20

5.2K 394 69
                                    

ceklek

Rea yang selesai membuka pintu apartemen, kembali mengangkat Aron ala bridal style.

Ia memasuki Apartemen, dan pintu segera tertutup.

blak

Rea berjalan menuju walking closet nya, dan memasuki ruangan rahasianya.

Di sana, suasana gelap dan mencekam begitu terasa. Arel mungkin tidak tahu dan tidak terlalu memperhatikan, bahwasannya masih ada ruangan di dalam ruangan rahasia itu.

Ada kamar kecil di sana. Letaknya tepat di dinding samping komputer, Rea menutupinya dengan berbagai poster sehingga berkamuflsse dengan rangkaian foto dan dokumen yang lain.

srett

Pintu itu seketika bergeser saat Rea menarik lampu lilin yang tak menyala itu.

Rea memasuki ruangan, lalu merebahkan Aron di ranjang kecil.

Ia menatap Aron mulai dari kepala hingga ke ujung kaki.

"Kalau dilihat-lihat mereka tak terlalu mirip. Arel-ku memiliki rambut emas berkilau. Sedangkan Aron memiliki rambut yang lebih putih seperti nenek tua."

Rea lalu keluar dari kamar, hendak mengambil sesuatu dari kotak besi yang terdapat di bawah meja komputer.

srett

Pintu terbuka, Rea menyeret kotak besi itu keluar. Cukup berat, namun tak seberat Arel :)

tak

Suara kotak terbuka. Menampilkan berbagai macam peralatan penahanan, dan penyiksaan?

Rea lalu mengambil rantai panjang, niatnya ia akan merantai Aron. Kain hitam panjang serta borgol.

Rea lalu mengembalikan kotak, lalu kembali memasuki kamar. Ia mulai memasangkan rantai pada tangan dan kaki Aron, lalu mengaitkannya pada ujung ranjang besi.

Rea lalu duduk di kursi besi sebelah ranjang, menunggu Aron bangun.

Hanya 3 menit, setelahnya Rea dapat melihat pergerakan Aron. Menandakan ia mulai sadar dari pingsannya.

"Eughh.." Aron mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya lampu yang masuk.

ini dimana?

Aron lalu mulai memperhatikan sekelilingnya, dan betapa terkejutnya ia, saat Rea teryata ada di sampingnya.

"Kau?! Kau mommy nya Arel bukan?!" selidik Aron.

drkk

Ia baru sadar bahwa tangan dan kakinya di rantai. Rea hanya menatapnya dingin.

"Jalang sialan, lepasakan aku!"

plak!

Rea menampar Aron keras-keras. Aron yang masih syok dengan wajah tertoleh menyamping hanya mampu membelalakkan mata.

"Kau menamparku?!" Sungut Aron kesal.

"Ya, kau berisik!" jawab Rea enteng.

Rea lalu berdiri dan mendekati Aron. Ia mendekatkan wajahnya pada Aron dan berbisik tepat di telinganya.

"Tuanku akan senang saat mengetahui aku membawakan mainan baru untuknya. Kuharap kau merasakan siksaan yang pantas." Rea mengatakannya dengan nada rendah.

Aron seketika merinding, Rea benar-benar menakutkan!

"Kalau begitu aku pergi, jangan harap bisa kabur karena aku menaruh jebakan mematikan di depan pintu ini."

My Gigolo So Cute [Not Gay]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang