BEBAS -1-

3 1 0
                                    

Pada suatu hari yang cerah, lahirlah seorang bayi perempuan yang cantik nan jelita. Bayi itu diberi nama Frei, bebas dalam bahasa Jerman. Perempuan yang kini memasuki usia ke dua puluh satu itu pun mendengus kesal memikirkan arti namanya.

Mengapa nasibnya tak sebebas namanya? Mengapa ia selalu terkurung di dalam rumah indah bak penjara ini? Oh ayolah, ia juga ingin merasakan dunia luar yang sesungguhnya.

Lamunan Frei terpecah tatkala suara pintu kamar terbuka dan suara mendayu dari ibunda tercinta terdengar. Frei mengalihkan pandangannya dari jendela. Dilihatnya sang ibu membawa sedang membawa kue bersama dengan camilan lainnya.

"Frei, kemarilah nak. Mari kita makan kue ini," ajak sang ibu yang sudah berada di atas kursi santai depan balkon kamar Frei. Frei pun mau tak mau menghampiri sang ibu dan duduk disebelahnya.

Berbagai potongan kue dan biskuit terlihat begitu menggiurkan ditambah dengan aroma teh chamomile yang menangkan mampu membuat perut Frei mengeluarkan suara berisik. Frei pun segera menerima secangkir the chamomile dan sepotong kue coklat yang nampak begitu memesona.

'Oh, come to mama darling' batin Frei dengan girang saat menerima kue itu. Mereka berdua pun menikmati hidangan dengan hening, entah karena terlalu hikmat menikmati sajiannya atau memang bingung untuk memulai percakapan.

Hamparan bunga-bunga yang terpampang indah di depan mata dengan semilir angin yang menerpa membuat Frei semakin penasaran akan dunia luar dibalik pagar hitam yang kokoh itu. Ia tak pernah melihat ada apa dibalik gerbang hitam itu.

Sekalipun Frei mencoba keluar keluar dari gerbang itu, maka ia akan selalu digagalkan oleh para pengawalna itu. Bahkan ia sempat menanyakan pada sang ibu alasan mengapa ia tidak boleh keluar dan menikmati hal yang biasa orang lain nikmati. Namun lagi-lagi ibunya hanya tersenyum dan berkata, "Dunia luar sangatlah kejam, Frei. Kau akan aman di dalam rumah".

Dan saat ini, ia akan berbicara kepada sang ibu perihal keinginnan terpendamnya.
"Bu, bolehkah aku melihat dunia luar? Mengingat aku sudah besar dan pastinya akan bisa menjaga diri" terang Frei pada sang ibu. Jujur saja, Frei sangat gelisah akan jawaban dari sang ibu. Ia menunggu dengan cemas akan jawaban yang akan dilontarkan ibunya.

"Mengapa kau selalu bersikeras melihat dunia luar, Frei? Perlu kau tahu bahwa dunia luar tidak seindah dan sebaik yang kau pikirkan" terang sang ibu.

"Bagaimana aku bisa menilai bahwa dunia luar tidak sebaik dan seindah saat berada di rumah, bu? Aku saja tidak pernah melihatnya selama dua puluh satu tahun ini." Terang Frei kecewa.

Ibu Frei pun terdiam, seolah tersadar akan tindakannya yang terlampau protektif terhadap anak gadisnya. Ia pun akhirnya berkata, "Baiklah Frei, kau boleh keluar kemana pun kau ingin. Tetapi, izinkan Daniel yang menemani dan menjagamu sewaktu kau keluar rumah".

"Oh, ayolah bu. Mengapa aku harus ditemani? Dan mengapa harus Daniel? Mengapa bukan pengawal lainnya saja yang akan menemaniku untuk melihat dunia luar?" rengek Frei sembari menggoyangkan lengan sang ibu.

"Frei, kau akan melihat dunia luar untuk pertama kalinya. Ibu tak ingin sesuatu hal buruk terjadi padamu. Dan Danial adalah orang yang tepat untuk menjagamu, ibu dan ayah sangat percaya padanya" jelas sang ibu dengan lembut.

"mm, baiklah bu. Aku akan pergi bersama Daniel besok," final Frei pada ibunya.

-TBC-

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang