Desir angin sore itu sangat lembut, membelai rambut seorang gadis bernama Ila, panggil saja begitu. Atau jika kalian penasaran, namanya adalah Aquila Verrelia. Orang tua nya yang agak moderen itu mungkin enggan memberikan nama seperti Ananda, Nila atau bahkan Estuti kepada anak mereka.Ila dalam perjalanannya menuju ke tempat tinggalnya tetapi rangkulan di bahunya membuat ia mendongak melihat kearah samping. Disanalah teman masakecilnya terlihat tersenyum menatapnya.
"Nekat banget mau jalan, ayo ke parkiran. Gw anter lo pulang." Kata cowok itu.
Kalian bisa memanggilnya Ehan, atau lengkapnya Reyhan putra Ichigo. Mereka adalah teman masa kecil yang berpisah selama 9 tahun lamanya, tapi takdir mempertemukan mereka dan mereka bertemu lagi saat SMA. Ada rahasia kecil yang Ila sembunyilakan dari Ehan, yaitu fakta bahwa Ila menyukai Ehan lebih dari sekedar teman.
"Dengan senang hati pak ojek. Jangan lupa gratis ya... gw gak bawa uang soalnya...." kata Ila sambil cengengesan.
"Ye.... rugi bandar dong gw." Ehan tertawa ringan menghadapi perkataan Ila.
Ila mengganti arah tujuannya mengikuti Ehan kearah parkiran sekolah dan menunggu Ehan mengeluarkan motornya. Setelah Ehan muncul dari dalam parkiran dan berhenti di dekat Ila, Ila menaiki jok di belakang Ehan dan mereka pun pulang. Ehan mengantarkan dahulu Ila ke rumahnya lalu kembali mengendrai motornya meninggalkan rumah Ila.
Ila masuk kerumahnya dengan penuh semangat, ia melangkah ke ruang kerja ayahnya yang saat itu sedang kosong. di samping meja kerjanya terdapat sebuah rak buku besar. aku tau kalian bisa menebak apa yang Ila temukan kemarin saat sedang mencari buku untuk mengerjakan tugasnya, yap sebuah ruang rahasia.
perpustakaan yang entah milik siapa itu berjejer buku tua dengan sampul kulit dan kertas yang menguning penuh debu, raknya di penuhi sarang laba-laba, ada meja bertempat di samping pintu masuk di atas nya terdapat lentera, Ila yakin ini bukan tempat ayahnya, apa lagi fakta bahwa mereka baru saja indah ke rumah itu.
Ila menyalakan senter Hp nya dan mengambil salah satu buku disana. saat ia menyentuh nya ia merasakan kakraban yang kuat dengan buku-buku itu, 'Apa yang berbeda?' tanyanya pada dirinya, dan ia lebih dikejutkan lagi oleh tulisan aneh yang ada di sana ia dapat membacanya dengan lancar.
----------------------------------------------------------------------------
1. ' gapai yang ingin kau gapai, ketahuilah bahwa dirimu lebih dari yang kamu kira'Aku adalah Rena si anak malang yang tidak sengaja terkena imbas kutukan dari permainan sesat teman sekelasku. Oke, biar ku jelaskan kisah menyebalkan dengan pengorbanan paling konyol yang pernah ada dalam 1022 kasus kehidupanku ini.
FLASHBACK
Aku menyelesaikan permainan alat musikku, di akhiri dengan tawa seluruh orang yang mendengar permainanku. Bagaimana tidak? Aku jamin tidak akan ada yang tau aku memainkan lagu apa yang padahal anak kelas satu sekolah dasar saja bisa memainkannya.
Biarkan aku memperkenalkan diri, perkenalkan aku adalah Rena. Tidak ada kelanjutan dari namaku! Orang tuaku tak sudi memberikan nama belakang mereka padaku, anak yang sangat memalukan mereka dengan segala ketidak mampuannya. Aku tidak malu mengatakannya! Camkan itu. Lagi pula siapa yang butuh nama belakang mereka yang hanya bisa melepaskan tanggung jawab.
Aku adalah anak yang lumpuh dan sakit-sakitan, tidak ada yang bisa ku lakukan dengan benar, itu yang orang lain ucapkan. Bahasa kasarnya itu seperti anak yang tidak berguna. Padahal pada dasarnya semua ini terjadi karena aku tidak punya cukup stamina untuk melakukannya.
Tak bisa berjalan, bernafas saja susah! Kalian benar-benar harus bersyukur atas apa yang kalian miliki sekarang. Karena sebenarnya aku masih bisa melihat dan berfikir.
Aku mulai mendorong kursi roda ku kembali ke bangku. Aku memaksa pergi sekolah karena adikku tidak dan aku tidak mau menjadi bahan makian ibu dan ayahku.
Namanya Raka, manusia jenius yang di sayangi dan di banggakan semua orang. Sedari kecil perbedaan kami sudah tampak sangat jelas, dia bahkan lulusan termuda di universitas terkenal di saat aku masih bersekolah di SMA. Tapi, dia menyayangiku sepenuh hati, bahkan jika ada membandingkan perbedaan kami aku tidak akan mempedulikannya sama sekali.
Hari ini Raka akan pulang cepat, bersama ayah dan ibu. Ya, walaupun aku tidak bisa menyambutnya karena ayah dan ibu bersamanya tapi aku tetap bahagia tanpa tau apa yang akan terjadi nanti.
Aku mulai kembali tenggelam dalam bacaan mengabaikan tatapan cemooh yang diarahkan padaku. Aku sudah biasa biarlah, toh mereka tak merasakan mempunyai tubuh lemah.
Guru pelajaran kesenian pun pamit karena bel sudah berbunyi. Kelas kembali hening, hingga tiba-tiba.
Shuuuut brak!
Kursi rodaku tergerak menabrak dinding kelas.
Ruang kelas itu bergetar dan aku terjatuh dari kursi roda. Tangan dan kaki ku lecet terbentur kursi dan benda lain yang mulai bergerak tidak beraturan.
Boom!
Atap kelas roboh.
_________________________________________
22. 'kamu merasa di hantui masa lalu? hantui balik lah, masa kalah sama pocong, dia cuma lompat lompat loh... tapi menghantui banyak orang.'
Aku tau itu adalah kenangan yang buruk. Di kelas yang sama di tempat aku mati sekarang aku berada duduk sembari menyimak pelajaran. Di kelas itu hanya aku yang selamat. Karena kekuatan yang mereka panggil dengan liangkaran sihir untuk membunuhku tampaknya adalah sihir malapetaka yang mengorbankan nyawa sendiri sebagai balasan atas kutukan yang di berikan apadaku.
Dan yang terjadi padaku kini ataupun nanti adalah AKU TIDAK BISA MATI! Dengan kata lain jiwaku hanya akan berpindah raga dan tidak kembali ke alam baka.
Dan kali ini aku kembali ke dunia di kehidupan pertamaku.
___________________________________Pendek ya....
Ayam sori ges......
Nantikan aja kelanjutannya. Dan maap klo lama
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak yang tersisa dari masa lalu (Michikatsu Tsugikuni x Reader) Slow Up
Fantasy(Name) seorang gadis yang terkena kutukan, jiwanya tidak akan pernah mati ia mengulang hidup dan mengulang kematian. Entah itu penyihir, ahli pedang, kesatria atau apa pun itu pernah ia jalani.Rasa sakit kehilangan orang tersayang itu lah yang membu...