Peringatan 21+
Wang Yibo profesor ternama, dia memiliki seorang kekasih yang juga seorang profesor seperti dirinya. Akan tetapi kekasihnya mengkhianatinya dengan cara berselingkuh di belakangnya.
Yibo yang frustasi dan menjadi kesepian akhirnya menc...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
----- Robot & Master -----
***
"Baiklah, kita mulai pemanasannya, aku akan mengujimu, manis," ucap Yibo semangat. Dia meraih tangan robot itu lalu membawanya ke penisnya.
"Buat aku terangsang baby," ucapnya parau.
Si robot mengangguk kemudian ...
Nyet!
"GAAAAAAARRRRHGHHHHHH!!!!!!!!" Yibo menjerit sekencang-kencangnya karena penisnya diremat oleh si robot. . .
"GAAARGHHH!! LEPASKAN!!!" teriak Yibo kesakitan.
Si robot menuruti perintah Yibo, dia segera melepaskan remasan tangannya dari penis Yibo.
Setelah terlepas, Yibo ambruk ke lantai, tubuhnya kelojotan sambil meringkuk kesakitan. "ARGG FUCK! FUCK! AAARGGHH!!"
Si robot memiringkan kepalanya melihat Tuannya yang kelojotan di lantai.
Beberapa menit berlalu, rasa sakit itu belum juga sepenuhnya menghilang. Yibo mengeluarkan keringat banyak di seluruh tubuhnya. "Shit! Bodohnya aku, kenapa aku tidak mencobanya dengan benda lain?" gumamnya lirih, lalu dia teringat sesuatu. Tembok ruangan kerjanya berlubang.
Yibo memejamkan matanya, mengutuk kebodohannya sendiri. Perlahan-lahan dia menunduk ke arah tubuh bagian bawahnya. "Junior ... apa kau baik-baik saja? Kenapa aku tidak merasakan keberadaanmu di sana?" gumam Yibo miris.
Tap
Tubuh Yibo berjengit kaget saat robot itu mengangkat tubuhnya dengan gaya bridal. (🙈🙈Ga mau bayangin)
"GYAAAA KAU MAU APA?!!! TURUNKAN AKU!!! YAAAKKK!!!!" Yibo memukuli kepala si robot sambil meringis kesakitan.
Si robot tidak bergeming, dia terus berjalan. Ternyata si robot membawa Yibo ke kursi sofa, lalu membaringkannya di sana.
Yibo melongo, tadi dia sudah berpikiran horor. Dikiranya si robot akan melemparnya keluar rumah. "Ma-maaf aku memukul kepalamu," ucap Yibo merasa bersalah.
Si robot hanya diam tidak bereaksi apapun, dia hanya menatap Yibo.
Yibo menyentuh wajah si robot, "Seandainya kau manusia, pasti pukulanku tadi terasa sakit. Sekali lagi maafkan aku."
Si robot berdiri tegak lagi, dia masih menatap Yibo dengan tatapan datar.
Yibo masih meringis kesakitan, "Sial, aku harus memeriksakan ke dokter. Aku tidak mau masa depanku lenyap." Yibo menoleh ke sana ke mari mencari ponselnya.
"Di mana ponselku?" Dia hendak bangun dari kursi tapi rasa nyeri menahannya, Yibo mengumpat lagi. Kemudian dia menoleh menatap si robot yang masih menatapnya.
"Eehem ... mmm ... bisakah kau membantuku mencari di mana ponselku berada?" pinta Yibo.
Si robot memiringkan kepalanya, tidak tahu apa yang dimaksudkan oleh Tuannya.