Kerajaan Amman

6 0 0
                                    

Tepat satu bulan lalu, hubungan Kerajaan Netanyahu dan Kerajaan Masoud kembali membaik setelah adanya kiriman bantuan dari Kerajaan Masoud. Bulan ini kembali Kerajaan Netanyahu melangsungkan penyerangan lagi kepada Kerajaan Masoud.

Kabar baiknya, sebelum Kerajaan Netanyahu menyerang Kerajaan Masoud, serangan berhasil digagalkan oleh sekelompok prajurit Kerajaan Amman yang sedang berpatroli di perkampungan wilayah mereka yang tepatnya berada dekat dengan perbatasan wilayah barat Kerajaan Masoud.

"Kedatangan kami kemari ingin memberi kabar, Pangeran. Bahwa Kerajaan Netanyahu tadi pagi bersiap menerobos sisi perbatasan barat Kerajaan Masoud untuk menyerang lagi. Alhamdulillah digagalkan oleh sekelompok prajurit Kerajaan Amman yang sedang berpatroli di desa mereka yang tempatnya dekat dengan perbatasan wilayah barat Kerajaan kita." Adu seorang Penjaga perbatasan wilayah barat kepada Pangeran Ahmed.
"Terima kasih banyak telah menyampaikan berita ini, Penjaga. Tolong tingkatkan keamanan wilayah perbatasan agar mereka tidak bisa menembus wilayah kita. Adakah kebutuhan hidup yang kurang untuk berjaga disana, Penjaga?"
"Tidak, Pangeran. Kami merasa cukup. Suplai makanan dan kebutuhan kami yang lancar membuat kami semangat berjaga di perbatasan. Terima kasih banyak, Pangeran. Mohon pamit untuk kembali berjaga."
"Ya. Silakan."

"Kakak, mari segera kita berkunjung ke Kerajaan Amman. Prajurit mereka berhasil menggagalkan pasukan penyerang Kerajaan Netanyahu yang ingin menyerang kerajaan kita tadi pagi." Ajak Pangeran Ahmed kepada Pangeran Baraa.
"Ya. Sekalian kita bawa bingkisan sebagai tanda terima kasih dari kerajaan kita." Pangeran Baraa menyetujui.

Mereka berdua berangkat menuju Kerajaan Amman. Sesampainya disana, Pangeran Baraa melihat seorang wanita cantik yang menutup rapat sekali auratnya sedang duduk di taman istana Kerajaan Amman. Lengkap dengan hijab besar yang menutup tubuhnya, niqab yang menutup wajahnya kecuali kedua matanya, dan sepatu yang menutup seluruh kakinya. Kenapa dia bilang cantik? Dari mata wanita itu saja sudah terlihat sangat indah. Pasti diikuti dengan pribadi dan budi pekertinya. Sudah pasti sangat cantik.

"Kak, kakak yang masuk terlebih dulu ya.. aku agak canggung.." ucap Pangeran Ahmed yang tak didengarkan oleh Pangeran Baraa.

Melihat kakaknya yang sedang melihat ke sisi taman istana, membuat Pangeran Ahmed juga melihat sisi yang sama. Dan diketahuinya, kakaknya sedang melihat seorang wanita.

"Kak, dia cantik, ya." Goda Pangeran Ahmed kepada kakaknya sambil menepuk punggung kakaknya.
"Maa syaa Allah.. eh, astagfirullah.." jawab Pangeran Baraa. Terdengar lucu bukan? Awalnya ia memujinya, kemudian ia beristigfar karena ingat matanya sudah memandang apa yang tidak boleh dipandang, sekalipun hanya kedua mata wanita cantik itu.
"Hei, kakak.. aku tahu ..."
"Tidak.. tidak ada apa-apa. Ayo masuk" potong Pangeran Baraa yang tersirat memberhentikan ucapan adiknya yang pasti akan membuatnya malu.
"Apa yang kamu lihat, baraa.. Kamu harus menundukkan pandanganmu. Jangan biarkan aku lagi, Yaa Allah.. jangan biarkan aku. A'udzubika min hamaazatis-syayatiin, Yaa Rabb.. (aku berlindung dari godaan setan, Yaa Rabb..) " Ucap Pangeran Baraa dalam hati. Ia menyesal.

Di dalam istana Kerajaan Amman

"Kami sangat berterima kasih kepada Kerajaan Amman, prajurit kerajaan Yang Mulia telah menggagalkan pasukan penyerang Kerajaan Netanyahu yang ingin menyerang kerajaan kami. Kami sangat berterima kasih, Raja Amman Yang Mulia." Ucap Pangeran Ahmed kepada Raja Amman.
"Sama-sama, Pangeran. Sudah menjadi kewajiban kami semua sebagai umat muslim untuk membantu sesama muslim yang berada dalam bahaya. Kami juga ingat saat Kerajaan Masoud menolong kami dari pemberontakan yang dilakukan oleh rakyat kami sendiri. Sudah kewajiban kami bersama untuk saling tolong-menolong, bukan?"
"Benar sekali, Yang Mulia. Engkau benar. Begitu juga yang diajarkan Allah dan Rasulullah.. agar kita semua bisa hidup dalam kedamaian dan ketentraman." Ucap Pangeran Baraa membenarkan ucapan Raja Amman.
"Bagaimana kabar ayah kalian sekarang?"
"Alhamdulillah ayah kami dalam keadaan baik.. karena kedua kakak kami tidak ada di istana, kami bekerja sama membantu Ayah dalam mengurus kerajaan, Yang Mulia. Ayah mengurus rakyat bersama para menterinya, sedangkan kami anak-anaknya bertugas mengurus hubungan baik kerajaan kami dengan kerajaan-kerajaan sahabat Ayah kami. Seperti hubungan kerajaan kami, dengan kerajaan Yang Mulia."
"Kerja sama yang bagus, Pangeran. Allah yubaarikum fii kuli haalin, In syaa Allah."
"Allahumma aamiin-aamiin.. terima kasih Yang Mulia." Jawab Pangeran Ahmed.
"Jika begitu, kami mohon pamit Yang Mulia untuk kembali ke kerajaan kami. Terima kasih banyak atas pelayanan mulia dari Yang Mulia. Kami merasa dimuliakan sekali walau sekejap disini. Baraakallahu fiik daaiman, Yang Mulia." Pamit Pangeran Baraa.
"Wa iyyakumaa. Sampaikan salam dari saya untuk Ayah kalian ya. Saya rindu masa-masa muda dulu saat sering berbincang dengan beliau."
"Baik, Yang Mulia. Terima kasih, Assalamu 'alaikum.." Tutup kedua Pangeran, kemudian meninggalkan ruangan Raja Amman.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 11, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Wise PrinceWhere stories live. Discover now