DARAZKA 01

35 4 4
                                    

Di kamar bernuansa biru terdapat gadis yang sedang bercermin menampilkan dirinya. Yaa , gadis itu adalah Adara fradella ulani.

"Oke , perfect."

Merasa tampilannya sudah sempurna , Dara langsung keluar kamar dan menuruni tangga untuk ikut sarapan bersama keluarganya.

"PAGI BUNDA , PAGI AYAH." Teriaknya ketika sudah sampai di ujung tangga.

"Pagi juga sayang." Jawab Bunda Dara seraya menyiapkan sarapan untuk ketiga anaknya.

"Pagi-pagi udah teriak teriak aja lo , budek kuping gue." Ucap Abiwara seraya mengusap kuping nya yang berdengung karena teriakan sang adik , Abiwara ini adalah abang kedua Dara. Dara biasa memanggilnya Bang Wara.

"Bundaaaa , itu abangnya ngeselinn." Adu Dara dengan bibir di tekuk ke bawah.

"Ngaduan lo." Jawab Wara sengit.

"Biarinn wleee." Kata Dara sambil menjulurkan lidahnya.

"Udah udah duduk di tempat nya masing masing , sarapan dulu. Bentar lagi kalian berangkat sekolah." Ucap sang Ayah menengahi.

Sarapan pagi pun di mulaii dengan hikmat , hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang mengenai piring. Prinsip sang Ayah adalah , jangan ada suara ketika di meja makan. Begitulah kira kira.

Setelah selesai makan , Dara dan kedua abangnya berpamitan untuk bersekolah.

"Dara mau berangkat sama siapa?" Tanya sang bunda.

"Sama bang satya ajalah , boleh yaa bang?" Tanya Dara pada Abisatya , abang pertama Dara. Biasa di panggil Bang Satya oleh Dara.

"Iyaa boleh." Jawabnya. Memang , abang Dara yang satu ini agak berbeda dengan abang yang kedua. Agak cuek pada sekitar namun sangat care pada keluarga dan adiknya , Dara.

"Ngga mau sama gue?" Tawar Wara.

"Ngga mau , abang jelek nantii Dara ikutan jelek." Jawab Dara dan langsung menaiki motor Satya.

"AKU BERANGKAT BUN , ASSALLAMUALLAIKUM." Teriaknya ketika motor sudah di depan rumah. Dan langsung pergi ke sekolah , mengabaikan muka cengo sang abang.

"ADE SIALAN , NGGA BAKAL GUE TRAKTIR KIKO LAGI LO."

"Hush , udah sana berangkat." Tegur sang Bunda.

"Hehe , iyaa bundaa kuu yang cantik yang comel , Abang berangkat yaa bunda , assallamuallaikum."

"Iyaa waalaikumssallam , hatii hatii bang."

Wara hanya mengacungkan jempolnya dan tancap gas menuju sekolah.

Sang Bunda hanya menggeleng gelengkan kepalanya sembari tersenyum melihat tingkah ketiga anaknya. Saat hendak masuk ke dalam rumah , Yasmin malah di kagetkan dengan kehadiran suaminya di depan pintu.

"Astagaa , kaget aku mass." Ujar Yasmin sambil mengelus elus dadanya yang berdetak begitu kencang.

Pelakunya hanya terkekeh dan memeluk istrinya mesra.

"Iyaa iyaa maafiin akuu."

"Masss , lepass ihh."

"Ngga mauu." Ucapnya malah semakin mengeratkan pelukannya pada sang istri.

"Kan kamu mau ke kantor , nanti telat ish. Udah siang inii lohh."

Restu pun melepaskan pelukannya dan menatap sang istri.

"Cium duluu." Pintanya sembari menyodorkan pipi kanan.

Yasmin hanya tersenyum malu , suaminya ini seperti tidak ingat usia saja.

DARAZKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang