01.

7.9K 325 35
                                    

Kedua anak kembar itu berdiri di ujung lorong sekolah, bel pulang sudah dibunyikan kiranya 25 menit yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua anak kembar itu berdiri di ujung lorong sekolah, bel pulang sudah dibunyikan kiranya 25 menit yang lalu. Dan keduanya masih setia berdiri menunggu seseorang disini.

"Lo yakin dia belum pulang?" Satu diantaranya bertanya.

Yang lebih muda lima menit darinya itu mengangguk yakin. "Kata Lucas, dia biasa pulang telat."

Tak lama setelahnya, ruang kelas 12 terlihat baru saja memadamkan lampu. Pintu terbuka menampakkan sesosok lelaki lain yang mereka yakini bernama Marka Dinata itu.

Disaat Mark ingin melewati keduanya, Jeno lebih dulu menahan pergelangan tangannya. "Sorry, lo yang namanya Mark bukan?" Tanyanya agak ragu.

Lelaki bersurai hitam itu menoleh, melepaskan cengkraman pada lengannya lalu mengangguk.

"Gua– eh maksudnya kita ada perlu sama lo." Jaemin lebih dulu menyela.

Mark menaikkan sebelah alisnya, "Apa?"

Jeno berdehem, menarik tubuh Mark mendekat dan membisikkan kalimat tepat di depan telinganya. "Soal sewaan."

Yang di bisiki mengangguk paham lalu terkekeh pelan, "Biasa aja, udah sepi nggak bakal ada yang denger."

Jaemin melepaskan tas punggungnya, mengeluarkan amplop berwarna putih yang Mark yakini berisi lembaran uang rupiah.

"Berapa? Biar kita bayar langsung."

"Tunggu-tunggu, kalian nyewa satu buat dua orang?" Mark kebingungan, menunjuk keduanya bergantian.

Jeno dan Jaemin saling bertatapan, mengangguk sebagai jawaban.

"Kapan? Dimana?"

"Nanti jam 9 malem, di bar xx. Gua tau lo sering kesana." Jeno memberitahu.

"Oke, Jaemin..Jeno?" Mark menyetujui, sebelumnya membaca name tag yang tertera di baju seragam keduanya. "See you tonight!"

"Ngomong-ngomong, gua kerja dulu baru terima hasil." Mark berkata sembari menepuk amplop putih di tangan Jaemin. Setelahnya berjalan lebih dulu meninggalkan mereka, tidak lupa mengedipkan sebelah matanya sambil melambaikan tangan.

"Aduh anjir, cakep juga ya Jaem." Jeno tersenyum sembari melihat kepergian Mark.

Jaemin meliriknya malas, menjewer kuping kembarannya itu. "Nggak usah ngiler, kita butuh dia cuma buat putus sama Renjun juga Haechan doang kan."

PARTNER | nominmarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang