Sebuah kebenaran (sinopsis)

21 3 1
                                    

Seharusnya kau tidak menggodaku, ingatlah kau siapa di kerajaan ini? Kau hanya seorang maid yang harus melayaniku! Ucap raja dengan rahang yang mengeras.

Wanita itu sedikit menghela nafas, untuk apa dia memita tanggung jawab? Untuk apa dia menuntut seorang raja yang ada di hadapan dia karena dari awal mereka sama-sama menginginkannya.

Baiklah, izinkan aku untuk tinggal di desa, aku akan kembali lagi setelah anak yang ada di dalam kandunganku sedikit lebih dewasa. Tanpa persetujuan raja wanita itu atau maid itu pergi menuju kamarnya dan segera bergegas untuk membereskan barang-barang yang akan dia bawa.

Sekarang wanita itu ada di sebuah bangunan rumah yang sangat sederhana, dia menatap sendu bangunan itu, itu adalah peninggalan satu-satunya milik keluarganya dia memegang perutnya yang belum buncit sambil menghela nafas tanpa dia sadar pipinya basah karena dia tidak bisa menampung genangan air di matanya itu.

[1.1]

12 April 94M, tepat pada hari ini kerajaan sedang berbahagia karena hari ini seorang ratu melahirkan seorang pangeran kecil, semua rakyat ikut merayakannya ada yang mengadakan pesta di taman, ada yang melakukan pemburuan di hutan, semua rakyat bahkan ada yang berkumpul di halaman istana untuk melihat pangeran kecil itu, saat semua orang sedang merayakan hari kelahiran pangeran kecil, dia atau wanita yang sama juga telah melahirkan bayi perempuan yang bernama Teressa, ibu Teressa memanjatkan doa agar bayinya sehat, cantik, dan cerdas, dia duduk melamun sambil menggendong Teressa kecil itu dalam pangkuannya, mungkin hanya dia yang tidak ikut melaksanakan perayaan untuk pangeran kecil.

Semua orang bertepuk tangan dan bergembira saat pangeran kecil di perlihatkan, pangeran kecil yang ada di gendongan ibunya dia tetap tertidur dengan damai.

Oh-Sehun, itulah nama anakku, terimakasih untuk kalian yang sudah datang untuk mendoakan dan berbahagia karena putra pertamaku lahir, ucap raja yang sedikit berteriak.

Semua rakyat yang ada di kerajaan itu tersenyum penuh haru, ada yang meneteskan air matanya karena ikut bahagia, dan tidak hanya itu semua rakyat kembali untuk bersenang-senang.
.
.
.

.

.

.

.

[ISEUL : Dari Embun]
Aku, menggendong Teressa kecilku sambil membawanya kembali ke istana, karena sudah 3 hari perayaan itu aku sedikit lebih baik, aku di jemput oleh beberapa prajurit kerajaan, saat aku hendak menuju ruanganku banyak maid yang lain menghampiriku, ada yang menggendong Teressa, ada yang mengajaknya bermain, aku tersenyum karena untuk usia bayi 3 hari belum mengerti tentang apapun.

Raja menatapku, aku dan maid yang lain menundukan kepala sebagai rasa hormat kami.
Maafkan saya, karena saya harus membawa anak saya bekerja disini, karena di rumah tidak ada yang menjaganya, saya akan berjanji bahwa dia tidak akan menganggu pekerjaan saya.  Ucapku dengan sedikit takut saat raja itu menatapku dengan dingin, raja menatap anakku dengan sangat lekat, aku akui karena memang anak perempuanku sama persis seperti raja.

Ah.. Hallo Iseul? Apa kau baru kemari?, Tanya ratu. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.
Lihatlah Iseul, aku sudah melahirkan bayi pertamaku, kenapa kau tidak datang untuk merayakannya? Aku mencarimu ke penjuru istana ini, ratu terus berbicara aku hanya memberikan senyumanku, memang ratu jauh lebih ramah di banding dengan raja.
Tunggu, bayi siapa itu? Apa dia berumur sama seperti bayiku? Ratu kebingungan saat melihat bayi yang ada di gendongan temanku.

Ini, bayi dari Iseul ratu, dia melahirkan di waktu yang sama saat pangeran kecil di lahirkan, ucap salah satu temanku.

Pantas saja kau tidak terlihat di istana, ah dia sangat cantik, siapa namanya Iseul? Tanya ratu.

Teressa, nama anakku Teressa ratu, Ucapku.

Nama yang cantik, seperti kau Iseul, hahaha jadi kapan kalian akan menyusul kami hm? Ayok kita buat istana ini penuh dengan anak kecil, ucap ratu sambil tertawa ringan, kami semua ikut tertawa tidak terkecuali raja yang menatapku dengan tatapan tajam, aku menatap raja dengan tatapan dinginku.

.
.
.

.

.

.


.

NANTI DI LANJUT LAGI YA GUYS..
UNTUK TULISAN MIRING SEBUAH DIALOG JADI TANPA MENGGUNAKAN TANDA KUTIP, BACANYA PELAN AJA

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang