II. Teman

3 0 0
                                    

Throwback keadaan kelas saat Vanetta baru datang.

"Apakah tidak ada yang bernama Vanetta Letuccia?" tanya guru tersebut dengan nada yang naik satu oktaf.

Tiba tiba terdengar suara dari balik pintu "Saya Bu Vanetta"

Lantas seisi kelas melihat kearah pintu masuk. Terlihat seorang gadis cantik dengan lesung pipi di wajahnya yang agak meringis menahan perih luka pada dengkulnya.

Huft untung aja dateng tuh bocah, batin Alyssa merasa lega.

"Kamu yang namanya Vanetta? Kenapa terlambat?" tanya guru tersebut dengan tatapan menyelidik.

"Maaf bu tadi saya jatuh di lorong jadi jalannya agak lama" ucap Vanetta yang mulai merasakan pening di kepalanya akibat menahan rasa perih.

Adam langsung menatap Vanetta diambang pintu dan memusatkan penglihatannya ke arah dengkul gadis itu.

Shit itukan cewe yang tadi gue tabrak, batinnya.

Guru tersebut langsung mengubah ekspresinya ketika melihat bagian dengkul Vanetta yang mengeluarkan banyak darah.

"Yasudah kamu tidak usah ikut pelajaran, sana ke UKS bersihkan lukamu sebelum infeksi" guru itu berlalu sebelum Vanetta menjawab lalu duduk di mejanya.

Vanetta lalu pergi ke UKS,

"Bu saya izin ke toilet" ucap Adam berlalu meninggalkan kelas.

"Sumpah gue gak berani ngomong apa apa barusan, gurunya killer banget. Si Vanetta gimana nasibnya njir. Abis ini dengkulnya borokan fiks" ucap Alyssa mendramatisir keadaan.

"Temen lu lagi kena musibah ege bukannya nolongin malah ngatain" Hanna memukul lengan Alyssa dengan pulpen.

"Tapi serius kalo luka gitu pasti ntar jadi borok, percaya deh sama gue".

"Borok apaan sih Dev? Emang kalo Vanetta borokan kenapa?" tanya Ghaisya dengan polosnya.

"Haduhhh lu jelasin deh ni Lys males gue" ucap Deva menghindari pertengkaran dengan Ghaisya yang lemot.

"Gak males! Gue lagi belajar gak suka diganggu". Alyssa langsung membalikkan badannya memainkan handphonenya.

"Lu deh Han yang agak waras gue capek" Deva memelas.

Hanna langsung menggeplak punggung Alyssa dengan bukunya.

"Jadi siapa yang mau jelasin borok apaan" teriak Ghaisya.

Sontak seluruh kelas menatapnya termasuk guru yang sedang mengajar.

"Ada apa ribut ribut saya suruh belajar bukan ngerumpi" ucap guru tersebut yang sudah memelototkan matanya menatap Ghaisya.

"Dev gue takut itu bentar lagi pasti matanya copot" ucap Ghaisya yang gemetaran.

"Lu sih teriak teriak udah tau lagi belajar pea"

"Kamu Alyssa! Sekarang sedang jam pelajaran bukan waktunya main handphone" ucap guru itu geram lalu menyita ponsel Alyssa.

"Keluar kamu dari kelas saya!" teriak guru itu.

Alyssa tidak bisa berkata kata dan langsung berdiri dari bangkunya. Ia menatap kearah Ghaisya dengan tatapan seakan akan ingin memakannya.

Awas lu yah Sya, abis lu sama gue, ucapnya dalam hati.

"Mampus lu! si Alyssa tatapannya udah berapi api" Deva memanasi Ghaisya.

"Masa sih Dev? Kasian dia pasti matanya panas banget kebakar. Tapi Dev, gue gak liat api tadi apa udah mati yah disiram sama air mata dia?".

AdamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang