Heru, 32 th, adalah teman
sekantor suamiku yang sebaya
dengan seksama aku berumur 28
th. Mereka sering bermain tenis
bersama, entah mengapa Heru
datang kerumah menjemput
suamiku ia selalu menyapaku
dengan senyumnya yang khas,
sorotan matanya yang dalam
selalu memandangi diriku, apalagi
aku memakai daster yang agak
menerawang tatapannya seakan
menjelajahi seluruh tubuhku.
Aku benar-benar dibuat risih oleh
perlakuannya, sejujurnya aku
merasakan sesuatu yang aneh
pada diriku, walaupun aku telah
menikah 2 tahun yang lalu dengan
suamiku, aku merasakan ada
getaran getaran dilubuk hatiku
ditatap rupa oleh Heru. Suatu
hari suamiku pergi keluar kota
selama 4 hari. Pas di hari minggu
Heru datang kerumah maksud
hati ingin mengajak suamiku
bermain tenis, pada waktu itu aku
sedang olahraga dirumah dengan
memakai hot pant ketat dan kaos
diatas perut.
Ketika kubuka pintu, ia terpana
melihat liku tubuhku yang seksi
tercetak jelas di kaos dan celana
pendekku yang serba ketat
itu. Darahku berdesir merasakan
tatapannya yang tajam. Kukatakan
pada suamiku keluar kota sejak 2
hari lalu, dia hanya diam terpaku
dengan senyumannya yang khas
tidak terlihat adanya kekecewaan
diraut mukanya, tiba-tiba ia
berkata ".Hesty tidak mau gantiin
suamimu, main tenis dengan
saya." Giliran aku yang terpana
selama menikah belum pernah
aku pergi keluar dengan laki selain
suamiku tetapi terus terang aku
senang mendengar ajakannya,
dimataku Heru merupakan sosok
yang cukup 'gentleman'.******** **o* **o*
tiba tiba dengan yakin ia berkata
".Cepet ganti pakaian aku
tunggu disini." Entah apa yang
mendorongku untuk menerima
ajakannya aku langsurng
mengangguk sambil berlari
kekamarku untuk mengganti
pakaian. Dikamar Aku termangu
hatiku dagdigdug seperti anak
SMU sedang berpacaran lalu aku
melihat diriku dicermin kupilih
baju baju tenisku lalu ketemukan
rok tenis putihku yang supermini
lalu kupakai dengan blous 'you
can see' setelah itu kupakai lagi
Sweater, wouw.. cukup seksi juga
aku ini.., setelah itu aku pakai
sepatu olahragaku lalu cepat
cepat aku temui Heru didepan
pintu ".Ayo Her aku sudah siap."
Heru hanya melongo melihat
pakaianku. Jakunnya terlihat naik
turun.
Singkat kata aku bermain tenis
dengannya dengan pernuh ceria,
kukejar bola yang dipukulnya, rok
miniku berkibar, tanpa sungkan
aku biarkan matanya menatap
celana dalamku, ada perasaan
bangga dan gairah setap menatap
pantatku yang padat sepanjang ini.
Saking hotnya aku mengejar
bola tanpa kuduga aku jatuh
terkilir, Heru menghampiriku
lalu mengajakku pulang. Setiba
di rumah, kuajak Heru untuk
mampir dan ia menerimanya
dengan senang hati. Heru
memapahku sampai ke kamar,
lalu membantuku duduk di
ranjang. Dengan manja kuminta
1a mengambilkan aku minuman
di dapur, Heru mengambilkan
minuman dan kembali ke kamar
mendapatkan aku telah melepas
sweater dan sedang memijat
betisku sendiri. Ia agak tersentak
melihatku, karena aku telah
menanggalkan sweaterku sekarang
tinggal memakai blous "you can
see" longgar yang membuat ketiak
dan buah dadaku yang putih mulus
itu mengintip nakal, cara kakiku
juga menarik rokmini olahragaku
hingga pahaku yang juga putih
terbuka untuk doa.
Tampak sekali ia menahan diri
dan pandangan pandangan
saat memberikan minuman
kepadaku. Memang "gentleman"
pria ini. penampilan agak
kaku tetapi sikap yang lembut,
kombinasi yang tak kudapatkan
dari suamiku, ditambah
berbagai macam kecocokan di
antara kami. Mungkin inilah
yang mendorongku untuk
melakukan sesuatu hal yang
seharusnya tidak dilakukan
oleh seorang wanita yang sudah
bersuami. Aku menggeser
posisiku mendekatinya, lalu
kucium pipinya sebagai ucapan
terimakasihku. Heru terkejut,
namun berusaha menghindar
bahkan ia menggerakan wajah
sehingga bibirku beradu dengan
bibirnya. Kewanitaanku bangkit
walaupun aku tahu ini adalah
salah tetapi tanpa kusadari ia
mencium bibirku beberapa saat
sebelum akhirnya aku merespon
dengan hisapan lembut pada bibir
bawahnya yang basah.Diciumi buah dadaku sementara
untuk merogoh ke punggungku
untuk melepas kait BH-ku. Sama
sekali tidak ada protes dariku
iapun melempar BH-ku ke lantai
sambil tidak buang waktu lagi
mulai menjilati putingku yang
memang sudah menginginkan ini
dari tadi. "0oohh.. sshh.. aachh.
Heruu." desahku langsung
terlontar tak tertahankan begitu
lidahnya yang basah dan kasar
menggesek putingku yang terasa
Sangat peka.
Heru menjilati dan menghisap
dada dan putingku di sela-sela
desah dan rintihku yang sangat
menikmati gelombang rangsangan
demi rangsangan yang semakin
lama semakin menggelora ini,
".O0oh Heru suuddlhaah .
Herr.. membungkuk..!!" tetapi
Heru terus saja merangsangku
siap untuk melepas celananya,
sehingga kini ia benar-benar
telanjang. Penisnya yang
besar dan berotot mengacung
tegang, karuan aku terbelalak
melihatnya, besar dan perkasa
lebih perkasa dari penis suamiku,
vaginaku tiba tiba berdenyut tak
karuan. Oh.tak kupikirkan akibat
dari keisenganku tadi yang hanya
mencium pipinya saja sekarang
sudah mau lama.
Heru melepas putingku lalu
bangkit berlutut mengangkangi
betisku. Ia menarik rokku dan
membungkukkan badannya
menciumi pahaku. Kembalikan
bibirnya yang basah dan lidahnya
yang kasar menghantarkan
rangsangan hebat yang merebak
ke seluruh tubuhku pada setiap
sentuhannya di pahaku. Apalagi
saat lidahnya menggoda
selangkanganku dengan jilatannya
yang sesekali melibas pinggiran CD
ku, semili lagi bibir vaginaku. Yang
bisa kulakukan hanya mendesah
dan merintih pasrah melawan
gejolak birahi, rasa penasaranku
menginginkan lebih dari itu tapi
akal sehatku masih menyatakan
bahwa perbuatan yang salah.
Akhirnya, dengan menyibakkan
celana dalamku, Heru
mengalihkan jilatannya
kerambut kemaluanku yang
telah begitu basah penuh
lendir birahi. "ggaahh .
Heeruu.stoop.ohh." bagaikan
rusak setrum rintihanku langsung
menyertai kenikmatan yang
kurasakan saat lidah Heru melalap
vaginaku dari bawah sampai ke
atas, memantau klitorisku.
Kini kami sama-sama telanjang
bulat. Tubuh kekar berotot Heru
berlutut di depanku. ILobang
vaginaku terasa panas, basah
dan berdenyut-denyut melihat
batang penisnya yang tegang
besar kekar berotot berbeda
dengan punya suamiku yang
lebih kecil. Oohh.betul betul
luar biasa napsu birahiku makin
mengebu gebu. Entah mengapa
aku begitu terangsang melihat
batang kemaluan yang bukan
punya suamiku.Oooh begitu besar
dan perkasa, pikiranku bimbang
karena aku tahu sebentar lagi
aku akan disetubuhi oleh sahabat
suamiku, anehnya gelora napsu
birahiku terus mengelegak.