Teriakan, jeritan darah yang terdengar saat suara itu bergema ke seluruh kastil. Untuk sebagian orang, hal itu sudah dianggap normal ketika jeritan para tahanan terdengar di lorong.
Suara petir dan hujan menambah suasana horor kastil itu, didalam ruangan terlihat seorang pria yg dilumuri banyak sekali darah dan luka.Karpet yg awalnya bewarna putih terang menjadi merah pekat akibat ceceran darah yang terus mengalir dari mayat pria itu.
Jika dilihat lebih jelas lagi, diruangan itu terdapat 3 pria lain yang mengenakan pakaian yang sama. Salah satu mereka memiliki warna rambut bewarna abu, satunya memiliki rambut bewarna hitam pekat dan salah satu dari mereka terlihat lebih tinggi daripada yg lainnya.
"Ini semua salahmu, jika saja kau tidak menyayatnya terlalu keras pasti darahnya tidak akan mengalir seperti ini" ucap salah satu diantara mereka.
"Jika saja dia sopan, mungkin aku hanya akan menyayatnya dikit" jawab pria yg lebih tinggi
"Ck, ini karpet kesayangan ayah bodoh, cepat minum saja darah yg mengalir di leher pria ini sebelum ayah datang" kesal pria berambut hitam.
"Kau saja, darah pria tua ini rasanya seperti tanah. Darah tikus saja lebih enak"
"Bilang saja kau tidak mau membersihkan kekacauannya pemalas"
"Aku tidak pemalas"
"Iya kau pemalas"
"Tidak"
"Iya"
"Tidak
"Iy-
"Kalian berdua diam. Ayah akan segera pulang sebentar lagi.. lebih baik kita segera bereskan kekacauan ini"
Pertengkaran kedua saudara itu segera berhenti ketika mendengar kakak tertua mereka berbicara.
"Hush baiklah, aku hanya kesal kepada adik kita yg bodoh ini, badannya saja yg membesar tp otaknya mengecil"
"Setidaknya aku lebih tinggi darimu kan, kau lebih tua dariku tapi anehnya tubuhmu lebih pendek"
"Kau-"
Saat pria itu ingin berbicara, tiba-tiba lampu ruangan menjadi gelap dan memunculkan sekumpulan kelawar yg menjadi satu dan perlahan berbentuk seorang manusia.
"Kalian berdua berhenti bertengkar"Ketiga pria tersebut diam dan langsung membungkuk hormat kepada pria itu.
"Selamat datang Ayah" ucap mereka bertiga serentak""Yoshi, sudah kubilang untuk menjaga kedua adikmu agar tidak membuat kekacauan lagi kan?"
Pria berambut abu itu terdiam sejenak, tentu saja kakak tertua selalu disalahkan, padahal yang berbuat masalah itu adiknya.
"Maafkan aku" ucapnya pelan.Pria itu tidak menjawab dan fokus kepada seorang pria tua yg tengah diborgol, seperti sudah mati.
"Siapa yg melakukannya?""Tentu saja ulah Haruto, kami bahkan sama sekali tidak menyakitinya"
"Tapi kau meminum darahnya juga"
"Aku tidak"
"Iya kau meminumnya"
"Ti-
BRAK
Pintu ruangan tiba tiba terbuka dengan keras dan menampilkan seorang pria dengan topi dan kacamata hitam yg sangat mengimintidasi.
Sang Ayah menyadari kedatangan pria tersebut dan berbalik dengan tatapan kesalnya.
"Apa maumu Danny""Lord Eve telah memerintahkanku untuk membuat sebuah acara kecil agar memeriahkan upacara pengangkatan lord lain, dan aku rasa aku membutuhkan bantuanmu"
"Aku membutuhkan sebuah korban, terserah siapa saja yg penting orang dari luar desa ini" lanjut pria bertopi tersebut.
"Apa imbalan yg akan kau beri?"
"Setelah manusia itu berhasil mengikuti permainan kecil dariku, kau boleh memilikinya"
•••
"Ayah bukankah itu ide yg bagus? Kita sudah lama tidak meminum darah dari orang luar desa, sepertinya segar"
"Benar, orang didesa ini memiliki darah yg bau huekk"
"Aku juga setuju dengan mereka, mungkin lebih baik Ayah menerima tawaran paman Danny"
Ketiga saudara tersebut setuju atas usulan yang diberikan paman mereka untuk menangkap korban.
Pria bertopi tersebut tersenyum puas lalu menyilangkan tangannya, Danny mengangguk setuju "Liatkan Ji? Anakmu saja setuju padaku"
Ji hanya menatap sinis kakaknya yg satu ini, bisa-bisanya dia menyuruh dirinya mencari korban di tengah kota yg besar itu. Tapi apa boleh buat, anak anaknya menyetujui permintaan kakaknya Danny.
Well.. Apapun demi anak bukan?"Baiklah Danny, aku mengabulkan ini hanya karena anakku menginginkannya"
"Bagus, aku tunggu hingga pukul 12. Kita berjumpa lagi di upacara itu, selamat tinggal" Danny segera keluar dari ruangan dan meninggalkan Ji dan anak- anaknya disana.
________________________
Sesuai perjanjian nya dengan Danny tadi, ia segera pergi menuju kota dengan menyusuri jalan-jalan sepi untuk mencari mangsa yg cocok.
Ini pertama kalinya ia keluar untuk mencari mangsa karena permintaan kakaknya, siapa yg berani menyuruh Jihoon melainkan kakak nya sendiri? Ya walaupun ia sendiri terpaksa.
Jika game Danny memberikan komentar yg baik dari Lord Yang , itu juga akan memberikan nilai plus karena Ji juga merupakan salah satu orang yang membantunya.
**
Jalanan kota entah kenapa menjadi sangat sepi, padahal ini masih belum larut malam.
Selesai 30 menit berjalan, Ji menemukan seorang manusia yg tengah merapihkan alat-alat musiknya ke dalam mobil.Usia nya mungkin sekitar 20 tahun, berambut coklat, memiliki tinggi sekitar 168 cm.
Target yang sempurna.
Jihoon melihat sekitar dan tidak melihat satu orang pun selain manusia itu disana.
Tanpa basa basi ia segera mendekati orang tersebut.
"Perlu bantuan?" senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐚𝐬𝐭𝐥𝐞
FanfictionApa yang ada di dalam kastil itu? _______________ Happy reading!