---5 Month Later---
Hari yang dinanti akhirnya tiba. Langit cerah dengan sinar matahari yang lembut menyinari taman besar di mansion Jungkook. Suasana sekitar begitu tenang, hanya terdengar suara lembut dari hembusan angin yang menerpa pohon-pohon tinggi di sekitar halaman. Di tengah-tengah taman yang dipenuhi bunga-bunga indah, altar pernikahan berdiri megah. Semua persiapan sudah selesai, tamu-tamu undangan mulai berdatangan dengan senyum cerah dan pakaian terbaik mereka. Tidak ada yang tahu betapa banyaknya perjuangan yang telah dilalui oleh kedua mempelai, Lisa dan Jungkook, untuk sampai di titik ini.
Lisa, yang kini berada di ruang rias dengan gaun pengantin putih yang anggun, berdiri dengan cermin besar di depannya. Gaun itu begitu mewah, dengan lapisan renda yang lembut, mengalir hingga ke lantai, dihiasi dengan detil-detil halus yang tampak seperti karya seni. Rambut Lisa disanggul dengan indah, dihiasi dengan tiara kecil yang berkilauan. Wajahnya dipoles dengan makeup yang natural, menonjolkan kecantikan alaminya. Di luar, teman-temannya yang datang berkerumun dan tidak sabar untuk melihat Lisa di hari pernikahannya. Di dalam ruangan, ibunya, Dian, berdiri di sampingnya, menatap dengan penuh kebanggaan.
"Semuanya akan baik-baik saja, Lisa," ujar Dian, mengusap pipi putrinya dengan lembut.
Lisa mengangguk, namun matanya tampak sedikit cemas. "Aku takut, Bu. Rasanya begitu banyak yang harus aku hadapi, dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi."
Dian tersenyum, mencoba menenangkan putrinya. "Jangan khawatir, sayang. Kamu sudah memilih jalan yang tepat. Jungkook mencintaimu dengan tulus, dan kamu tahu itu. Sekarang waktunya untuk melangkah ke depan."
Sebelum Lisa sempat merespons, suara keramaian mulai terdengar dari luar, suara langkah kaki, tawa, dan bisikan para tamu yang sudah hadir. Lisa tahu bahwa waktu untuk berjalan menuju altar sudah semakin dekat.
---
Momen di Altar: Janji Cinta yang Abadi
Saat Lisa melangkah keluar dari ruang rias, semua mata tertuju padanya. Ada rasa gugup yang mendera, tetapi juga kebahagiaan yang tak terlukiskan. Lisa merasakan jantungnya berdegup kencang saat dia berjalan di lorong yang dihiasi kelopak bunga mawar putih. Di ujung sana, Jungkook berdiri dengan jas hitam yang sempurna, tampak begitu tampan dengan wajah yang penuh dengan harapan. Matanya tertuju pada Lisa, seolah dunia hanya milik mereka berdua.
Lisa berjalan perlahan, mengingatkan dirinya sendiri untuk menikmati setiap langkahnya. Begitu dia sampai di altar, tangannya disambut oleh tangan Jungkook yang hangat. Jungkook tersenyum lebar, dan ada kilatan air mata di matanya. Dia tidak bisa menahan kebahagiaannya, dan saat itu, seluruh dunia tampak seperti berhenti berputar, hanya ada mereka berdua.
"Maukah kamu menikah denganku, Lisa?" tanya Jungkook dengan suara yang berat, tetapi penuh dengan keyakinan.
Lisa menatapnya dengan mata berkaca-kaca, dan akhirnya mengangguk. "Ya, aku mau."
Suaranya begitu lembut, namun penuh makna. Setiap kata yang keluar dari bibirnya terasa seperti janji yang tak akan pernah terlupakan. Tak ada yang lebih penting dalam hidup mereka selain satu sama lain.
Pernikahan itu dihadiri oleh keluarga dan sahabat terdekat. Lisa dan Jungkook mengucapkan janji mereka dengan tulus di hadapan altar, dan ketika mereka saling bertukar cincin, suasana penuh haru memenuhi ruangan. Semua orang yang hadir bisa merasakan kedalaman cinta yang mereka miliki, dan tak sedikit yang terisak haru.
---
Setelah upacara selesai, tamu-tamu mulai berdatangan untuk memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai. Lisa, yang kini mengenakan senyum lebar di wajahnya, berdiri di samping Jungkook, menerima tamu satu per satu. Meskipun suasana sangat formal, ada banyak momen lucu yang membuat suasana menjadi lebih ringan.
Tamu pertama yang mendekat adalah sahabat Lisa, yang tidak bisa menahan tawa begitu melihat Lisa di depan altar. "Kamu benar-benar terlihat seperti seorang putri!" sahabatnya berteriak, kemudian memeluk Lisa erat.
Lisa tertawa kecil, lalu berkata, "Aku hanya berharap bisa tetap terlihat seperti manusia setelah semua persiapan ini!"
Sahabatnya mengangguk sambil tertawa. "Kamu terlihat lebih cantik dari yang pernah aku bayangkan. Dan Jungkook... dia benar-benar tampak seperti pria yang sangat bahagia."
Setelah sahabatnya pergi, tamu berikutnya adalah ayah Lisa, yang telah banyak berubah setelah peristiwa yang terjadi sebelumnya. Dia mendekat dengan ekspresi wajah yang penuh penyesalan. "Lisa, saya minta maaf," katanya dengan suara terbata-bata, memeluk putrinya. "Saya benar-benar salah selama ini, dan saya berharap kamu bisa memaafkan saya."
Lisa menatapnya dengan penuh kasih. "Ayah, aku sudah memaafkanmu. Aku hanya ingin kamu tahu, aku bahagia hari ini, dan itu semua karena kita bisa berdamai."
Ayah Lisa tersenyum haru dan mengangguk. "Kamu adalah anak yang luar biasa, Lisa. Dan aku senang melihatmu bahagia."
Setelah itu, beberapa tamu dari pihak keluarga Jungkook datang, dan mereka memberikan ucapan selamat dengan penuh kehangatan. Namun, momen yang paling lucu datang saat teman-teman lama Jungkook datang. Mereka beramai-ramai mendekat, masing-masing membawa hadiah aneh dan lucu, sambil tertawa keras.
"Jungkook, akhirnya kamu menikah juga!" salah satu dari mereka berseru dengan suara keras. "Tapi, ingat, hidupmu akan berubah selamanya. Siapkan diri untuk menjadi suami yang baik... dan untuk terus mendengarkan keluhannya!"
Lisa tertawa mendengar itu, sementara Jungkook hanya bisa menggelengkan kepala dengan senyum lebar. "Tidak ada yang bisa mengubah kita," jawabnya, sambil menggenggam tangan Lisa.
Momen-momen itu dipenuhi dengan tawa dan kehangatan, namun meskipun ada banyak candaan, tidak ada yang meragukan cinta yang tulus di antara mereka berdua.
---
Pernikahan Sederhana yang Penuh Makna
Pernikahan mereka bukan hanya tentang pesta megah, tetapi tentang janji yang mereka buat di hadapan orang-orang yang mereka cintai. Di antara segala kemewahan dan kegembiraan, ada momen-momen intim yang tak bisa digantikan. Di bawah cahaya lilin yang redup, mereka duduk berdua, berbicara tentang impian mereka ke depan-tentang kehidupan yang ingin mereka bangun bersama, tentang masa depan yang penuh dengan harapan.
Jungkook memegang tangan Lisa dengan erat. "Aku ingin kita hidup sederhana, Lisa. Tidak perlu kemewahan yang berlebihan, yang penting kita bahagia bersama."
Lisa mengangguk, senyum bahagia tak lepas dari wajahnya. "Aku hanya ingin menjalani hidup ini bersamamu, Jungkook. Tidak peduli apapun yang terjadi."
Dan dengan itu, mereka mengakhiri malam yang penuh dengan tawa dan air mata, dengan sebuah janji yang tak akan pernah terhapuskan, apapun yang terjadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Jk (End)
RomanceLisa, terjebak antara cintanya pada Jungkook dan tekanan ayahnya, berjuang melawan takdir. Meski penuh rintangan dan ancaman, mereka tetap berjuang bersama, hingga akhirnya memilih cinta sejati, menghadapinya dengan ketulusan dan tekad untuk kebahag...