Brak!
Terdengar pintu gudang tua itu dibuka dengan kasar.
Seorang pria bertubuh putih masuk dengan langkah tergesa sambil sedikit menghetak kakinya.
Beberapa pria lainnya menoleh pada pria berkulit putih, tampan namun rambutnya bergaya jambul menjulang tinggi keatas kepalanya. Jablay Metal aluas Jamet.
"Apaan sih lo Mir! Kaget gue. Kirain kepsek"
"Tau lu. Gue sama Zahran belom selesai nih" Sahut pria lainnya.
Pria berjambul yang bernama Mirza tersebut berdiri diantara kedua temannya, Zahran dan Vion.
"Yee maap. Gueh ada berita pentink nich. Hot news" Ucap Mirza antusias.
Vion mengerutkan wajahnya "Ck! Ntar aja. Ni curut harus gue bikin babak belur dulu" Ucap Vion sembil menjambak rambut seorang pria yang terkulai lemah.
Sekitar satu jam yang lalu Vion dan salah satu sahabatnya, Zahran tengah sibuk menghajar seorang adik kelas yang bahkan mereka berdua juga tidak tahu siapa namanya karena adik kelas itu sedang berseragam olahraga, jadi tidak ada name tag.
Mereka melakukan itu dengan alasan membela kebenaran.
Mirza menggeleng cepat "Tidack. Kalian haruz denger hot news gueh dulu"
"Halah paling kaya kemaren lagi. Kucing lu hamil palsu kan?" Ucap Zahran dengan ekspresi datar.
"Bukan"
"Trus apa? Tanya Zahran.
"Brisik!" Mendengar percakapan kedua temannya itu Vion kehilangan fokusnya untuk menghabisi mangsanya.
"Kan gue bilang ntar. Bajingan ini dikit lagi selesai. Kalian bantu kek" Omel Vion.
"Iya iya"
Mirza mengeluarkan lakban dari saku jaket parasutnya. Segera ia menempelkanya pada mulut pria yang sudah babak belur itu.
Setelah memastikan mulutnya dibekap, Vion dengan sigap meletakkan pria itu diatas kursi. Jari jemarinya dengan ulet mengikat pergelangan tangan pria itu.
Tangan Vion kembali menjambak rambut pria itu hingga kepalanya mendongak keatas "Eh jagoan, buka mata lu"
"Egh" pria itu hanya mampu mengelu kesakitan.
"Sekarang gue tinggalin lu semaleman disini biar lu kapok. Paham!"
Tak ada jawaban lagi dari pria itu. Vion melepas tangannya dan menegakkan badan.
"Oke, sekarang kita cabut"
Tiga sekawan itu pergi dari lokasi gudang tua sekolah mereka, dan tak lupa menutup pintu gudang.
"Eh jamet, lo mau ngomong apa tadi?"
Tanya Zahra membuka pintu mobilnya. Vion juga ikut duduk di kursi depan sebelah Zahran dan Mirza duduk dibelakang.Mirza sedikit berpikir "Ha? Maksudz loe?"
Mobil telah melaju keluar area sekolah.
"Yang hot news tadi. Apa?" Zahran memutar bola matanya, ia tak habis pikir Mirza bisa lupa secepat itu
Mirza menepuk jidatnya "Ooo ea xixixi. Sempe lupa"
"Apa?" Desak Vion. Ia tak tahan lama-lama mendengar kejametan pria berjambul yang ada dibelakangnya itu.
"Kopel fenomenalz sejagad skull, bro Gito Chika rezmi putuz" ucap Mirza.
"HAH?"
"HAH!"Zahran menginjak rem. Kedua matanya dan Vion sama-sama terbuka lebar.
Mobil berhenti dengan paksa dipinggir jalan. Mirza yang duduk di belakang diantara Vion dan Zahran seketika terjungkal kedepan akibat rem Zahran "Auch! Saqit anjweng"
"Lah nyungsep hahaha" Ucap Vion melihat kondisi Mirza. Zahran juga ikut mentertawai Mirza.
"Oi bantuin gueh kejepit!" Pekik mira dari bawah sana. Badannya memang terjepit diantara kursi Vion dan Zahran.
Setelah puas mentertawai Mirza, dua orang itu membantu Mirza untuk dapat kembali ke tempat duduknya.
"Xialan banget gueh tampar loe bertwo ya" Gerutu Mirza.
"Iye maap. Abis lu kaya bekicot mau ngencrot" Jawab Vion asal.
Zahran menoleh kebelakang "Jadi lo dari mana dapat berita Ka Gito sama Chikasayangan Zahran udah putus?"
"Cih Chikasayangan Zahran. Maksa banget lu" ledek Vion.
"Myself yg denger sendiri. Pas gueh ambil lakban in the klaz tadi gax sengaja liat mereka bertwo lagi bertengkar"
"Trus mereka bilang apa?" Tanya Zahran.
"Si Chika minta putuz dan di iyain sama bro Gito"
"Valid. Berarti mereka udah ga pacaran" Senyum lebar terpancar dari wajah tampan Vion.
Zahran memegang dada bidangnya "Dengan segenap jiwa dan raga. Kalo gue bisa dapatin Chikasayangan Zahran, gue janji bakal berenti jadi buaya"
"Eh gak gak. Enak aja lu. Gue yang bakal menangin hati si Tamborin" Sanggah Vion.
"Bacod loe bertwo. Gueh lah yang bakal maju di line terdepanz" kata Mirza.
Ketiga sahabat itu saling menatap tajam satu sama lain.
Tak bisa dipungkiri, sejak pertama masuk sekolah dulu Vion, Mirza dan Zahran sudah sama-sama jatuh hati pada satu wanita yang sama, Yaitu Yessica Tamara yang biasa dipanggil Chika.
"Gue gak akan biarin Yessica jatuh ketangan kalian!" Begitulah kurang lebih arti tatapan tiga sekawan itu.
Vion membuang nafas kasar "Mulai hari ini, kita bertiga bersaing secara sehat buat dapetin hati Yessica Tamara"
"Deal!"
"Oke syapa taqut!"
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Serang Kai
FanfictionIni hanya bacaan biasa. Jangan dibawa serius, yang serius ntar aja di pelaminan xixixixi