Semua berawal ketika masa orientasi sekolah. Gua yang ketika itu duduk dibangku sekolah kelas 12, merasa diri gua paling senior. Bergaya bak jagoan yang kesiangan, gua memerintah adik kelas yang sedang menjalankan masa orientasi untuk melakukan hal-hal yang konyol. Salah satunya berpakaian layaknya badut panggilan yang sedang mendapatkan job. Namun, ditengah tingkah laku konyol dan kurang ajar yang gua lakuin terhadap adik kelas. Gua terkesima sama salah satu perempuan yang masuk ke dalam barisan siswa yang sedang menjalankan masa orientasi tersebut. Dengan gelagat seperti buaya yang ingin menerkam mangsanya, gua diem-diem mendekati adik kelas tersebut. Terjadilah percakapan diantara gua dan dia.
"Ehh, nama lu siapa?" Sambil berbisik, adik kelas tersebut menjawab pertanyaan gua "Ica kak, ada apa yaa?". Gua yang akhirnya tau nama dia, mencoba berkenalan lebih dalam lagi dengan memaksa dia untuk memberikan nomor handphone nya ke gua. "Ca, bagi nomer hp lu dong?". Gua yang sambil menyodorkan hp, tiba-tiba datang panitia acara tersebut sambil bertanya, "Mau ngapain kamu? Gausah ganggu adik kelas yang lagi orientasi yaa!". Gua yang terlanjur diciduk akhirnya terpaksa nyerah dan dibawa ke ruangan panitia. Disana gua diinterogasi habis-habisan oleh guru yang menjadi penanggung jawab pelaksana. "Ceritakan kepada saya, tujuan kamu apa mendekati siswi yang serang orientasi". Tanya beliau kepada gua, yang pada akhirnya gua jawab dengan jujur dan tentunya pasrah dengan hukuman yang bakal gua dapat nantinya. "Saya cuma ngobrol pak, kebetulan saya pernah ketemu sama dia sebelumnya. Jadi saya penasaran pengen kenalan". Terang gua kepada guru yang panitia penanggung jawab. Kemudian beliau bertanya "maksud kamu mengajak kenalan itu untuk apa?". Gua yang merasa terpojok akhirnya memberi tau niat gua. "Saya pengen ngajak dia pulang bareng pak". Mendengar ucapan itu, guru tersebut langsung berdiri dan membawa gua ke ruangan Bimbingan Konseling. Disana gua diminta buat surat perjanjian yang isinya menjelaskan kalau gua tidak akan mengganggu jalannya acara tersebut dan gua siap di sanksi apabila dikemudian hari mengganggu jalannya acara tersebut. Selepas itu gua diminta ke lapangan untuk menjalani eksekusi hukuman. Ya, gua dijemur seharian dilapangan tanpa adanya toleransi.
Pada hari esoknya, gua tidak sengaja bertemu dengan adik kelas yang bernama ica tersebut. "Selamat pagi ica". Sapa gua kepada ica yang waktu itu baru sampai ke sekolah. Dengan wajah yang sedikit gugup, ica menjawab sapaan yang gua berikan. "Selamat pagi juga kak, ada apa ya?". Gua yang masih penasaran, langsung menyodorkan handphone gua untuk meminta nomor handphone nya ica. "Ca, bagi nomor hp lu dong! Cepetan yaa". Akhirnya mengambil hp gua dan memasukan nomor hp nya kedalam hp gua. Pada jam istirahat pertama, gua mulai memberanikan diri untuk memberi pesan kepada ica lewat aplikasi pesan. "Icaaa, apa kabar? Asik gak mos nya?". Dengan penuh percaya diri, gua mengirim pesan tersebut. Tidak lama kemudian ica membalas "Ica baik-baik aja kak, yaaa mos nya lumayan siii. Ada perlu apa ya kak ngechat ica sekarang?. Gua yang terlanjur berbunga-bunga langsung menanyakan alamat rumah ica. "Icaa tinggal dimana?". Tanya gua kepada ica, kemudian tidak lama dia pun membalas pesan gua "Di pondok kopi kak, emangnya kenapa?". Gua yang saat itu tau letak rumah dia tidak berjauhan dan satu arah, langsung mengajak adik kelas tersebut untuk pulang bareng. "Icaa gak dijemput kan? Mau gak kalo diajak pulang bareng?". Adik kelas tersebut langsung membalas "Gak dijemput kak, tapi kalo ica pulang bareng kakak, ica gaenak sama kakak kelas yang lain. Nanti dikira ica ada apa-apa sama kakak kelas". Mendengar alasan tersebut gua langsung meyakinkan dan memaksa dia untuk pulang bareng. "Udah gausah takut, pokoknya nanti pulang bareng yaa, mumpung searah". Dengan waktu yang agak cukup lama, akhirnya dia membalas pesan gua "Oh yaudah kak, nanti ica tunggu lobby sekolah ya!". Mendengar hal tersebut, gua dengan spontan nya teriak di dalam kelas yang pada waktu itu suasana nya sedang hening. "Yeeessssss, wooaahhh akhirnya bisa juga". Mendengar teriakan gua, teman-teman sekelas yang sedang tidur pun kaget dan terbangun akibat teriakan gua.
