena hatiku terlanjur jatuh sangat dalam padanya.
"Van, lo tau gak?! Taun ini kita bakal sekelas lagi, gila gue seneng banget. Tapi si Gaisya kepisah malah nyangkut di kelas sebelah, padahal nih ya kita sekelas sama si Adam" ucap Alyssa.
Aku yang sedang membereskan buku langsung terhenti mendengar nama Adam disebut "Siapa Al? Adam?"
"Kenapa emang? Tapi itu gak penting sih buat lo soalnya ada berita yg lebih bagus lagi selain Adam."
"Apa?" ucapku yang malah mencoba mengingat siapa Adam.
"Kepooo luu liat aja besok," ucap Aluna yang langsung mematikan sambungan telepon.
"Eh Al sial-," ucapku terputus karena mendengar suara telpon terputus.
Alyssa kurang ajar sekali manusia itu mematikan telepon dengan membuatku penasaran. Lihat saja besok apa yang akan aku lakukan padanya di sekolah.
Hari sekolah sangat melelahkan apalagi ini tahun terakhirku rasanya tugas semakin menumpuk, belum lagi persiapan untuk berbagai macam ujian yang tentunya harus mendapat nilai sempurna.
Untungnya di kelasku tidak terlalu sulit untuk bersosialisasi karena isinya bukan anak hitz sekolah. Jujur saja aku merasa kurang nyaman jika harus satu kelas dengan mereka.
Dikelas aku sudah memiliki teman selain Aluna, bisa dibilang cukup banyak juga. Ada 7 orang perempuan dan 4 orang laki laki. Mau tau salah satu laki laki itu siapa? Dia Adam, sangat tidak disangka bukan aku bisa berteman dekat dengannya.
Adam orang yang humble pada semua orang, pintar, dan ya bisa dibilang lumayan tampan. Ingat! Lumayan camkan itu, bisa besar kepala dia kalau tau aku menyebutnya tampan. Satu lagi sifatnya harus kalian ketahui, dia juga pendengar yang baik saat diajak curhat. Itulah mengapa banyak sekali orang yang dekat dengannya. Aku salah satunya, bahkan sampai saat ini aku masih merasa kalau dia satu satunya orang yang paling aku sukai untuk diajak curhat.
Lama lama hubunganku dengan Adam bukan hanya sebatas teman curhat, bisa dikatakan lebih daripada itu. Aku merasa mulai menyukainya dan begitujuga sebaliknya. Sampai akhirnya,
"Van, gue pengen cerita deh sama lo,"
"Kenapa? Lagi ada masalah?"
"Jujur yah gue suka sama Adam dari 2 taun yang lalu. Tadinya sih mau move on tapi susahhhh bangett, eh sekarang malah sekelas satu geng lagi kan makin susah jadinya"
Kehidupan di kelas baru yang kukira akan aman dan tentram justru malah menjadi awal dari bencana. Bagaimana aku harus meghadapi masalah yang akan datang? Apakah aku harus melepaskan atau mempertahankannya? Baru saja aku menemukan tempat yang paling nyaman untuk berlindung, tapi mengapa semuanya harus sirna secepat ini.
"Van gue bakal lanjut sekolah keluar kota,"
"Maksudnya kita bakal LDR?"
"Gue percaya sama lo Van, lo juga percaya kan sama gue? Gue yakin kita bisa kalo saling percaya,"
"Kadang saling percaya aja gak cukup."
"Vanetta dalam bahasa Yunani artinya, kupu kupu dan Adam berarti bumi yang akan menjadi tempat kehidupannya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Adam
Teen FictionAdam dalam bahasa Ibrani yang artinya bumi, atau dalam artian lain makhluk pertama. Cowok pertama yang dapat membuat hati seorang "Kupu Kupu🦋" merasa aman tetapi, penuh dengan ancaman.