Coming home is one of the most beautiful things
— Andre Rieu
🏠🏠
Oh shit.
Umpatan pertama yang si manis ucapkan ketika telinganya mendengar suara alarm. Matanya mengerjap berulang kali lalu disusul dengan tangannya yang mencoba menggapai ponsel di atas nakas.
"Jam 10...Jeno sialan."
Pinggangnya masih terasa sakit dan tentu saja ini semua ulah suami tampannya.
/flashback/
Jeno sudah siap dengan sebotol air mineral dingin dan juga semangkuk besar berondong jagung yang ia beli di minimarket. Membuat Jaemin mengerutkan dahinya sembari berkacak pinggang.
"Mas katanya mau di pijet badannya? Kok malah nonton bola sih?"
"Pijet sambil nonton bola hehehe sini sini kamu duduk di sofa terus aku duduk di lantai." Jeno menepuk-nepuk sofa, mengisyaratkan suami manisnya ini untuk duduk di sana.
"Yah mas percuma dong aku nyalain lilin aroma terapi di kamar. Lagian kenapa nontonnya di ruang tamu sih? Di kamar kan juga ada tv. Ayok ke kamar aja, maaaass."
"Ya udah pindah kamar. Tapi......"
"Tapi apa? Jangan macam-macam. Nana bawa botol minyak loh ini. Kalau macam-macam nanti kepalanya mas aku lempar pake botol minyak."
Jeno bergerak cepat untuk mengecup dahi si manis. Karena demi apapun, suaminya terlihat amat sangat menggemaskan sekarang. Pipi Jaemin jauh lebih berisi ditambah dengan rona kemerahan yang mulai terlihat. Jeno berulang kali mencoba untuk bersikap biasa saja — tapi lagi-lagi kita sedang membicarakan si anak manis bernama Na Jaemin yang kini sudah berganti marga menjadi Lee Jaemin.
"Kekerasan dalam rumah tangga dong, ay? Bentar. Kamu manis banget sih?"
Pipi Jaemin semakin bersemu merah. Memang, kalau ada juara dengan kategori mulut paling manis, Jaemin pikir Jeno adalah orangnya. "Bisa banget ya dari bahas mau pijet, bola, terus kekerasan dalam rumah tangga, endingnya bilang kalau Nana manis."
Riuh suara komentator tentang pertandingan bola sudah bukan hal yang menarik minat Jeno. Tangan kirinya mengambil botol minyak yang Jaemin pegang, menaruhnya asal di atas meja. Mengabaikan Jaemin yang mulai terlihat panik sembari mengatakan,
"Mas mau ngapain? Nana masih bisa nendang loh. Jangan dekat-dekat! Jangan— ahahahahahaha...."
Iya. Jeno menggelitiki pinggang Jaemin. Membuat si manis tertawa hingga matanya berair. Jaemin bergerak ke sembarang arah, mencoba melepaskan diri dari tangan-tangan Jeno yang masih menggelitiki pinggangnya.
Berakhir dengan dirinya yang terjatuh dari atas sofa.
"Aw! Pinggang Nana!"
/flashback; end/
KAMU SEDANG MEMBACA
how's your day?
FanfictionTentang bagaimana Jeno dan Jaemin merawat rumah dan juga obrolan singkat yang mereka lakukan setiap jam pulang kerja; "how's your day?" ✿ ps; slow update