Waktu menunjukan pukul 15.00 yang menandakan bahwa jam pelajaran telah usai. Gua yang pada saat itu antusias sekali, datang lebih dahulu di lobby dibanding adik kelas tersebut. Tidak lama kemudian terlihat wajah yang sangat cantik dari kejauhan yang mendekat menghampiri gua. "Kak, ayo buruan. Keburu teman-teman ica tau". Mendengar permintaan dia, akhirnya gua bergegas menuju parkiran yang letak nya diluar wilayah sekolah. Sesampainya di parkiran, gua mengenalkan nama gua yang memang sejak awal belum gua perkenalkan, tujuan nya supaya nanti pas dijalan tidak diam-diaman. Selepas memakaikan ica helm, akhirnya gua dan ica pun berangkat dari parkiran menuju rumah ica. Beruntung motor honda scoopy kesayangan gua tidak menolak kehadiran perempuan di jok belakang gua. Sepanjang jalan gua ngobrol dan bercanda dengan dia, sampai-sampai muncul perkataan usil yang keluar dari mulut gua."icaa, punya pacar gak?". Mendengar pertanyaan itu, ica pun langsung menjawab "enggak kak, kenapa kak hahah?". Sambil tertawa kecil gua menjawab "Icaa cantik bangat, sayang kalo gak ada yang pacarin". Mendengar ucapan tersebut ica menjawab "Emang kak vikih yakin? Coba kalo bisa mulai besok deketin icaa!". Gua yang mendengar tantangan tersebut langsung menjawab "oke, siapa takut".
Tanpa sadar, rumah ica yang berada di bilangan pondok kopi pun sudah hampir sampai. Disela-sela obrolan kita, ica menunjukan arah jalan kerumahnya. Sayang sekali waktu itu gua gak diizinkan untuk mengantarnya sampai kedepan rumahnya. Ica meminta untuk diturunkan persis didepan gerbang jalan yang menuju rumah dia. "Kak vikih sampe sini aja yaaa". Mendengar permintaannya, gua pun menepikan motor yang gua kendarai ke pinggir jalan. Setelah berhenti, gua langsung melepas helm yang gua pakai dan melepaskan helm yang ica pakai. Tanpa gua sadar, tiba-tiba ica mencium pipi gua sambil bilang "Makasih ya kak, ica tunggu perjuangan nya". Pada saat itu juga tubuh gua membeku layaknya air yang dimasukan kedalam lemari pendingin. Tanpa disangka, orang yang baru saja mencium pipi gua sudah pergi menghilang dari pandangan mata. Dengan hati yang sangat bahagia, gua memacu sepeda motor gua dengan tanpa arah.
Sesampainya di lampu merah yang tidak jauh dari tempat gua menurunkan adik kelas tersebut. Tiba-tiba "bruaaakkk". Suara tabrakan. Ya, pada saat itu gua menabrak sebuah sepeda motor yang sedang dikemudikan oleh seorang ibu-ibu. Dengan cepat gua membangunkan sepeda motor ibu-ibu tersebut dan meminta maaf atas hal yang barusan terjadi. Beruntung ibu-ibu tersebut tidak mengalami cedera sama sekali. Dengan rasa bersalah, gua memohon maaf kepada beliau. Pada saat yang sama Ibu-ibu tersebut memaafkan gua, namun beliau menuntut ganti rugi. Dikarenakan sepeda motor yang beliau kendarai mengalami kerusakan dibagian spakbor belakang. Berbekal uang 50 ribu rupiah, gua meminta maaf dan memberi ganti rugi kepada beliau. Dan ternyata beliau mau menerima, walaupun sebelumnya terlihat marah dan menceramahi gua. Pada saat itu hari yang sudah sore, akhirnya gua pergi meninggalkan ibu-ibu tersebut dan harus merelakan uang 50 ribu yang tersisa di dompet gua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hikayat Cinta Anak SMK.
RomanceCerita ini berawal dari ketidaksengajaan saya yang bertemu dengan perempuan yang saya sukai saat itu.