Chapter 3

2.5K 363 48
                                    

~~~ Happy Reading ~~~

Setelah mereka berempat menghancurkan kemah Hilicurl.

"Oh iya, sebagai ucapan terima kasihku kepada kalian berdua, aku akan memberikan hadiah kepada kalian," kata Amber.

"Eh? Paimon tidak di kasih hadiah juga? Kenapa hanya (Male name)-kun dan Aether saja? Ini tidak adil!" tanya Paimon yang melayang di samping Aether.

"Ehhh... hadiah ini tak berguna untukmu Paimon! Tapi sebagai gantinya, aku akan mentraktirmu dengan makanan khas Mondstadt! Stickey Honey Roast!"

"Waaahhhh Sticky Honey Roast!
Aku mau! Aether, Aether! Belikan aku-" Aether menghela nafasnya.

"Tidak." singkat, padat dan jelas dari Aether.

"H-hah.. padahal aku ingin sekali memakannya." Paimon melihat ke arah bawah, lalu melihat ke arah (Male name).

'Jangan-jangan dia mau minta sama si (Male name)-kun.' batin Aether yang was-was.

"(Male name)-kun, Aether tak mau membelikanku..." Paimon memasang wajah anak kucing sedih dan hampir mau menumpahkan air mata.

(Male name) tak tega kepada Paimon yang sangat menginginkan makanan itu. Dia memutuskan membelikan makanan tersebut untuk Paimon.

"Iya, nanti aku belikan."

"Eh jangan (Male name)-kun,  biarkan aku saja yang membelikannya untuk Paimon," kata Aether.

"Ugh, baiklah kalau kamu yang mau membelikannya untuk Paimon."

Paimon pun tersenyum bangga, dia menatap Aether dengan tatapan mengejek. Amber lalu membawa Aether, (Male name) dan Paimon menuju ke kota Mondstadt. Di sana mereka akan menemui seseorang. Tetapi setelah mereka sampai di sana, mereka malah dikejutkan dengan kota Mondstadt yang diserang oleh naga yang tadi dilihat oleh Aether, (Male name) dan Paimon saat berada di hutan.

'Astaga, baru juga sampai di kota, malah kedatangan tamu yang tidak di undang.' batin (Male name).

Aether melarang (Male name) untuk tidak ikut mengejar naga tersebut. Dia takut kalau sang calon masa depannya terluka karena serangan dari naga yang telah membuat kekacauan di kota Mondstadt. Sedangkan (Male name) hanya bisa pasrah saja dan melakukan apa yang dikatakan oleh Aether kepadanya.

Timeskip beberapa saat kemudian

Aether akhirnya pulang setelah mengejar naga tersebut. Tapi sayangnya, naganya berhasil meloloskan diri.

"Kamu baik-baik saja kan?" tanya Amber.

Terdengar suara tepukan tangan dan muncul sosok pria tinggi berkulit hitam manis. Pria tersebut juga memakai penutup mata yang menutup matanya sebelah kanan.

"Tidak kusangka, kekuatanmu itu bisa menghadapi seekor naga." pria tersebut memuji Aether, "Tapi apa kedatangan kalian hanyalah sebagai tamu saja...atau membawa badai yang baru?"

(Male name) langsung otomatis saja bersembunyi di belakang tubuh Aether. Karena takut melihat pria asing tersebut yang mirip dengan om-om playboy penyuka loli. Tapi kalau melihat sosok yang tersebut, mengingatkan (Male name) dengan beberapa karakter yang terlalu narsis dari setiap dimensi dunia yang telah dia kunjungi.

"Stormteror...datang menyerang kota Mondstadt." Amber tampak berpikir sejenak, "Kaeya-san, Aether-san, (Male name)-san, kalian datang di waktu yang tepat, kita segera harus-"

"Matte Amber, kamu lupa memperkenalkanku dengan mereka." tatapan mata pria itu terpaku ke arah (Male name).

Kalau dilihat-lihat Kaeya dan (Male name) seperti seekor serigala yang sedang mengintai seekor kelinci. Dengan Kaeya yang menjadi serigalanya sedangkan (Male name) menjadi kelincinya.

"Ah...betul juga, Paimon-san, Aether-san, (Male name)-san, kenalkan ini adalah Kaeya, kapten Cavalry kami." Amber mengenalkan sosok pria tersebut kepada ketiga teman barunya, "Dan mereka adalah petualang yang datang dari jauh, Paimon, Aether juga (Male name)."

'Petualang yang datang dari jauh? Jadi ini saja informasi yang kita ketahui dari mereka? Tapi aku akui kalau pemuda yang menutup kedua matanya dengan kain itu terlihat kawai.' batin Kaeya.

Tiba-tiba saja (Male name) bersin, 'Jangan-jangan ada yang ngomongin tentang aku nih?' ucapnya dalam hati.

Amber menceritakan semua tentang pertemuannya dengan ketiga sosok tersebut.

"Ternyata begitu, selamat datang di Mondstadt. Tapi sepertinya kedatangan kalian kurang tepat waktu." Kaeya tersenyum yang membuat siapapun merasa curiga.

'Hei, apa itu yang namanya sambutan? Tapi kenapa terdengar seperti bukan sambutan namanya?' batin (Male name).

"Aku tahu rasanya terpisah dari keluarga sendiri." dia lalu menatap ke arah (Male name), "Dan tak bisa pulang ke rumah."

(Male name) mencium adanya aroma orang yang terlalu kepo dengan urusan seseorang.

"Aku tidak tahu mengapa kalian mencari dewa Anemo, tapi setiap orang punya rahasia, kan?" ucapnya sambil menyakinkan ketiga orang tersebut.

'Ya, dan kau orang yang kepo dengan rahasia seseorang!' ucap (Male name) dalam hatinya yang merasa kesal.

"Hahaha, tenanglah, aku tidak memaksa kalian untuk menceritakannya." canda Kaeya yang mencoba agar suasana tidak menjadi panas, "Bagaimana pun, sebagai perwakilan dari Knight Of Favonis, aku mengucapkan berterima kasih."

~~~ Bersambung ~~~



To Save the World (Genshin Impact x Male Uchiha Reader) (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang