Chapter 3

796 153 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

'appa! Appa!!'

'appa'

Taehyung melihat Jungkook berjalan kearahnya sambil menggandeng anak laki-laki dan tersenyum kearahnya dan memanggilnya berkali-kali dengan sebutan appa.

'appa! Aku disini! Ayo kesini' Taehyung sudah akan berjalan kearahnya, namun tiba-tiba ia terbangun karena alarm handphonenya sendiri, itu semua hanya mimpi, ia duduk ditempat tidur dan mengusap wajah tampannya. Ia termenung mengingat mimpinya barusan, entahlah perasaannya mengatakan ada sesuatu yang terjadi, tiba-tiba ia melihat jam dan ingat bahwa hari ini adalah ujian kelulusannya
"Sial! Aku bisa terlambat"

.
.

/Skip/ 10.30 Am

Jungkook duduk dibawah pohon halaman sekolahnya yang teduh, ia suka angin yang menerpa wajahnya, yah ia baru saja menyelesaikan soal ujian pertama dengan mudah, toh ia sudah belajar dengan giat selama ini dan tak menghianati hasil, ia mengelus perutnya, ia tersenyum mengingat ada bayi yang sedang bertumbuh didalam sana walau usianya masih dua bulan lebih
"Kookie ?" Panggil Taehyung yang juga sudah keluar dari ruang ujian
"Ya ?" Panik jungkook menurunkan tangannya dari perutnya itu
"Kau sedang apa ?"
"Ya hanya duduk disini, sangat sejuk" jawab Jungkook, ia melihat kini duduk disebelahnya
"Kuk, aku ingin bertanya sekali lagi, maaf bila ini membuatmu tak nyaman" ucap Taehyung serius
"Apa ?"
"Tak ada yang terjadi padamu kan setelah malam itu ?" Tanya Taehyung, Jungkook menatapnya, ia tentu tak bodoh arah pembicaraan Taehyung
"Apapun itu, katakan padaku" lanjut Taehyung lagi.

"Tae!" Belum sempat Jungkook menjawab, Ren datang sambil menariknya agar berdiri
"Ren ?"
"Ih, kau kok bisa disini ? Ayo kita pergi ketempat lain" tarik Ren paksa, membuat Taehyung pasrah, sedangkan Jungkook hanya menghela nafas, mana mungkin ia tega merusak hubungan manis Taehyung dan Ren, lagian mereka sudah lama berpacaran.

.
.

Malam ini Jungkook berbaring dikamarnya, tangan kanannya ia letakkan diatas perut, ia sulit tidur walaupun ia sudah belajar untuk pelajaran ujian besok, ia kini bingung akan masa depannya yang jelas tak akan mudah ia lalui, ia sudah merencanakan didalam otaknya langkah demi langkah kemungkinan yang akan ia lalukan demi masa depan anaknya, anak seusianya kadang sibuk memikirkan universitas mana yang bagus untuk melanjutkan study, sedangkan dia sudah harus berfikir tentang hidup seorang bayi yang kini ada diperutnya.

.

Dilain tempat, Taehyung yang sulit tidur hanya berbaring sambil bolak balik diatas tempat tidur, ia sudah tak ingat entah sejak kapan perasaannya sudah tak sama lagi terhadap Ren, mungkin itu hanya perasaan membara dulunya yang sekarang sudah padam, atau hanya perasaan kagum dan ambisi saja menjadikan Ren sisiswa populer sebagai, kekasihnya. Yah, hanya untuk pamer bahwa ia mampu mendapatkannya. Tapi, saat ini ia merasa jaraknya dan Jungkook tak sedekat dulu lagi, ia merindukan saat-saat dimana ia dan Jungkook selalu bersama, pergi bersama, nongkrong bersama, bahkan dimana ada dia disitu pasti ada Jungkook. Walaupun ia masih bersamanya sekarang, namun begitu cangung, Jungkook mulai menjaga jarak padanya saat ia menjalin hubungan dengan Ren.

Ketika malam itu ia memeluk dan mencium Jungkook, jantungnya berdegup kencang, mungkin perasaannya pada sang sahabat kini sudah berubah dimana mereka makin bertumbuh dewasa. Harusnya ia sudah pahami mana ambisi hanya untuk pamer dan mana yang ia cintai sungguhan. Tapi, bagaimana bila Jungkook makin menjaga jarak untuknya bila ia mengatakan yang sebenarnya ia rasakan. Bayang-bayang Jungkook tak henti-hentinya berputar dipikirannya itu, senyumannya, suaranya, tawanya, bahkan ekspresi saat namja imut itu sedang ngambek padanya yang begitu mengemaskan.

.
.

'saat sipenakut dan sipengecut saling jatuh cinta, maka mereka akan terlalu naif untuk bertindak, satunya terlalu takut mengungkapkan, sedangkan yang satu terlalu pengecut untuk kehilangan '

.
.
.

Setelah ujian kelulusan, Jungkook mengunakan waktu tersisah untuk makin giat bekerja dicaffe coffe, bahkan ia sudah mengambil jam dari pagi hingga sore, karena ia sudah tak kesekolah lagi, hanya tinggal menunggu pengumuman yang akan diumumkan Minggu depan, ia bekerja mengumpulkan uang demi bayinya yang akan lahir nanti, ia tak akan merepotkan ibunya yang sudah kesulitan ekonomi hanya karena ulahnya sendiri, walau terkadang ia sangat kelelahan atau mual tapi ia tetap semangat melakukannya
"Ren ? Kenapa harus kencan disini ?" Tanya Taehyung tak suka saat Ren memaksanya untuk kencan dicaffe dimana Jungkook bekerja
"Memangnya kenapa ? Karena ada Jungkook disini ? Euuh dia hanya pelayan" hina Ren membuat Taehyung jengah padanya, Taehyung sudah akan berdiri akan pergi karena sangat muak, tapi langkahnya terhenti melihat Jungkook berjalan membawa nampan berisi pesan Ren kearah meja mereka, dengan santai, tak mau membuat Jungkook tersinggung bila ia tiba-tiba pergi, Taehyung duduk kembali dan Ren tersenyum penuh kemenangan.

Jungkook tersenyum, seperti biasa ia harus ramah pada setiap pengunjung, Taehyung tak suka ini, ia benci bila cangung seperti ini pada Jungkook yang dulunya mereka begitu dekat
"Sayang ada yang ingin kuberi tau" ucap Ren tersenyum senang pada Taehyung, tak menjawab Taehyung hanya melihatnya sedangkan Jungkook meletakkan pesanan diatas meja mereka, Ren seolah-olah tak menganggap ada jungkook disana
"Aku hamil" ucap Ren, membuat dahi Taehyung mengerut sedangkan Jungkook hampir menumpahkan cake yang akan ia letakkan dimeja, sebenarnya Ren tak tau proses bayi tabung ini berhasil atau tidak, tapi ia harus bergerak cepat agar Taehyung tak akan mencampakkannya. Lagian ia yakin bayi tabung itu akan berhasil padanya, ia hanya perlu menunggu.

"Apa ?!" Syok Taehyung
"Sekarang aku hamil, anakmu Tae" ucap Ren menatap Taehyung serius.

.
.
.

Tbc

BECAUSE, I LOVE YOU (VKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang