Pagi di hari Senin nampak cerah. Beda dengan hari-hari sebelumnya, dimana di pagi hari matahari selalu tertutupi awan hitam yang akhirnya menurunkan percikan-percikan air ke bumi.
Seorang remaja perempuan baru saja keluar dari rumah nya. Memakai seragam khas sma. Perempuan itu bernama Wizaria Vionoffel Alexander, bungsu dan satu-satunya anak perempuan di keluarga Alexander. Rumah nya sederhana, tidak terlalu mewah. Karena keluarga Alexander hanyalah keluar sederhana. Ibunya seorang guru sedang ayahnya seorang petani. Alexander juga bukanlah marga keluarga. Hanya nama akhir.
Buktinya hanya ia seorang yang memiliki nama Alexander di keluarga nya.
"Sudah siap?" Suara lembut namun berat itu menyadarkan Vio dari lamunannya.
"Eh iya." Setelah selesai menali sepatu nya, Vio naik ke jok belakang motor kakak pertama nya. Selama perjalanan hanya diisi oleh keheningan.
Angin yang berhembus menerpa wajah nya membuat Vio yang memang hobi begadang menguap. Berakhir tidur selama perjalanan menuju ke sekolah nya.
Zora, sang kakak hanya diam. Ia tahu adiknya itu tertidur.
Pagi yang cerah hari yang suram. Itulah yang bisa Vio deskripsi kan untuk teman sebangkunya yang kini tengah terduduk dengan wajah yang di tekuk kesal. Walau keduanya baru masuk SMA dan baru dua bulan bersekolah Vio sudah cukup bisa mengenal teman-teman nya."Lo ke sekolah buat belajar apa buat tidur sih?"
"Belajar atuh. Walau gak ada niat." Temannya itu memutar kedua bola matanya mendengar tuturan dari sang kawan.
"Vio pr mtk udah belum?" Vio yang tadi tertidur beralaskan jaket yang di lipat-lipat langsung terbangun dengan wajah yang nampak terkejut.
"Emang hari ini ada pelajaran matematika?" tanyanya dengan wajah horor.
Temannya mengangguk, "Iya ada." Vio terdiam. Matanya melirik ke atas, seingatnya hari ini di kelasnya tidak ada pelajaran matematika.
"Bodoh hari ini kan selasa. Di kelas kita gak ada pelajaran matematika. Di kelas lo baru ada!" Vio menutup kedua telinganya karena teriakan teman sebangkunya.
"Les kasih tahu nya biasa aja dong! Gak usah pake teriak segala. Untung kuping aku gak kenapa-napa." Varless mendengus mendengar balasan Zaskia yang tak kalah berteriak dari nya.
Vio seperti biasa, sosok cantik itu tidur dengan jaket yang di lipat menjadi bantalan untuk tidur.
Di tempat lain,
Sosok bersurai merah bergelombang itu menatap satu persatu temannya.
"Kalian ... kita benar-benar kembali?"
Tami, perempuan bersurai perak itu bertanya di tengah keheningan.
°~°~°
"Haah aku kira aku sudah mati." Sosok laki-laki bersurai hitam panjang itu menghembuskan nafasnya lega saat tahu dirinya masih baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth
FantasyDilahirkan kembali untuk mengubah takdir mereka. Valestia Aleria, Siska Wheeler, Wizaria Vionoffel Alexander, dan Sinta Noella mereka adalah pemegang kunci tersebut.