Tungkai panjang itu berjalan, mengikuti naluri dari sang pemilik untuk membawa badan kecilnya menghampiri tubuh tegap yang tengah duduk sembari membaca di satu bangku taman fakultas.
"nares," panggil nya, membuat yang menjadi objek panggilan mendongak dari acara membaca nya, dan membuang nafas keras.
dengan kasar menutup buku tebalnya, dan berniat pergi menjauh, sebelum tangan yang terasa lebih kecil dari miliknya menahan lengannya.
"please, kali ini jangan hindarin aku," gumam si penahan, Rejuna.
yang di tahan dengan keras menyentak tangan Rejuna, agar melepas lengannya.
"udah gua bilang, jangan ganggu gua, apa lu ga punya telinga? sialan." desis Jaeremy,
Rejuna hanya diam, sembari meremat kecil kotak bekal yang ia bawa,
"aku buatin bekal, apa kamu ga mau nyoba? kata arjen kamu ngelewatin makan siang kamu," ujar Rejuna dengan nada riang, mengacuhkan umpatan yang Jaeremy ucapkan sebelumnya.
Jaeremy hanya melirik tanpa minat, "makan aja sendiri, makin ga nafsu gua." balas nya dan dengan cepat berjalan menjauhi Rejuna,
Rejuna hanya menatap kosong punggung lebar Jaeremy yang semakin menjauh di selingi hembusan nafas lelah nya.
Rejuna sudah sering membuat dan memberi pemuda dingin itu bekal, namun jawaban dengan unsur menolak dan sedikit umpatan kasar selalu ia terima.
Rejuna kembali menarik nafas pelan, sebelum akhirnya berjalan untuk kembali ke fakultas nya, dimana jarak antara fakultas nya dengan taman fakultas Jaeremy tidak lah dekat.
"aku tau, kamu bakal luluh nares, karena sekeras apapun batu pasti bisa terkikis perlahan hanya dengan air hujan,"
---
"REJUNA!" teriakan keras itu berhasil membuat Rejuna langsung berbalik,
"Haekal? Ngapain?" tanya nya bingung,
Yang mempunyai nama hanya tersenyum sembari berjalan mendekat kearah Rejuna dan merangkul pundak sempit itu sembari menarik pelan agar mereka kembali berjalan,
"ish, aku nanya loh. Ngapain disini?" desis Rejuna kesal sembari mencoba melepas rangkulan Haekal,
Haekal menahan lengannya, agar tidak terlepas dari pundak sempit milik Rejuna, "udahlah, ga kuat mah ga usah so so an," Bukannya menjawab pertanyaan Rejuna dirinya malah meledek Rejuna ketika tau jika Rejuna dengan susah payah menjauhkan lengan itu,
Rejuna mendengus kesal sembari menghentakan kakinya jangan lupa dengan bibir mengerucut lucu,
Melihat itu tawa Haekal pecah, melihat Rejuna kesal memang hiburan terbaik baginya.
Wajah manis diselingi cantik, dengan mata bak rubah, bola mata hitam legam bertabur bintang dan hidung mancung milik Rejuna, sukses membuat Haekal semakin jatuh pada sosok mungil dalam rangkulannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
denting - jaemren
Fanfictioncerita tentang perjuangan Rejuna yang mengejar cinta Jaeremy, di bawah desir hujan dan di denting penghujung hidupnya. bxb, angst. homophobic? not ur place babe.