Prolog

6 2 1
                                    

"Hingga sekarang kebanggaan kami itu telah tumbuh menjadi gadis cantik yang amat mencintai kita semua, kami bersyukur sebab permaisuri telah melahirkan dan mendidiknya dengan amat sangat baik. Tumbuh menjadi perempuan cerdas dan pemberani, tidak semua wanita bisa sepertinya bukan?"

"Tapi jangan kau lupakan Harry, putra Holscar Kendrick yang dapat menyingkirkan tuan putri Fiona kapan saja dan menghancurkan kerajaan ini dalam satu kedipan mata"

"Kau benar, semoga dewa melindungi tuan putri kita"

Desas-desus itu kian memanas sepekan terakhir. Kedatangan keluarga Kendrick sungguh sangat menggemparkan seisi Annares, sebab kedatangan mereka diikuti dengan kabar burung bahwa keluarga Kendrick akan kembali merebut paksa Annares dari kekuasaan keluarga Ainsley, selayaknya 18 tahun yang lalu.

***

"Tuan putri, tidakkah sebaiknya tuan putri tetap memakai cincin pemberian Felix demi keamanan tuan putri?" ucap sarah, pelayan pribadi Fiona yang kini tengah menata rambut tuannya

"Tidak Sarah. Mereka keluargaku, tidak sepantasnya aku berpikir buruk tentang mereka. Lagi pula aku mengantongi banyak doa dari para rakyatku bukan?" 

Mendengar perkataan tuannya, Sarah tak berani untuk melanjutkan ucapannya dan terus menata rambut hitam panjang milik Fiona sembari tertunduk diam.

"Fiona Agatha Ansley, bagaimana kabarmu keponakan cantikku? masih ingatkah dengan suaraku, tuan putri Fiona?" 

Suara tak asing itu mengejutkan Fiona, sontak Fiona membalikkan tubuhnya dan mulai bangkit dari kursinya.

"Tentu saja bibi, bahkan dari suara langkahmu saja aku sudah dapat mengenalinya" ucap Fiona sembari memeluk erat Lydia Samantha Kendrick, permaisuri Holscar Kendrick yang terkenal akan keangkuhannya.

Perbincangan Lydia dan Fiona didalam sangatlah membuat Sarah khawatir, sebab tak ada lagi selain mereka di ruangan itu, seolah hanya ranjang dan meja rias saja yang dapat mendengar percakapan mereka. Kekhawatiran Sarah terbuyarkan dengan suara pintu bergagang emas yang mulai terbuka dari dalam

"Baiklah Fiona, jangan sampai melewatkan pertemuan malam nanti. Pastikan kau mengenakan gaun hangatmu" suara Lydia menjauh yang diikuti suara langkahnya yang kian memudar

"Tuan putri tidak apa-apa kan? tidak ada yang terluka? semua baik-baik saja?" Fiona hanya terdiam mendengarkan Sarah yang kini menghujaninya dengan pertanyaan

"Mulailah siapkan 1000 koin emas dan bagikanlah pada penduduk desa sore ini, aku dengar banyak dari mereka yang mulai menjadi pengemis sebab kemarau tahun ini" perintah Fiona pada David, ajudannya yang paling setia itu. 

"Baik tuan putri" balas David sembari membungkukan badannya dan mulai beranjak pergi menjalankan perintah dari tuan putri yang teramat dicintai oleh seluruh kerajaan Annares

***

Purnama, sebutan itulah yang mereka pakai untuk bulan malam ini. Kemerincing aduan gelas kian terdengar makin menjadi-jadi, persiapan megah demi menyambut kedatangan keluarga kerajaanpun sudah selesai. Dan Fiona kini terlihat menawan dengan terbalutkannya gaun merah muda dan sepatu kaca yang serasi, perjalanannya menuju altar terhentikan dengan suara gauh dibalik pohon besar ditaman sebelah altar itu.

Fiona mencoba mendekati asal suara itu, kegaduhannya makin jelas terdengar ditelinga Fiona layaknya suara pedang yang beradu tajam. Penasarannya kian menggunung, sekarang jarak pewaris tahta itu hampir 3 meter saja dari  asal suara, namun sekarang yang putri Ainsley itu rasakan hanyalah terangkat seperti ada seseorang yang menggendong tubuhnya dan menutup rapat mulutnya hingga tak dapat meneriakkan sepatah kata pun.

"sstttt, jangan berisik atau kau akan mati dengan gaun indahmu ini" bisikan pemuda itu membuat Fiona terkejut-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AinsleyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang