00

2.8K 94 2
                                    

"Kemana istri saya?!!! Kenapa bisa sampai hilang?!" Jeffrey berteriak frustasi pada semua orang yang ada dalam ruangan ini. Istrinya, Anaya atau yang sering Jeffrey panggil Ana itu, tiba-tiba hilang dari ruangan nya bersalin. Yah, Ana baru saja melahirkan putra pertama mereka yang bahkan belum sempat mendapatkan ASI eksklusif darinya. Jeffrey baru saja sampai setelah mendapat kabar bahwa sang istri sudah melahirkan pada saat dirinya sedang di Bali. Mengurus perusahaannya yang bangkrut karna di tipu habis-habisan oleh klien beberapa hari yang lalu.

Pikirnya kacau. Masalahnya bertambah. Mulai dari masalah perusahaannya dan sekarang, Ana menghilang? Jeffrey benar-benar bingung. Pasalnya Ana itu sebatang kara. Jadi dia benar-benar tidak punya clue untuk mencari dimana keberadaan istrinya itu.

"Pak. Bapak tenang dulu. Kita dari pihak rumah sakit juga sedang mencari keberadaan istri Bapak" salah satu suster berhasil membuat Jeffrey sedikit tenang. Netranya kini beralih pada sang buah hati yang sedang terlelap di dalam box bayi yang ada di ruangan tersebut.

"Kamu tau dimana Mama, sayang?" Air mata Jeffrey turun seketika. Melihat sang anak menggeliat kecil dengan mulutnya yang terbuka seakan mencari sumber makanannya.

"Bahkan Mama kamu belum kasih kamu Asi. Maafin Papa...." lirih Jeffrey semakin menunduk dalam. Berharap agar siapapun tidak melihat bahwa ia sedang menangis.

"Mas Jeffrey?" Suara pelan perempuan di belakang membuat Jeffrey cepat-cepat menghapus jejak air matanya.

"Ana! Sayang-

Kalimatnya terputus kala mendapati, Maya dan bukannya Ana di sana. Maya adalah sahabat dari istrinya. Mereka berteman dari masa sekolah menengah atas. Waktu itu, Ana yang merupakan kakak kelas Maya mulai mengenalnya kala Ana menjadi ketua OSIS dan Maya wakilnya. Itu berarti, sudah dua belas tahun mereka saling mengenal.

"Maaf. Aku kira tadi Ana" Jeffrey kembali duduk dan memandang sang bayi kembali.

"Tadi aku lihat Mbak Ana pergi sama laki-laki"

Perkataan Maya berhasil membuat Jeffrey kembali berdiri dengan mata yang menusuk seakan meminta penjelasan lebih lanjut akan apa yang Maya ucapkan barusan.

"Apa maksud kamu?" Ucap Jeffrey penuh penekanan.

"Tadi aku lihat Mbak Ana pergi sama laki-laki, Mas. Aku kira awalnya itu Mas Jeffrey. Tapi ternyata bukan" Maya berucap lirih. Melirik ke arah Jeffrey yang hanya diam dan kembali, air mata itu mengalir namun dengan cepat di hapus oleh lelaki itu. Apakah Ana nya berselingkuh? Apa Ana meninggalkannya karna sekarang Jeffrey jatuh miskin?

"Kamu sama Papa ya sayang? Hm? Engga apa-apa kalo gak ada Mama ya?" Ucap pria itu menangis lirih. Melihat sang bayi yang masih tertidur dan tak kan mungkin bisa menjawab pertanyaan Jeffrey barusan. Tangannya terulur untuk mengelus kepala bayi laki-laki itu yang di tumbuhi rambut yang tebal. Persis seperti Ana. Anaya nya yang baru saja pergi. Bersama laki-laki lain.



_________

_________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








.

.

.


Tbc.

Nah, kali ini ceritanya penuh konflik gaes. Bakal menguras emosi dan juga air mata, semoga ya 🙈

Happy Reading ya temen-temen. Semoga suka sama cerita ini. Dan jangan lupa apa? Iya bener banget. Jangan lupa vote!!!

Kalo gak vote, males lanjut ah😔

It's Called Ethereal [Finished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang