4. Bus

180 80 2
                                    

Pukul 07.00 WIB seluruh murid baru Alexandria sudah berkumpul di lapangan sekolah, terlihat ada 6 Bus yang telah disediakan oleh pihak sekolah, setiap peserta akan duduk di Bus-nya masing-masing yang sudah ditentukan oleh panitia untuk menuju tempat perkemahan yang dilaksanakan tiga hari dua malam. Jie masuk kedalam Bus nomor 2, earphone juga terpasang di kedua telinganya, mendengarkan musik adalah pilihan terbaik untuknya.

Suara berisik terdengar sampai ketelinganya, membuat Jie terpaksa melepas sebelah earphonenya. Dibawah terlihat Ara yang sedang dimarahi oleh mentornya yang kemarin menghukumnya.

"Lo lagi? Ini udah jam berapa? Lo nggak baca peraturan, jam 06.45 semua peserta wajib sudah berada di dalam bus. Ini udah jam 7 dan lo baru datang?" ucap senior itu yang bernama Razka, ia tampak marah, bahkan Razka yang kemarin masih bicara formal sekarang sudah bicara informal kepada Ara.

Ara hanya menunduk, menyesali perbuatannya. "Maaf kak," ucapnya.

"Udah Raz, biarin dia masuk, hari pertama harus kita maklumin," Fadil tiba-tiba datang, menepuk pelan bahu Razka.

"Lo atur dah, Dil," Razka segera meninggalkan Ara dan Fadil.

Fadil menatap Ara, ia membaca nametag gadis itu. "Queenshaa Arabella?" tanya Fadil.

"Iya kak."

"Bus nomor berapa?" tanya Fadil.

"Dua kak," jawab Ara

"Lo boleh masuk kedalam bus, cari kursi yang masih kosong ya," ucap Fadil.

"Makasih kak," ucap Ara tersenyum, gadis itu segera masuk kedalam bus.

Setelah kepergian Ara, Fadil tersenyum. "Bisa-bisanya si Razka ngomelin cewek imut kayak dia," ucapnya geleng-geleng kepala.

Ara mencari kursi kosong, matanya tertuju pada kursi di samping Jie. Jie yang menyadari Ara akan duduk disampingnya segera memasang kembali earphonenya ditelinganya.

"Hai Jie, aku boleh duduk disamping kamu?" tanya Ara tersenyum ramah.

"Iya," jawab Jie, ia bingung harus merespon seperti apa. Terlebih baru kali ini ia duduk bersama perempuan selain Rain, jadi membuat jantungnya sedikit gugup.

Ara tersenyum lebar, gadis itu segera duduk disamping Jie, ia juga memasang earphone di kedua telinganya. Lalu bus pun mulai melaju menuju tempat perkemahan.

•••

Selama perjalanan Jie hanya memandangi pemandangan lewat jendela, mengagumi ciptaan Tuhan yang menciptakan alam semesta seindah ini.

Tiba-tiba Jie tersentak saat kepala Ara bersandar di bahunya, gadis itu ternyata tertidur. Tak mau mengganggu tidurnya, akhirnya Jie membiarkan gadis itu bersandar pada bahunya.

Aroma vanilla menguar dari tubuh Ara. Tubuh gadis itu sangat wangi pikir Jie. Jie membenarkan posisi kepala Ara agar tetap di bahunya dengan hati-hati. Jie bersandar pada kursinya, kedua matanya sudah meremang-remang ingin segera tidur, Jie tidak sanggup menahan rasa kantuknya, akhirnya ia pun ikut bersama Ara menyelam ke alam mimpi.

"Jie, kita udah sampe," Ara mencoba membangunkan Jie yang masih rapat menutup matanya.

Ara menepuk-nepuk pelan pipi Jie," Jie, kita udah sampe bangun Jie," ucapnya lembut.

Jie yang merasa tidurnya terganggu akhirnya terbangun, ia mengerjapkan kedua matanya sampai beberapa kali, sampai sosok Ara sudah terlihat jelas dihadapannya.

Ara tersenyum. "Kita udah sampe," ucapnya.

Jie segera melepas earphonenya. "Udah sampe?" tanya Jie.

Ara mengangguk. "Iya."

"Ayo turun, kakak-kakak osis kasih kita istirahat buat makan," ucap Ara. Jie hanya mengangguk.

Jie dan Ara menjadi peserta yang terakhir turun dari dalam Bus, karena peserta yang lain sudah banyak beristirahat bahkan sudah ada yang makan dengan makanan yang sudah diberikan oleh pihak sekolah.

"Araaa, loooo duduk di bus nomorrrr berapaaaa tadiiii?" Tiba-tiba seorang gadis berteriak seraya berlari menuju Ara dan memeluknya.

"Ya ampun nggak usah teriak-teriak kali, Syel!" ucap Ara.

Gadis dengan nama Misyella itu terkekeh pelan. "Nggak tahan gue, dari tadi gue was-was tau nggak, takut lo kesiangan terus nggak ikut Mos! Bisa-bisa lo didepak dari Alexandria!" ucap Misyella, Ara terkekeh pelan.

Misyella baru sadar jika ada Jie disamping Ara. "Loh, sejak kapan Ara gue deket sama cowok?!" tanya Misyella histeris.

"Syut, dia temen aku, Syel. Namanya Jie, oh iya Jie ini sahabat aku dari kecil, Misyella," ucap Ara memperkenalkan keduanya.

Jie hanya mengangguk singkat, sedangkan Misyella menelisik Jie dari bawah sampai atas, memastikan jika Jie adalah laki-laki yang baik.

"Oy, Jie! Ayo gabung sama kita," tiba-tiba Reza datang bersama Alan.

"Iya, makanan lo ada nih sama kita, ayo makan dulu, sebelum nanti disiksa sama senior," ucap Alan.

"Eh jaga mulut lo, takutnya osis denger abis kita," ucap Reza.

"Kita juga belum tau kan siapa ketua osisnya," ucap Alan.

"Palingan entar dia memperkenalkan diri," ucap Reza.

Jie memandangi Ara yang sudah pergi bersama Misyella, dan pada akhirnya Jie pun ikut bergabung dengan Reza dan Alan, mereka berdua cukup berisik untuk Jie yang memang memiliki sifat pendiam, tetapi Jie senang, pada akhirnya ia memiliki teman di Alexandria.

Semesta Bercerita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang