Selamat Membaca
Jika ada typo atau apa pun itu, silahkan dikomentari!
Ini cerita murni dari otak dan ide gue, jadi tim plagiat, hush! Jauh-jauh sana!
Bab 1
Cahaya matahari pagi ini sangat terik, panas membuat gerah. Padahal masih jam sembilan pagi, tapi dua orang murid di lapangan terlihat biasa saja tanpa topi. Semua murid sudah masuk ke ruangan kelas masing-masing karena jam pelajaran akan segera dimulai.
Tapi, Estin dan Chokky masih berada di lapangan melaksanakan hukuman karena tidak membawa topi. Keduanya mendapat hukuman menghormat tiang bendera sampai pelajaran pertama habis.
“Gue sebenarnya heran, kenapa tiang jelek seperti ini harus dihormati,” keluh Chokky sambil mengipas wajahnya yang terlihat memerah. Kulit cowok itu memang sangat putih, jadi kalau dijemur di bawah matahari seperti ini akan membuat kulitnya merah, oleh karena itu Estin selalu mengejek cowok tampan itu.
“Banyak banget, sih bacot lo!” ketus Estin. Dia menurunkan tangan kanannya lalu mengganti jadi tangan kirinya untuk menghormat bendera.
“Tangan lo ganti, Es. Gak cocok nanti dimarahin kepesok!” Estin mendengus mendengar suara Chokky. Apakah dia tidak tahu kalau Estin sekarang mati-matian menahan rasa lapar dan haus? Dia memang sengaja tidak membawa topi karena pelajaran pertama di kelasnya adalah pelajaran matematika. Pelajaran mematikan itu tidak akan pernah Estin ikuti! Dan sialnya, dia tidak mengikuti ucapan dari pamannya yang menyuruhnya untuk sarapan. Saat Estin tadi berjalan ke kantin, tiba-tiba saja bel mengejutkannya dan akhirnya ikut berbaris mengikuti upacara di hari senin yang menyebalkan.
“Gue yang dimarahi kepesok, bukan lo!” ketus Estin lagi. Kepesok merupakan gelar yang mereka berikan untuk guru BK dengan name tag Keyana. Guru perempuan dengan tubuh gendut itu selalu menghukum mereka setiap kedapatan membuat ulah. Padahal kan mereka membuat onar karena hobby, kalau tidak menjalankan hobby rasanya tidak tenang. “Hobby itu harus dijalankan dan tidak boleh dihentikan, karena itu akan membuatmu bosan.” Seperti itulah jawaban Estin dan Chokky saat diwawancarain kepesok. Disebut kepesok karena tubuh guru itu gendut dan berjalan lambat. Entah apa.
“Kan, gue kasian sama lo, Koreng!” jawab Chokky yang sudah habis sabar. Dia hanya berbaik hati pada Estin, cewek bar-bar. Kan tidak epic, siap menghormat bendera langsung membersihkan kamar mandi.
“Hmm, serah lo deh!”
“Nampaknya mbak lagi dapet bulan ya,” goda Chokky, muka Estin langsung memerah. Kulitnya yang tidak terlalu putih alias kecoklatan langsung pias. Cowok tengil itu selalu tahu kapan cewek itu mendapat bulanannya.
“Diam lo, sialan!” Estin mengangkat kakinya dan menendang pantat cowok itu.
“Aww, gila!” Chokky mencoba menghindar tapi gagal.
“Hei! Siapa yang menyuruh kalian berantam? Mau nambah hukuman?!” hardik kepesok.
Guru wanita itu berkacak pinggang di hadapan mereka, wajahnya yang dihiasi make up tebal menambah kesan badut. Kedua murid itu hampir saja tertawa tapi ditahan, tidak mau menambah hukuman.
“Hehe, sorry, Bu. Kita Cuma adu jotos doang kok,” jawab Chokky sekenanya. Estin memilih diam, muak melihat kepesok alias bu gendut alias bu Keyana.
“Sorry, sorry! Kalian ini tidak malu apa? Ke sekolah membuat on__”
“Enggak, kok, Bu. Sudah jam bel istirahat nih, bye bucantik!” Jawaban Estin itu menyela ceramahnya pagi ini. “Sial!” umpat Bu Keyana, merasa dipermainkan murid nakal seantero sekolah. Padahal belum ada pergantian bel dan dua curut itu langsung saja lari dari hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Idol
Teen FictionIni cerita tentang kecintaan pada idolanya. Estin dan Chanyeol. Mereka berbeda, tapi Estin selalu ingin menghilangkan perbedaan itu. Happy reading, guys