Really, Switch?

2.6K 224 19
                                    

5 tahun sudah berlalu. Selama itu pula, komunikasi antara Jaemin dan Renjun serta para sahabatnya tetap terjalin dengan baik. Walaupun terpisah jarak yang sangat jauh --pengecualian untuk Jeno dan Donghyuck-- , mereka masih saling memberi kabar satu sama lain.

Apalagi Jaemin.

Hampir 2 jam sekali, dia akan mengirim pesan pada Renjun, dan akan di balas 6-7 jam kemudian oleh pemuda Huang itu. Bukan apa-apa, kegiatan kuliahnya di China cukup padat, jadilah dia baru bisa membalas pesan-pesan yang dikirim Jaemin dalam jangka waktu segitu. Jaemin tidak masalah. Yang penting Renjun sempat membalas pesannya.

Disaat luang pun, mereka berempat akan menyempatkan diri melakukan skype. Saling menceritakan kegiatan sehari-hari di kampus, menceritakan keluh kesah selama kuliah, kendala yang mereka alami saat mengerjakan tugas dari dosen, atau menceritakan betapa rindunya mereka. Khusus yang terakhir, itu sudah pasti Jaemin.

Namun akhirnya, setelah 5 tahun, lebih tepatnya 5 tahun 2 bulan, mereka akan kembali bertemu. Dan ada kabar baik juga.

Jeno dan Donghyuck, mereka sudah bertunangan dan akan segera menikah tahun depan. Saat awal musim semi.

Pintar juga mereka memilih waktu.

Jaemin sudah pasti yang paling heboh menanggapinya. Dia bahkan tidak berhenti teriak ketika mendapat kabar itu dari Donghyuck 2 bulan yang lalu. Entah karena tekanan ketika kuliah atau karena terlalu senang. Well, menurut Donghyuck, Jaemin memang terkadang suka berlebihan. Itulah kenapa Donghyuck bilang kalau Jaemin ini teman yang unik.

Mereka berempat sepakat untuk bertemu di cafe milik Lucas. Seseorang yang pernah menjadi kakak kelas mereka saat SMP dulu, dan sekarang pemuda itu sudah sukses dengan bisnis cafenya. Dia juga merupakan sepupu Renjun.

Bell yang ada di pintu cafe berdenting tanda ada pelanggan yang masuk. Renjun yang memang sudah ada di sana menengok ke arah pintu dari tempatnya duduk.

Itu mereka. Jeno dan Donghyuck. Pasangan yang sedang berbahagia.

"RENJUN-A~" teriak Donghyuck ketika dia sudah melihat Renjun di meja dekat jendela. Agak pojok.

Renjun yang sudah terbiasa dengan teriakan melengking Donghyuck, hanya tersenyum menanggapi temannya itu. Mereka berpelukan karena saking rindunya.

"Aah~ Renjun-a~, gue kangen banget sama lo tauk! Kapan lo balik ke sini?" tanya Donghyuck sambil melepaskan pelukannya pada Renjun.

"Minggu kemarin, Hyuck. Lo masih gak berubah, ya? Suka teriak. Ganggu tau, gak?" Seperti biasa, Renjun menjawabnya agak ketus.

Sementara Jeno yang ada di belakang Donghyuck, hanya menampilkan senyum bulan sabitnya. Seperti biasa, penikmat keributan adalah hobi sampingannya.

"Apa kabar, Jun? Lama gak ketemu kok lu makin menyusut sik?"

"Sialan, Lee Jeno! Baru juga ketemu, udah ngajak ribut."

Well, dilihat secara fisik memang Renjun ini badannya lebih kecil dari Jeno. Bahkan dari Donghyuck sekalipun.

Padahal saat mereka masih sekolah, perbedaan itu tidak terlalu mencolok. Tapi sekarang, Renjun bahkan sangat mungil kalau disandingkan dengan Jeno dan Donghyuck.

"Lah iya, Jun. Kok lo jadi mungil imut begini sik?" ucap Donghyuck ikut memperhatikan Renjun. "Ih.. lo jadi gemesin banget, Jun." pekik Donghyuck.

"Lu berdua sama aja-_-"

Setelah perdebatan soal 'mungil'nya Renjun, mereka bertiga duduk dengan sesekali bercerita. Soal memesan minuman atau makanan, nanti saja kalau sudah kumpul semua. Mereka hanya tinggal menunggu Jaemin. Jeno bilang, Jaemin menghubunginya tadi sebelum Ia dan Donghyuck masuk ke cafe, kalau pemuda Na itu akan sampai 10 menit lagi.

Switch! | JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang