05. Kena Mental

85 19 5
                                    

Serial Alexander's Brothers – 05. Kena Mental

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2021, 5 Juli

-::-

"Ngapa dia?"

Jonah yang baru dari bawah buat ambil camilan yang disediain Mom atas request-annya Jonah lah ya, dia alesan mau ngerjain skripsi ini malem dan minta jangan diganggu begitu mereka pulang dari masjid abis shalat Isya tadi---"Mom, emangnya rela lihat Jonah molor lagi wisudanya? Malu lah sama Elijah dia mau lulus taon ini, Mooom?"---gitu katanya. Alesan aja biar dibikinin moza-kentang kesukaannya tuh. Dia nyomot tiga, parah banget emang makannya tapi ngga bisa gendut, heran!

Noah, yang ditanya, cuma ngelirik Jonah sekilas, lalu kembali menekuri buku yang dia baca. "Selow, bentar lagi mati dia."

"Heh, ini bocah ya bacotnya!" Jonah rasanya mau nempeleng Noah. "Hah, tapi syukur dah. Berkurang satu saingan warisan yeheey!" katanya lantas kembali ke kamar.

Dasar orang gila.

Abraham yang dari tadi ditunjuk-tunjuk sebagai oknum yang ditanya kenapa, tidak merespons ucapan jahat Jonah barusan. Bagi dia, warisan ngga penting. Dia punya banyak duit hasil keringatnya sendiri. Tapi... Tapitapitapiii, kok love life-nya dia ngenes amat dah busettt!

Sepulangnya dari rumah Tante Wati, Abraham belum bicara apa-apa. Meski ditanya ini-itu, dia cuma diam. Mukanya cengok, terus pandangannya kosong. Noah sampe nuduh Mom ngebiarin Abraham kencing di pohon, kan kali aja dia kesurupan!

Tapi Abraham memang belum mau bicara apa-apa terkait patah hatinya atas Juwita yang katanya mau nikah dalam waktu dekat. Kena mental dia banget lah.

Hm, sebenernya dia mau curhat sih, tapi ngga ke bocah-bocah ini! Dia mau curhat ke Joseph atau Jacob gitu lah ya yang lebih tua kan. Kalau Aaron, meski itu juga abangnya, tapi otaknya bocah banget astaghfirullaah. Udah gitu, cengeng pula. Yang ada dia nangis denger Abraham ditinggal nikah.

Nah, masalahnya Jacob belum pulang, terus Joseph bakda Isya ngumpet bae teleponan di kamar, kayaknya urusan bisnis sama Sahla.

"Wayooo!" pekikan Elijah bikin Abraham sontak membenarkan posisi duduknya di sofa. Dia memang sedang merenung di sofa di lantai dua, ditemani Noah yang baca buku. Enak sih di sini, adem karena ruangannya luas dan ngga banyak barang. Cuma sofa sama meja. Ngga ada yang lain-lain. Emang ruang santai selain di teras depan.

"Yeeeh, berisik!" omel Noah pada Elijah. Tapi yang diomelin mah nyengir aja kayak ngga punya dosa.

"Napa siii," ledek Elijah yang rupanya datang dengan sekaleng wafer di pelukan. "Galak amat!"

Noah mau nyahutin, tapi kemudian dia teringat. "Eh, El, lu tahu ngga, si Ranjana, sekarang pake jilbab, tauk! Beuh, ukhti-ukhti diaaa, kaga bisa digodain lagi dah!"

Mendengarnya, alis Elijah hampir nyambung, "Eh iya, dia kan baru balik umroh yak? Wah, dapet hidayah, subhanallaah..."

"MaasyaaAllah, kaleee," ralat Noah.

"Ya sama bae elah," Elijah mulai ngemil wafer. "Hm, si Jelita tadi gue lihat, kayaknya kaga pake jilbab dah... Dia berdua kan sohib biyanget, cuy!"

Mendengar nama Jelita disebut, Abraham auto nengok sampe bikin Elijah kaget. Ya maklum, Jelita kan adeknya Juwita.

"Wasap, mameeen! Maen nengok ae, bikin hamba jantungan!"

TAK!

Elijah memukul paha abangnya tanpa belas kasihan. Abraham yang dari tadi lesu, langsung meringis. Bersamaan dengan itu, terdengar pintu terbuka lalu menutup lagi. Rupanya Joseph bergabung tak lama kemudian dengan siblings-nya yang lain. Tapi ngga duduk, cuma mau lewat nyapa doang.

"Tumben di sini semua? Jacob sama Aaron udah balik belom?" tanya Joseph yang malam ini tampak santai dengan celana kolor longgar garis-garis abu selutut dan kaos oblong yang ukuran besyar karena pundak dia lebar banget kayak lapangan bola.

"Belom kayaknya, palingan nongkrong dulu tuh," sahut Noah yang dari tadi memang di rumah. Liburan ngga ke mana-mana karena gengannya pada sibuk semua.

"Gue chat Jacob ngga dibales. Chat Aaron malah hapenya ngga aktif kayaknya," lanjut Joseph. "Lu kenapa, Be?"

Mengusak rambutnya, Abraham menghela napas pendek. Dia diam sejenak, hingga kemudian mendongak melihat Joseph yang masih berdiri karena emang mau ke teras kan dia mah. Wajah Abraham yang nelangsa auto berubah menjadi menyedihkan, asli bikin Elijah kaget dan menekuk kedua kakinya ke atas sofa, mengkeret memeluk kaleng wafer.

"CEEEP! JUWITA, CEEEP!" kata Abraham pada Joseph. Emang cuma Abe yang biasanya manggil Joseph dengan sebutan Cep begitu di waktu-waktu tertentu.

Bingung, Joseph melihat pada Noah dan Elijah yang rautnya juga tak kalah penuh tanya.

"Juwita? Kenapa Juwita?" tanya Joseph. "Mau nikah dia?"

"HUWAAA!" raung Abraham.

Elijah sampai pindah duduk ke dekat Noah dan mencengkram kerah kaos Noah di bagian bahu karena mikir Abraham, abang mereka ini, kesambet.

"Heh, apaan sik?" tanya Joseph tanpa dosa.

"HUWAAA! KOK LO TAUK DAH, CEEEP?!" raung Abraham lagi.

Joseph melotot. Noah dan Elijah juga melotot. Mereka semua kan tahu segimananya Abraham ke Juwita!

"Juwita mau nikah? Sumpah lo, Be?" tanya Noah, Elijah, dan Joseph berbarengan.

Dan sepertinya mereka tidak perlu jawaban directly dari mulut Abraham, karena guling-gulingnya Abraham di sofa sudah cukup sebagai jawaban pasti.

"Be, lu butuh racun ngga?" tanya Elijah kemudian.

"Heh!" Noah menepak lengan Elijah. "Sodara frustrasi bukan dibantuin malah diracun!" omelnya. "Be, kita gugling caranya nikung sebelum janur kuning melengkung aja, gimana?"

"Cemen. Hari gini tuh sistemnya: Hajaaarrr! Sebelom bendera kuning berkibar, gitu dong, No!" kata Elijah, lebih lanjut.

Noah manggut-manggut. "Oiya bener, bener!"

Dasar orang-orang gila.

[]

Alexander's BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang