3. Percobaan 2 (Mirza)

130 18 2
                                    

Vion dan Mirza sudah satu jam pelajaran menunggu Zahran. Bahkan jam kesenian sudah hampir selesai dan Zahran belum balik ke kelas.

"Si Jahran kok belom balik ya?"

"Tadi sich katanya mw boker. Tapi gax tau dech koq lama" jawab Mirza dengan irama khas jametnya.

"Berakin apaan satu setengah jam? Monas? Menara Eiffel?" Kesal Vion.

"Ngelahirin anaq onta kali. Xixixi"

"Hadehh.. Ada yang gak beres nih"

"Iya nich. Guwe juga mencium aroma aneh"

"Itu bau kentut gue Mir, sorry"

"Anjrit lach. Bau cepirit"

Karena mencemaskan Zahran yang gak balik-balik, Vion dan Mirza memutuskan untuk tidak mencari Zahran.

Ya males aja. Ngapain pake acara dicari-cari segala, mereka bukan tim SAR. Toh, nanti orang yang dicari juga bakal balik sendiri. Begitulah kira-kira kata mereka berdua.

Bel tanda istirahat kedua berbunyi. Begitu pula jam pelajaran kesenian kelas XI IPS 7 sudah selesai.

Duo keong racun keluar kelasnya. Mereka mengarah ke Mesjid. Tapi bukan untuk ikut sholat dzuhur berjamaah. Melainkan untuk cuci mata sejenak.

Astaghfirullah Vi, Mir.

Tapi bukan berarti mereka gak sholat, mereka sholat dzuhurnya pulang sekolah. Disaat mesjid udah sepi.

Memang anak-anak bandel dibidang apapun.

"Mir, tuh si Annisa mau sholat. MasyaAllah adem banget aura nye. Mending lu sama dia aja dah"

"Noh, si Syifa juga cakep, tajir lagi. Loe aja yang sama dia"

"Gak dulu"

"Guwe juga gax dulu"

'Karna gue maunya sama Chika' Batin Vion dan Mirza.

Ada bau aneh datang mendekati Vion dan Mirza. Tapi itu bukan berasal dari sepatu siswa yang bau kaki. Bau nya lain, kayak aroma nano-nano.

"Ra! Jahran!" Vion memanggil Zahran yang jalan sempoyonan.

Zahran duduk nyempil diantara Vion dan Mirza.

"Loe kok bau curut sich"

"Iye, bau banget sumpah"

"Baju gue kena muntah"

"Kok lu muntah? Hamil ya" goda Vion.

"Gak lah bego. Pokoknya ini kena muntah seseorang"

"Makanya kalo pergi sekolah tuh mandi gosok gigi biar orang gak muntah sama lu"

Vion dan Mirza tertawa menertawai Zahran. Orang yang ditertawakan cuma bisa pasrah.

Zahran beranjak dari tempat duduknya. Ia pergi ke tempat berwudhu pria untuk membersihkan bekas muntah Christy tadi.

Selang beberapa menit. Datang Chika dan Christy. Chika menuntun Christy yang sepertinya sedikit pucat.

Christy katanya mau cuci muka aja, gak mau ke UKS. Soalnya UKS bau stella apel. Christy sukanya stella jeruk.

Melihat itu, Vion dan Mirza hendak bertanya Christy kenapa. Tapi sebelum mereka bertanya, siswi lain sudah duluan bertanya.

Samar-samar pendengaran Vion dan Mirza menangkap kalau teman Chika itu baru saja muntah saat jam pelajaran olahraga.

Mungkin Christy kelelahan, kata Chika menyimpulakan.

Mendengar hal itu, Vion dan Mirza gak jadi nyamperin Chika.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tiga Serang KaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang