Sudah lebih dari lima menit dua bocah itu duduk saling berhadapan tanpa membuka suara, padahal beberapa menit lagi guru dengan tampang serampangan itu akan memanggil mereka satu per satu untuk menyanyi di depan kelas, sebagai simulasi untuk tes menyanyi minggu depan.
Atmosfer kelas yang ramai dan gaduh dalam diskusi tidak mampu memecah ketidak-akraban dua murid yang bangkunya saling bersebelahan itu. Sudah satu semester lewat sejak kenaikan kelas, tapi nyatanya mereka berdua bahkan sama-sama tak pernah saling sapa sekali pun.
Goo Junhoe, bocah laki-laki yang dari tadi terus menghela nafas itu masih urung memulai percakapan. Moodnya sudah hancur sejak guru muda yang tengah mengotak-atik gitarnya itu memberitahukan materi kali ini adalah menyanyi, hal dalam seni yang Goo Junhoe benci selain menggambar.
Helaan nafasnya makin dihembus keras ketika matanya kembali tak sengaja menatap gadis kecil yang duduk di hadapannya. Han Sara-Bocah satunya yang sedang menatap kosong ke atas meja itu bukanlah orang yang Goo Junhoe harapkan untuk menjadi partner dalam tugas kali ini. Gadis itu terlalu pendiam dan pemalu untuk bisa membawakan lagu bersamanya minggu depan. Goo Junhoe juga yakin kalau gadis itu tidak bisa bernyanyi, buktinya untuk bicara saja dia hanya seperlunya bersuara.
"Lagu apa yang akan kita nyanyikan?" Tanpa diduga Han Sara buka suara di tengah lamunan Goo Junhoe. Membuatnya agak terkejut.
Namun begitu, Junhoe tetap urung bersuara. Ia malah merebahkan tubuhnya di meja kemudian memainkan jemarinya. Tak peduli apakah Han Sara akan marah atau bahkan menangis karenanya kemudian mengadu. Ia benar-benar tidak peduli dengan menyanyi, tidak juga dengan bocah ini. Rasa percaya diri yang berlebihan dalam diri Junhoe memang terus membuat keangkuhannya bertambah tiap hari.
Tapi ternyata tak ada respon apapun dari Sara. Junhoe yang penasaran melirik wajah Sara diam-diam dari balik lengannya. Mendapati Sara yang diam dengan ekspresi polos menunggu jawaban Junhoe. Sara berkedip ketika memergoki Junhoe yang ternyata tengah mengawasi gerak-geriknya.
"Apa yang akan kita nyanyikan?" Ia lantas bertanya.
Junhoe pun menyerah atas kesabaran Sara. Dia menegakkan duduknya dan menghela nafas panjang sebelum akhirnya menatap bocah itu malas dan mulai berbicara.
"Kau saja sana yang menyanyi! Aku tidak mau bernyanyi."
"Tapi nanti kau tidak dapat nilai..."
"Aku akan pura-pura sakit."
Han Sara bungkam mendengar jawaban Junhoe yang terlampau santai di saat seperti ini. Ia tampak mengatupkan bibirnya rapat-rapat, entah karena jengkel pada Junhoe atau sedang memikirkan sesuatu di detik-detik terakhir sebelum nama mereka dipanggil. Dan benar saja, tak sampai beberapa menit kemudian, nama mereka akhirnya dipanggil.
"Han Sara dan Goo Junhoe!"
Junhoe tidak menggeser posisinya sama sekali. Tetap bersikap masa bodoh dan tetap menelungkupkan badannnya di atas meja, berpura-pura sakit-setidaknya hingga pelajaran seni musik berakhir. Ia diam-diam kembali mengintip ekspresi Sara yang berubah kebingungan. Namun kemudian gadis itu malah berdiri dengan cepat dan mendekat sedikit pada Junhoe seraya berbisik.
"Aku akan menyanyikan satu lagu sekarang. Nanti kalau kau tidak suka, kau boleh protes. Aku akan bilang kalau kau belum siap. Kau tidak perlu pura-pura sakit."
Dia pun berjalan ke depan dengan kedua tangan dikepal di samping tubuhnya. Setelah mengucapkan sesuatu pada sang guru, ia kemudian berdiri di depan kelas, menghadap semua murid yang kini menatapnya lekat, tak terkecuali Junhoe yang mengawasinya diam-diam dalam posisi masih telungkup di meja-penasaran bagaimana gadis itu akan mempermalukan diri sendiri di depan sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Overcast
FanfictionIni rahasia Goo Junhoe-Ketika hatinya bicara; hati itu bukan otak yang secara logis bekerja. Dia bukan tangan dan pikiran yang bisa diatur seenaknya. Dia bahkan bisa menjadi musuh ketika kau meyadari keberadannya.