-EPILOG-

71 5 0
                                    

Jaejoong mengedarkan pandangannya untuk kesekian kali ke seisi café. Sudah hampir 30 menit dia disana, minuman yang ia pesan sudah nyaris habis. Tapi ia belum diajak bicara apapun oleh Yunho yang hari itu mengajaknya kesana. Aneh.

"Ah Jung Yunho, aku lebih baik kembali ke rumah ibu mu dan mengerjakan beritaku. Aku harus segera mengirimkannya" cetus Jaejoong akhirnya, sambil berdiri dari duduknya.

"Tunggu! Kau- kau tak suka tempatnya?"

Sekali lagi Jaejoong melirik café yang tidak besar itu, tidak bisa dibandingkan dengan café yang ada di Seoul, tapi sebenarnya ini sangat hangat dan menyenangkan.

"Aku suka, hanya saja sekarang waktunya tidak tepat. Pekerjaanku banyak" jawab Jaejoong dan mengambil lagi jaketnya yang ia simpan di sandaran kursi.

"Tu- tunggu! Aku ingin mengatakan sesuatu!" Yunho segera beranjak juga untuk mencoba menyusulnya.

"Kita bicara di rumah saja" ujar Jaejoong acuh dan terus menuju pintu keluar.

"Menikahlah denganku!" teriak Yunho tiba-tiba.

Jaejoong berhenti, beberapa orang disana pun menoleh pada Yunho, merasa aneh dengan perkataan yang tak seharusnya disebutkan disana.

"Fuck" Yunho mengutuk dirinya sendiri di dalam hati. Ia tak berani melirik orang-orang disana dan hanya fokus pada Jaejoong yang juga belum membalikkan badannya.

"Aish" gerutu Jaejoong. Ia pun berbalik, lalu menarik tangan Yunho agar keluar dari sana. Barusan pria itu memang malah jadi seperti membeku, bukannya cepat-cepat pergi dari sana. "Kau ini!" hardik Jaejoong setelah mereka berada di luar. Ia memandang pria di hadapannya yang wajahnya sudah memerah, Jaejoong yakin wajahnya sendiri juga, karena sudah terasa menghangat.

"Itu—aku ingin mengatakan itu sejak tadi" kata Yunho akhirnya.

"Menikah?" tanya Jaejoong dengan suara yang sengaja dibuat pelan.

Yunho mengangguk dan mencoba menatap mata besar Jaejoong.

"Aku hanya ingin membuatnya lebih—ehm lebih romantis dengan mengatakannya sambil kita makan malam bersama, tapi karena disini tidak ada restoran mewah seperti di Seoul..." Yunho mencoba menjelaskan.

Jaejoong mengangguk mengerti.

"Aku tahu" ujarnya.

"Aku tak pernah melamar seseorang sebelumnya..." kata Yunho pelan dan semakin terlihat malu-malu.

Jaejoong mengangguk lagi.

Yunho menarik nafasnya dalam-dalam, ia berusaha tenang dengan memasukkan tangannya ke dalam saku jaket.

"Ja- jadi?" tanyanya.

"Jadi apa?" Jaejoong malah balik bertanya.

Yunho membuang gugupnya. "Jadi, ya atau tidak?"

Jaejoong terdiam beberapa saat, seperti tengah berpikir.

"Ehm—aku tidak tahu"

Yunho menarik nafasnya lagi sedikit berat, jawaban yang sama sekali tidak ia harapkan. Ia menjadi semakin salah tingkah, bagaimana ia harus meyakinkan Jaejoong agar mengatakan 'ya' tanpa ragu.

"Apa kita bisa menikah?" tanya Jaejoong pula tiba-tiba.

Yunho mengangguk pelan.

"Kita ke Eropa" jawabnya.

Senyuman pun terulas di bibir Jaejoong.

"Eropa?" ulangnya. "Kalau begitu aku mau!"

"Eh?!" Yunho terkejut. "Ma-maksudmu; ya?!"

Jaejoong mengangguk yakin.

"Ya, ayo kita ke Eropa!"

Yunho memudarkan sedikit debaran bahagianya dan mendadak mencurigai Jaejoong. Ia mengerutkan keningnya.

"Kau ingin ke Eropa saja atau memang ingin menikah denganku?" tanya Yunho penuh selidik.

Jaejoong mengangkat kedua bahunya.

"Soal itu, kita lihat nanti... yang penting kita ke Eropa" ujarnya enteng. Ia pun berjalan lebih dulu pergi dari sana. "Kita juga harus mengajak eomma dan nenek, bukan? Mereka pasti akan senang sekali"

Yunho menarik nafas dan menghembuskannya. Pria ini masih saja seperti mempermainkannya bahkan disaat ia sudah mengatakan hal yang penting.

"Hey Kim Jaejoong, kita tak akan pernah ke Eropa kalau kau tidak serius menerima lamaranku!" teriak Yunho, kesal sambil menyusul pria di depannya itu. Ia sudah tak peduli dengan orang-orang yang berada disana.

Jaejoong tertawa, lalu berbalik. Ia membuat tanda 'ok' dengan tangannya sambil tersenyum pada Yunho.

Yunho masih memandangnya, bingung.

"Aku bilang ok, kau bodoh!" Jaejoong balas berseru. Ia berjalan lagi sambil melanjutkan tawanya.

"Eh? Sungguh? 'ok' apa?!"

"Ok, aku mau menikah denganmu, Jung Yunho!"

Senyum Yunho pun akhirnya terulas dengan yakin di wajah tampannya. Ia berlari kecil untuk menyusul pria yang baru saja dilamarnya itu, merangkul bahu nya, menarik Jaejoong ke dalam dekapan nya. Mereka kemudian saling melirik dengan senyuman dan tawa bahagia di wajah masing-masing.

Keduanya sepakat, perasaan mereka sudah saling mengalahkan satu sama lain.

- - - - -

THE END.

Lose My Self (YunJae Fanfiction - 2011)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang