Chapter 2

9 0 0
                                    

"Sha lala ... itsuka kitto boku wa te ni surunda hakanaki mune ni sotto hikari moete yuke." Valestia menghentikan langkah nya, ia menoleh ke belakang kakinya melangkah ke sana-ke mari seolah-olah tengah mencari dimana suara nyanyian itu berasal.

"Sha lala ... itsuka kitto boku we te ni surunda hakanaki mune ni sotto hikari moete yuke." Valestia berhenti melangkah, ia menatap sosok yang tengah menari sembari bernyanyi di taman belakang dengan mata yang berkaca-kaca. Ada rasa senang, sedih, marah, kecewa semua nya campur aduk. Ia juga menatap sosok itu dengan penuh ke rinduan, semuanya terpancar dari matanya.

"Bisa kah kau berhenti mengikuti ku?" Valestia menatap datar sosok yang selalu mengikutinya dari belakang.

"Tidak mau!" Valaestia menghela napas gusar, ia berbalik dan menatap tajam sosok itu.

"Memang nya kenapa jika aku terus mengikuti mu? Aku sudah nyaman dengan mu." Sosok itu mengabaikan tatapan tajam yang Valestia berikan.

"Pergi dari hadapan ku!" Valaestia dengan kasar mendorong sosok itu kemudian pergi begitu saja tanpa menolong sosok itu. Sedangkan sosok tersebut hanya tersenyum tipis saat mendapatkan Valestia bertingkah kasar padanya, lagipula ini bukan pertama kalinya. Dan mungkin ini adalah yang terakhir kalinya sosok itu melihat Valestia.

"Aku akan pergi kok. Tanpa kamu suruh  sekalipun." Sosok itu berdiri, mengabaikan banyak tatapan yang terarah padanya. Ia pergi meninggalkan tempat itu.

Dan besoknya Valestia tidak menemukan sosok itu dimanapun, dan Valestia menyesali nya. Karena hari itu adalah hari terakhir ia melihat sosok nya.

Valestia menghapus air matanya kala otaknya memutar adegan itu seperti kaset. Dan sejujurnya Siska sangat merindukan sosok itu. Ia selalu mencari sosok itu, setiap hari, setiap bulan, dan setiap tahun walau ia tahu hasilnya akan tetap sama, ia selalu tidak berhasil menemukan sosok itu. Ia selalu gagal menemukan sosok pertama sahabat nya itu. Sosok yang berhasil mengajarkan nya arti kata berharga, serta menghargai. Sosok yang sudah membuat nya mengerti arti kehilangan.

Kini sosok itu ada di hadapan nya, tengah tertawa bersama seseorang yang tak ia kenali.

Kapan terakhir kali sosok itu tertawa lebar di dekat nya? Kapan sosok itu selalu menceritakan resah nya kepadanya? Kapan terakhir kali sosok itu selalu merecokinya, ia merindukan itu semua. Siska merindukan semua yang sosok itu berikan.

Ia ingin mendekat, memeluk erat sosok itu dan tak membiarkan sosok itu pergi dari hadapan nya. Tapi apa daya, ia tak bisa melakukan nya. Ia hanya bisa memandang dari jauh sembari memperhatikan sosok itu. Sekarang hanya itu yang bisa ia lakukan, ia akan membiarkan sosok itu mendekati nya sekali lagi. Ia terlalu pengecut untuk mendekati sosok itu. Bahkan ia tak berani untuk mengambil langkah mendekati sosok itu yang tengah bersama dengan temannya.

Ia hanya bisa berbalik dan pergi meninggalkan tempat itu. Dan tanpa di ketahui, kehadiran nya di ketahui oleh orang yang tengah bersama dengan sosok itu.

"Dasar pengecut," gumamnya sembari melihat sosok Valestia yang perlahan menghilang.

"Dasar pengecut," gumamnya sembari melihat sosok Valestia yang perlahan menghilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RebirthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang