Bagian I: Kelainan Seksual

42 0 0
                                    


Sedih, rintih, sakit, terisak, wanita mana yang tidak merasakan hal itu ketika melihat sang suami sedang berduaan dengan seorang wanita di sebuah Pub, diiringi suara Disk Jockey yang memecah telinga.  Dadanya sesak melihat suaminya berciuman dengan seorang wanita yang dikenali dan lebih anehnya suami dari wanita tersebut tampak bahagia melihat istrinya dicium, digagahi oleh suaminya. Tidak ingin membuat keributan, Mama langsung pulang dengan menarik napas dalam-dalam.

Sesampainya di rumah, Mama tidak bisa tidur. Dia bolak-balik ke ruang tamu ke tempat tidur menunggu suaminya pulang. Hingga pukul 04.00 dini hari, suaminya belum pulang. Kembali ke tempat tidur dengan perasaan tidak tenang. Tidak lama kemudian terdengar bunyi mobil, mama pun pura-pura tidur. Terdengar pintu kamar dibuka,  Brana sedang menerima telepon sambil membuka pakaiannya. Brana memperhatikan istrinya yang tampaknya sudah tertidur pulas.

"Ia Dir, hahhaa......." Cekikan. "gue sih coba rayu istri gue yah! Asyik juga sih. Menggairahkan. Puas banget! Okay Dir!"

Brana menuju ke kamar mandi  dan membasuh tubuhnya dengan air hangat. Setelah mandi, dia langsung ke atas tempat tidur dan menciumi istrinya dengan nafsu. Dan keduanya melakukan hubungan intim.

Pagi Hari yang Cerah untuk Jiwa yang Penuh Birahi

Brana terlihat terburu-buru menuju kantor. Sarapan yang dihidangkan Mama tidak sempat ia cicipi. Berselang kemudian, anaknya  Zhaky datang dengan muka bantal. 

"mama sayang, aku lapar"

"makan yah nak! Ibu mau keluar sebentar"

"kok orang rumah pada sibuk semua sih?"

Mama memanaskan mobil untuk membuntuti suaminya. Brana masuk ke sebuah hotel. Mama masuk dan langsung ke front Office.

"kamar pak Dira? Saya sudah janjian sama beliau"

"1313, bu"

Mama menuju ke kamar 1313 dengan langkah yang sebenarnya membuat pikirannya sedikit agak kacau. 

Memencet bel.  Pintu langsung dibuka. Dira kaget karena Mama istri Brana langsung menerobos masuk. Mama melihat semuanya. Semua sedang tidak menggunakan sehelai benang pun, termasuk suaminya Brana. Mama kaget, shock, bibirnya gemetar.

Plak!!!! Kepala Mama dipukul pemanas air hingga pingsan oleh Dira. Dira, Brana, Mathilda kebingungan mencari cara agar Mama disingkirkan dari hotel.

Dira mengambil obat dari tasnya.  Obatnya bernama lariam. Mereka mengangkat Mama ke tempat tidur dan mencocoki obat tersebut ke mulut Mama. Mama belum ada reaksi sama sekali.

"Dia belum mati kan Dir?" tanya Brana. "terus ini obat apa Dir?"

"Tenang saja, setelah ini dia tidak akan  ingat kejadian ini. Sekarang bagaimana caranya agar kita bisa bawa dia pulang ke rumahmu."

"Dia akan amnesia maksudmu?"

"Lihat saja reaksinya"

Mama dibawa pulang dengan taktik mereka hingga berhasil dibawa ke basement. Mama langsung dibawa ke rumah.

"ada apa sih pak?" tanya Zhaki.

"tadi ibu kamu, tiba-tiba teriak gitu. Sepertinya ibu kamu ada gangguan jiwa." jawab Dira.

Mendengar jawaban itu, Brana kaget dan membawa Dira ke belakang.

"Obat apa yang loe cokokin ke istri gue?"

"loe mau masuk penjara? Klo istri loe sadar dan membongkar semuanya gimana? Biarlah dia jadi gila!"

Brana jadi dilema. Menarik napas panjang. Dan terdengar teriakan dari kamar Mama.

"Ahhhh..............................................................................."

Brana kaget dan Dira Sinis.


BERSAMBUNG



(Lariam adalah obat anti malaria yang banyak digunakan sampai tahun 2009. Obat ini sering diresepkan untuk wisatawan dan tentara yang akan memasuki daerah beriklim lembab, di mana rentan terjadi malaria. Namun obat ini ternyata dapat membuat orang jadi gila.)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

M a m aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang