—oOo—
Jika satu pilihan yang ditetapkan dari awal tidak bisa diubah, maka tidak akan ada hasil kedua yang diperhitungkan. Dan saat sebuah pertanyaan yang diajukan harus segera dijawab, maka jawabannya pun hanya ada satu. Yes Sir!
—oOo—
Decit suara pintu yang perlahan terbuka membuyarkan lamunan seorang namja berumur 26 tahun yang tengah asyik memetik gitarnya perlahan sambil memandang lurus ke depan. Menatap dedaunan hijau yang sedikit bergoyang tertiup angin, diikuti jatuhnya beberapa daun yang sudah berubah warna, layu.
Di depan pintu sana tengah berdiri seorang yeoja cantik dengan beberapa kantong plastik di kedua tangannya. Melenggang santai dan dengan segera meletakkan barang belanjaannya lalu duduk tepat di sebelah namja-nya yang sekarang tengah tersenyum, menyambutnya. Menyodorkan sebelah tangan ke depan dan menutup mata sambil bertanya, “mana hadiahku?”
Yeoja itu tertawa, menangkap tangan yang terbuka lebar di depannya dan mengecup pelan kedua pipi yang sekarang terlihat sedikit berisi. "Mmuuach!" Lalu segera beranjak, melarikan diri sambil tertawa.
Tapi yang terjadi selanjutnya benar-benar di luar dugaan. Ia tersentak kaget, yang entah bagaimana cara namja itu melakukannya, ia sudah ada di atas pangkuan. Bahkan gitar kesayangan itu sudah bersandar manis di ujung sofa. Dan kedua tangannya pun memegang erat bahu kekar kesukaannya. Gerakan refleks karena terkejut.
“Dan ini hadiahku Ny.Jung …” ucap namja itu penuh kemenangan lalu dengan perlahan menyatukan bibir mereka dalam satu gerakan lambat namun penuh dengan kelembutan.
“Bagaimana kalau tiba-tiba Eomma datang? Pintu depan tidak aku tutup, Yong … atau bagaimana kalau ada Bibi Han yang melihat kita?” rentetan kalimat panjang itu keluar begitu saja. Menunjukkan kekesalan, namun lebih besar untuk menyembunyikan semburat merah yang langsung memenuhi wajahnya.
“Eomma akan dengan senang hati membiarkan kita. Toh, Eomma sendiri yang menginginkan ini .…”
“Jadi, ini semua hanya keinginan Eomma? Arrasseo, ini keinginan Eomma …” jawab yeoja itu dengan wajah yang semakin kesal tapi malah membuat si namja semakin tersenyum lebar.
“Iya, ini keinginan Eomma, yang pada akhirnya menjadi keinginanku. Dan aku sangat bersyukur atas semua keinginan Eomma yang selalu melarangku pacaran, dan hura-hura sesuka hati. Karena dengan begitu, aku bisa mendapatkan hatimu dan semuanya tentangmu. Aku bisa membalasnya dengan seluruh jiwa ragaku. Aku bahagia dengan semua cintaku yang hanya untukmu. Hanya untukmu, cinta pertama dan terakhirku. Saranghae yeobo ... Park Shinhye ….”
Dan yeoja itu, Shinhye, hanya bisa tersenyum, mengangguk yakin. Seolah semua kata-kata cinta yang pernah ia dengar selama ini tidak bisa mewakili perasaannya. Perasaan yang setiap detiknya semakin bertambah besar, setiap kali senyum dan tatapan penuh kasih itu menyambutnya.
Ia membelai wajah rupawan sang suami tercinta dengan perasaan yang menggebu. Dengan sorot mata penuh cinta, mengatakan apa yang hatinya katakan.
Yonghwa pov
Aku Jung Yonghwa, namja asal Korea Selatan yang sekarang bekerja di salah satu bank terbesar di Seoul. Ayahku seorang dokter bedah di Amerika dan buku seorang perancang busana yang bukan hanya terkenal dengan karya hebatnya, tapi juga karena kepribadiannya yang tegas, kuat.
Aku punya seorang kakak laki-laki, dan sekarang ia sudah hidup bahagia dengan istri juga anaknya di Italia. Aku dan kakakku dibesarkan dalam keluarga yang penuh dengan sebuah pendiktean, keseriusan, dan tidak ada kata tawar menawar di sini. Ibuku yang memutuskan semuanya, mulai dari awal aku dan kakak mulai sekolah, hingga pasangan hidup kami pun sudah dipilihkan oleh beliau. Ibu akan melepaskan semua aturan itu saat kami sudah menikah. Terbukti, kakak memilih Italia untuk kota keluarganya, disamping karena pekerjaan kakak yang seorang duta besar disana, Italia adalah kota impiannya. Dan ibu memang sengaja memilihkan gadis Italia untuknya. Katanya agar lebih tepat dan efisien.
Lalu bagaimana denganku?
Tidak jauh berbeda, aku pun sama. Tidak ada kesempatan untuk memilih, tapi mungkin karena itu sudah berlaku dari kecil, aku pun terbiasa dengan semua keputusan ibu untukku. Bahkan aku sangat berterima kasih karena sikap keras yang diberikan padaku selama ini. Karena apa? Seperti yang kalian ketahui dari atas, aku sudah menikah dengan seorang yeoja Korea asli, yang sangat memberikan kontribusi banyak untuk negara dalam bidang sejarah. Ya, dia seseorang yang sudah sangat diperhitungkan dalam hal sejarah. Beberapa penemuannya bahkan sangat hebat.
Selain cantik, dia juga sangat ramah, lembut, penyayang, siap bertanggung jawab penuh dengan setiap keputusan yang diambilnya. Dan di antara kami ada kesamaan. Kita berdua selalu disibukkan dengan sekolah, kerja dan masa depan sebelum menikah. Bedanya, dia memang sengaja tidak ingin memikirkan tentang hubungan asmara sebelum semua targetnya tercapai.
Tapi, sejak dua bulan yang lalu, lebih tepatnya satu minggu sebelum pernikahan kami dilaksanakan, untuk yang pertama kalinya kami bertemu dan kami saling jatuh cinta. Terdengar geli? Atau lucu? Atau bahkan itu hanya efek karena sebelumnya kami belum pernah pacaran? Jawabannya adalah TIDAK!
Kami juga namja-yeoja normal yang ada kalanya melihat sekeliling. Banyak orang jatuh cinta dengan teman sekelas, satu rekan kerja dan sebagainya. Semua itu karena prinsip yang sudah kami pegang. Yang pada akhirnya bisa membuat rasa cinta kasih kami tumbuh disaat yang tepat. Kami sangat bersyukur, dan kami sangat beruntung karena semua itu.
Yonghwa pov end
—oOo—
“Yong … istirahat dulu. Ini sudah larut, besok kita masih libur. Dan pasti tidak membutuhkan waktu lama kan untuk menyelesaikannya.” Shinhye berkata dengan nada yang sedikit menggoda. "Tumben terasa dingin ...."
Yonghwa hanya mengangguk, menoleh sejenak ke arah istrinya yang tengah menatapnya dalam lalu tersenyum manis. “Kajja kita menikmati dinginnya malam ini .…”
“Bukankah setiap malam selalu kita nikmati?” Jawab Shinhye malu dan beranjak untuk menutup jendela di depannya yang masih terbuka lebar.
“Kenapa pikiranmu selalu mengarah ke situ, yeobo? Apa aku terlalu hebat, sampai kau selalu menginginkannya? Tapi, aku kan memang hebat. Hanya untukmu lho ....”
“Mwo?” Shinhye tersipu, salah tingkah dan segera meninggalkan acara menutup jendelanya, berlari kecil menuju tempat tidur dan menarik selimut hingga menutupi kepala. Sementara Yonghwa tertawa pelan melihatnya.
“Aku tidur duluan. Besok aku harus bangun pagi dan menyiapkan masakan untuk kita bawa ke rumah Eomma. Tadi sore Eomma menelpon, meminta kita untuk datang karena kakak juga datang.” Shinhye berkata sedikit keras dari balik selimutnya.
Lagi-lagi Yonghwa terkekeh, berjalan pelan dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku, dan tetap membiarkan jendelanya terbuka lebar. Membiarkan angin malam yang berhembus pelan menemani malam mereka dengan keindahan langit malam yang bertaburkan bintang.
“Eomma tidak akan marah kalau kita tidak membawa makanan. Jadi tidak perlu bangun pagi-pagi dan memasak. Atau perlukah aku membantumu menyiapkan semuanya? ” Yonghwa membuat suaranya semerdu mungkin karena masih ingin menggoda istri cantiknya yang pasti semakin merona. Perlahan ia membaringkan tubuh di samping istrinya. Membuat Shinhye sedikit terkesiap saat tangan kekar itu menarik selimut dan membuangnya ke sembarang arah. Dan membuatnya berbalik, hingga kini mereka saling berhadapan.
“Aku ingin malam ini kita menikmati indahnya bulan dan bintang di atas sana, sayang … kau keberatan? ” Tanya Yonghwa lembut sambil membelai pelan pipi Shinhye. Menyelipkan rambut ke belakang telinga.
Shinhye tersenyum dan mengangguk pasti. "Yong-ah ..." panggilnya mesra. Bersamaan dengan datangnya keberaniannya, ia dengan perlahan menyandarkan kepala di atas dada bidang suaminya.
Bulan dan bintang disana menjadi saksi kebahagiaan mereka.
“Kajja kita menikmati malam ini.” Ucap Shinhye dengan rona merah yang memenuhi wajahnya.
Tangan Yonghwa yang sedari tadi sudah mendekapnya erat membuat senyumnya semakin lebar. Menyalurkan segala rasa yang kiranya tak bisa terucap oleh bibir mereka.
Mereka terseyum dalam hangatnya dekapan yang membangkitkan gairah.
“Saranghae…”
“Nado saranghae…”
— Selesai —

KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot (funfiction)
Roman d'amourSemua cerita yang ada hanyalah fiktif belaka. Tanpa unsur negative apapun, yang hanya sebagai hiburan semata. Don't copy paste without permission, please... 😊 And, happy reading☺