INTRO 1 - TAKDIR

76 7 0
                                    



Suara langkah terdengar ramai beradu dengan lantai, banyak orang berjalan ke segala arah dengan tujuan yang berbeda.

Ada yang terburu-buru, nampak duduk santai, berpelukan sambil menangis tersedu-sedu. Salah satu tempat yang ramai di kunjungi, semua orang datang untuk berpisah, bertemu, pulang maupun pergi.

Semua tampak di hadapan seokjin, semua adegan yang terekam matanya sesaat setelah turun dari pesawat.


Ini korea selatan, negri kelahirannya, ia dibesarkan dengan penuh kasih sayang dan rasa hormat di sini. 

Melihat begitu banyak adegan yang terjadi dalam satu tempat, mengingatkannya pada tahun-tahun yang ia habiskan di negri orang.

"Baik ayah, nanti ku hubungi lagi"

Menutup sambungan telfon yang sedari tadi terhubung, berisikan wejangan-wejangan sang ayah akan kehidupan barunya di sini.


Matanya memandang ke segala arah, mencari suruhan sang ayah yang katanya telah menunggunya di sana.

"Dimana dia?"

Mencoba berjalan ragu ke arah pintu keluar, masih mencari-cari keberadaan orang yang bahkan seokjin tak tahu seperti apa parasnya. Ayahnya hanya mengatakan jika dia akan mendatanginya, ia membuka masker yang sejak tadi dikenakan, berharap orang itu akan segera mengenalinya.

Dengan langkah dan pandangan yang tak selaras, seokjin bahkan tak menyadari jika seseorang tengah datang dengan tergesa dari arah yang berlawanan.

Sebelum sempat menghindar, mereka berdua bertubrukkan.


BRUukkkk


Dua tubuh manusia berjatuhan setelah menghantam satu sama lain, seokjin merasakan sengatan sakit ketika berusaha bangun. Bokongnya menabrak lantai cukup keras.

"Maaf, anda baik-baik saja?" sebuah tangan terulur padanya. Seorang pemuda berperawakan tak lebih tinggi darinya.

Ia menerima uluran tangan itu.

Mereka berdiri berhadapan.

"Aku sedang terburu-buru, tidak perhatikan jalan" pemuda itu menyerahkan tas seokjin yang tergeletak.


"Anda tidak salah, aku juga tak perhatikan jalan" menerima tasnya kembali.

Pemuda itu nampak tersenyum di balik masker hitam yang ia kenakan, meskipun tak terlihat. Matanya menunjukan senyum hangat yang dapat seokjin tangkap.


HEALINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang