γεια! in bahasa: halo! selamat sua.

39 4 2
                                    

Sedikit banyaknya cuma mau bilang, kangen!

Sudah jarang sekali buka dunia oranye ini. Mungkin sebab utama karena belum bertemu cerita baru yang bikin penasaran dan kepengin baca. Lalu yang kedua mungkin karena sudah tidak menulis cerita apa-apa lagi, disini.

Huuuffft. Kangen ternyata.

Jadi sebagai gantinya, untuk memungkas rasa kangen disini, aku upload potret Asa dan Aru yang sudah lama disimpan ya?
Sedikit, cuma tiap potret mereka punya kisahnya. Kalau kata Aru : Manis dan sederhana.

[ Yang tidak sederhana kan cuma jatuh cinta, ya]

Okay, okay. Selamat temu pandang, temu sua dengan Asa dan Aru!

***

—————
Jakarta Aquarium dan Aru yang ingin jadi lumba-lumba.
—————

Atmosfir yang luarbiasa enggak nyaman sekali waktu itu, enggak akan pernah aku lupa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Atmosfir yang luarbiasa enggak nyaman sekali waktu itu, enggak akan pernah aku lupa.
Yaa.. bagaimana juga bisa lupa, hari dimana patah hati dan penolakan sebelum sebuah kisah dimulai, hehehe, gapapa. Aku bersyukur banyak untuk Jakarta karena sudah mau mempertemukan Aku dan Asa walau kelanjutannya sudah bisa ditebak bagaimana.

Lalu selain patah hati waktu itu di Jakarta Aquarium, ada perasaan lain bernama lega. Lega karena Asa mau berbagi kisahnya walau tidak banyak.

Jadi Asa, seperti bagaimana kamu menyukai semua jenis ikan termasuk lumba-lumba dan lewat bagaimana kamu mencintai birunya alam semesta mungkin pada langit dan lautnya, doaku, akan selalu sama.
Semoga luasnya jagat raya selalu menjaga kamu, mimpi kamu, dan nama yang ada di kepalamu, walau itu bukan aku.

—————
Asa lebih sayang kucing atau gitar, atau..
—————

Waktu pertama kali menemukan Odit yang saat itu sangat kurus di selokan, Aku langsung teringat kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu pertama kali menemukan Odit yang saat itu sangat kurus di selokan, Aku langsung teringat kamu.

Manis, kecil, tersesat dan yang paling mirip sangat cerewet dan suka sekali menangis. Iya Aru, Odit juga begitu saat aku pertama kali aku memutuskan untuk merawatnya, untuk kamu.
Aku sebenarnya ingin sekali memberikan kamu lumba-lumba sebagai peliharaan, tapi sepertinya sulit ya? jadi bagaimana kalau kita sering-sering berkunjung ke laut saja?

Seperti aku yang berkawan baik dengan Apollo —gitar coklat yang cukup lama bersamaku— aku ingin Odit juga seperti itu. Bisa terus menemani kamu, karena mungkin jadi dewasa tidak akan semenyenangkan bayanganmu. Lalu semoga, lewat hewan lucu yang kini menggemuk dan masih cerewet saja, ia bisa mengingatkan kamu akan aku.

—————
Suara Akasa Batara Kala itu,
—————

Aku pernah bilangkan? aku tidak begitu menikmati musik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku pernah bilangkan? aku tidak begitu menikmati musik. Menurutku tidak semenyenangkan membaca, itu saja sih.
Lalu kamu muncul gitu saja waktu itu. Aneh tapi lucu. Karena kejadian di tangga waktu kelas tujuh itupun, aku jadi selalu ingin mendengar suara kamu dan bagaimana cantiknya senar gitar yang kamu petik seperti dulu.

Asa, kamu tahu? kayaknya cuma lagu yang berasal dari mulutmu yang aku suka. Atau jangan-jangan, itu karena semua yang kamu lakukan dengan instan bisa buat Arutala Btari Jingga ini jatuh cinta?

—————
Untuk anak kecil yang menolak dipanggil seperti itu lagi
—————

Anak kecil, bagaimana rasanya hari kelulusan?Lalu kamu menutup mulutku dengan bibir yang tertekuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Anak kecil, bagaimana rasanya hari kelulusan?
Lalu kamu menutup mulutku dengan bibir yang tertekuk. Kamu tidak mau disebut anak kecil, kamu bilang kamu dan aku sudah sama jadi manusia dewasa.

Aru, Aru. Malah itu yang membuat kamu semakin ingin aku terus panggil anak kecil. Agar kamu senantiasa bisa aku jaga dan berada dalam rangkul peduliku. Agar tidak ada kata perpisahan karena kamu merasa bisa sendirian. Agar kamu tetap butuh dan ingin aku ada, Aru.

Dan aku, selalu ingin kamu tahu kalau entah itu seorang anak kecil atau manusia dewasa, menangis tetap jagat raya ijinkan. Jangan takut, ya? sampai hari dimana kamu tumbuh lebih besar lagi, kamu tetap anak kecil yang aku semogakan semua hal bahagia dan menyenangkan. Aku masih ada, kalau kamu menginginkan.

***

Terima kasih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Frasa Tanpa Rasa : Asa & AruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang