Ini kisahku, kisah kami, kisah adikku yang telah berjuang keras dengan penyakitnya. Namaku kujo Tenn, dan adikku bernama Kujo RIku. Kami bukan anak kandung Kujo Takamasa, adikku adalah anak yang tidak diinginkan oleh orangtua kandung kami.
Awalnya kami bahagia dengan keluarga kecil kami. Meskipun adikku memiliki penyakit asma bawaan lahir, tapi kami tetap sayang padanya.
Tapi suatu hari, keuangan ekonomi kami mulai bermasalah. Tou-san yang dipecat dari tempat kerjanya, dan kaa-san yang hanya seorang ibu rumah tangga. Dan jangan lupakan adikku yang akhir-akhir ini sering kambuh. Kami kesulitan untuk mendapatkan biaya pengobatan adikku.
Hingga satu hari, aku dan adikku, Riku. Kami mendapatkan sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan ekonomi kami. Kami berpendapat bagaimana kalau kita mendirikan tempat karaoke. Dan benar saja, tempat itu sekarang menjadi semakin ramai. Keuangan ekonomi kami mulai membaik.
Namun beberapa tahun kemudian, kami kembali down. Kesehatan Riku juga mulai mengkhawatirkan. Orangtua kami mulai tak sanggup membiayai pengobatan Riku. Orangtua kami menganggap Riku sebagai beban.
Namun, Riku tetap bertahan. Riku tetap menyayangi mereka. Walaupun mereka sudah membuang kami. Ya~ kami telah dibuang oleh orangtua kandung kami. Saat ini umur kami baru 13 tahun. Aku tidak tahu harus berbuat apa.
Hari ini hujan sangat deras. "Riku, apa kau kedinginan?" Khawatirku
Namun adikku menggerakkan kepalanya. Tapi aku tahu, Riku sudah kedinginan. Dan ini tidak bagus untuk kesehatan Riku. Saat ini kami sedang berteduh di sebuah halte bus. Karena sudah malam, tak banyak kendaraan yang lalu lalang.
Kami menunggu sekiranya hingga 1 jam lamanya hingga hujan mereda dan berhenti. Aku memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan, dan mencari tempat kering dan hangat untuk Riku. "Riku, kita lanjutkan perjalanan. Kau masih sanggup?" Tanyaku
"Ayo, a..aku masih sanggup" ucap Riku yang terlihat pucat. Aku takut jika terjadi sesuatu dengan Riku. Aku menawarinya untuk ku gendong, namun Riku tidak mau.
"Tak usah, tenn-nii. Tenn-nii pasti juga sudah lelah" jawab Riku.
Aku pun menurut saja. Kemudian kami berdiri, saat aku hendak melangkahkan kaki, tiba-tiba Riku jatuh terduduk. Aku langsung ikut berjongkok memastikan keadaannya. "Riku!! Kau tak apa? Apa ada yang sakit? Apa kau lelah?" Tanya ku bertubi-tubi
Namun respon yang kudapat dari Riku sedikit aneh. Nafas Riku mulai berantakan, wajahnya semakin pucat, dan Riku seperti sedang kesulitan untuk berbicara. Tak lama kemudian Riku tak sadarkan diri. Aku panik, aku mencoba mencari pertolongan. Tapi tak ada satupun yang lewat.
Hingga beberapa saat kemudian, ada sebuah mobil yang akan lewat. Aku langsung saja berlari untuk menghadang mobil tersebut, tanpa takut akan tertabrak nantinya. Yang terpenting saat ini adalah pertolongan untuk Riku. Itu yang utama.
Ckitt...
Suara decitan ban mobil yang di rem secara mendadak. "Hoi,, kau cari mati hah!!" Bentak orang dari dalam mobil tersebut.
"Kumohon tolong adikku. Kumohon, hiks adikku,, hiks.." rancauan ku. Aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Orang itu pun terdiam dan mencoba untuk melihat apa yang terjadi. Saat orang itu melihat Riku yang tak sadarkan diri langsung orang itu mengangkat nya dan membawanya ke mobilnya.
"Cepat bawa barang kalian. Kita kerumah sakit sekarang. Cepat!" Teriak orang itu. Aku langsung saja berlari dan mengambil barang kami yang tak banyak itu.
Kemudian kami langsung bergegas menuju ke rumah sakit terdekat. Setelah kami sampai, Riku langsung saja dibawa ke UGD. Kami menunggu selama kurang lebih satu jam lamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oyasuminasai, thank you for fighting all this time [End]
Short Storykenapa takdir begitu kejam padamu, wahai adikku. kenapa selalu, selalu dan selalu kamu yang mengalaminya? kenapa bukan aku? kenapa?! terimakasih atas perjuanganmu selama ini, aku bangga padamu, Riku. Oyasuminasai.