143

414 69 11
                                    

Busan, 2021.

"Soobin, ini bagus kan?" Ucap Yena sambil menunjukan pakaian yang baru ia beli pada suaminya.

"Hm" gumam Soobin tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponsel.

Yena menghela napas, sudah sebulan setelah pernikahannya tapi suaminya tidak pernah sekalipun melihatnya. Mereka bahkan tak pernah mengobrol jika bukan Yena dulu yang memulai percakapan.

"Soobin" panggil Yena tapi lelaki itu tetap acuh.

"Soobin"

"Diamlah, aku sedang berbicara dengan klienku" lelaki itu bangkit lalu pergi dari sana.

Yena hanya menggenggam erat pakaiannya menahan tangis.

"Mau sampai kapan?" Ucap Yena sambil menunduk.

Soobin hanya menatapnya bingung.

"Kenapa kau tidak pernah sekalipun berbicara padaku?" Ucap Yena, suaranya gemetar.

"Memang itu harus?

Kita hanya menikah karena di jodohkan, kamu berharap aku akan menyukaimu?" Ucap Soobin santai, lalu masuk ke dalam kamarnya.

Yena hanya berdiri sambil terisak.

Kedua pasturi itu sedang berjalan-jalan disekitar pantai, kalau bukan karena paksaan dan ancaman Yena pasti Soobin sudah menolaknya.

"Soobin, aku penasaran banget sama wangi dunia ini" ucap Yena tiba-tiba.

"Makanya obatin penyakitmu" ucap Soobin tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

Entahlah, setiap wanita itu mulai membahas penyakitnya, ada perasaan sakit di hatinya.

"Aku mau. Tapi semesta ga ngasih haha" gumam Yena kecil sekali.

Wanita itu mempunyai masalah pada penciumannya sejak kecil yang membuatnya tak bisa mencium bau apapun, dan akhir-akhir ini kesehatannya semakin memburuk.

"Aku pengen banget makan daging panggang, penasaran banget sama baunya. Katanya sih enak" ucap Yena.

"Emang enak" ucap Soobin singkat.

Yena tersenyum kecil, seperti biasa. Dingin.

"Aku seneng banget, bisa jalan sama kamu kayak gini" ucap Yena sambil menatap laut.

"Hm"

"Aku boleh minta sesuatu?" Tanya Yena.

"Apa?"

"Kita kayak gini seminggu aja, aku pengen banget ngehabisin waktu sama kamu. Boleh?

Abis itu kamu boleh cuek kayak biasa." Mohon Yena, ia mengeluarkan jurus memelasnya.

"Seminggu ini aku sibuk" ucap Soobin dingin, ada 'sedikit' rasa bersalah di benaknya.

"Dua jam sehari aja, bisa kan? Please?"

Soobin mengangguk, dua jam tak akan mengganggunya.

Sekarang sudah hari kelima mereka menghabiskan hari-hari sebagai pasangan suami istri seperti keinginan Yena.

Mereka sudah mencoba banyak hal, dari bermain bowling, ke themepark, makan eskrim, membeli pakaian. Walaupun hanya 2-4 jam sehari Yena sudah sangat senang.

Dream | Choi SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang