Yanase la Juichi, lahir di Kyoto, 1 Januari XXXX. Putra sulung dari keluarga Juichi. Keluarga terkemuka di Jepang. Itulah aku. Saat ini aku akan tinggal sendirian di rumah besar orang tua ku. Orang tua ku akan pindah ke Hiroshima. Awalnya orang tua ku memaksaku untuk ikut pindah, tapi aku tidak mau karena aku sudah terbiasa tinggal dirumah ini. Untung saja orang tua ku meng-iya-kan kemauan ku untuk tinggal disini, tetapi dengan satu syarat. Syaratnya yang benar-benar tidak masuk akal.
Ayah: "Karena Ayah sudah mengabulkan permintaan mu, sekarang kabulkan permintaan Ayah."
Yanase: "Ya karena Ayah sudah mengijinkan aku untuk tinggal disini, aku akan mendengarkan permintaan Ayah. Permintaannya apa, Yah?"
Ayah: "Kamu akan tinggal disini ditemani oleh 2 Butlers pribadi."
Yanase: "Hah?! Tapi umurku sudah 19 tahun dan aku sudah bisa jaga diri. Lagi pula 'kan ada para pelayan disini jadi..."
Ibu: "Pelayan disini akan mengurus rumah sayang, bukan mengurus dirimu."
Yanase : "Tapi Bu, aku 'kan bakal jadi Master dirumah ini!"
Ayah: "Sudahlah, turuti kata Ayah!"
Karena Ayah sudah membentak ku, aku tidak bisa menolaknya. Tapi kalau aku pikir-pikir, untuk apa aku dijaga oleh 2 Butlers sekaligus? Aku kan sudah besar! Aku mau sekali melawan Ayah, tapi Ayah sudah menuruti kemauan ku, mau gak mau aku harus menuruti Ayah.
Ayah: "Jadi gimana? Mau mengabulkan permintaan Ayah atau ikut ke Hiroshima?"
Yanase : "A-aku ikuti permintaan Ayah. Maaf sudah melawan Ayah tadi."
Ibu: "Ibu tau perasaan mu sayang, tetapi untuk jaman sekarang 'kan sudah tidak aman lagi, turuti saja kata Ayah mu."
Yanase : "Iya Bu."
Pelayan : "Permisi Tuan, tamunya sudah tiba."
Ditengah pembicaraan kami, tiba-tiba ada suara ketukan dari pintu. Ternyata itu suara dari salah satu pelayan dirumah ini dan katanya ada seorang tamu. Tapi, kenapa pelayan itu bilang tamunya sudah tiba? Bukankah berarti tamu itu dari awal sudah diundang kerumah ini?
Ayah: "Suruh tamunya masuk."
Pelayan: "Permisi Tuan, maaf menggangu."
Pada saat pintu itu dibuka, ada 2 orang lelaki yang mengenakan baju khusus bagi para Butler di Negara ini. Tinggi, tampan dan berkharisma, itulah pemikiranku saat melihat 2 Butlers itu. Untuk apa seseorang yang tampan seperti mereka mau jadi Butler? Kenapa gak menjadi model saja? Hanya itu yang ada dipikiranku."
Ayah: "Ahh! Seran-kun, Neran-kun, terima kasih sudah datang kerumah ini."
Seran: "Tidak apa-apa Tuan. Ini sebuah kehormatan bisa bertemu Tuan."
Neran: "Kamilah yang seharusnya berterima kasih kepada Tuan, karena berkat Tuan kami disini."
Berterima kasih? Berkat Tuan? Apa maksudnya? Apakah Ayah sudah mengenal orang ini dengan baik? Tetapi entah kenapa, aku merasakan aura yang tidak enak disekitar ku, aura seperti vampire. Ah! Tidak mungkin mereka ini vampire. Tapi tetap saja, aku masih penasaran dengan 2 orang ini.
Yanase : "Yah, apakah orang ini..."
Ayah: "Orang inilah yang akan menjadi Butler pribadimu. Mereka ini kembar identik. Yang rambutnya warna merah sekaligus yang paling tua adalah Watanabe Seran-kun."
Seran: "Selamat siang."
Ayah: "Yang rambut silver adalah Watanabe Neran."
Neran: "Selamat siang."
![](https://img.wattpad.com/cover/34415784-288-k263696.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Private Butlers [completed]
FantasyTwin? Butler? Vampire? Prince? Love? (Yaoi BxB ThreeSome HardCore 21++, beberapa chapter yanase private agar tidak menimbulkan comment yang sarkasme. jika kalian ingin membaca chapter yang di private tersebut caranya, follow akun yanase, masukkan u...